31. Ketenangan

984 138 112
                                    

Seongwoo terbangun saat mendengar suara gaduh dari luar kamarnya. Perlahan ia bangun dan mengusap matanya. Dengan mata yang sedikit tertutup dan pakaian piyama yang membuat tubuhnya tenggelam, ia berjalan ke luar kamar.

Seongwoo menajamkan pendengarannya untuk mengikuti suara itu dan asalnya dari kamar sang kakak yang berada di sebelahnya. Terlihat Sungjae yang sedang membongkar lemarinya. Entah mencari apa.

"Jae..." panggil Seongwoo pelan sembari menguap

Sungjae berbalik dan tersenyum tipis melihat adiknya. Ia berjalan mendekat ke arah Seongwoo lalu mencium pucuk kepalanya, "Morning sweetheart. Apa aku mengganggu tidurmu?"

"Sebenarnya iya tetapi tidak masalah, sekarang memang waktunya untuk bangun. Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini? Biasanya kalau hari libur kau akan berolahraga."

"Aku sedang mencari cincin tunanganku dengan Sejeong. Seingatku aku menaruhnya di lemari tapi saat ku cari benda itu tidak ada."

"Benda ini maksudmu?" Seongwoo mengangkat tangan kirinya. Di jari tengahnya tersemat sebuah cincin sederhana yang terbuat dari emas putih.

"Kenapa cincin itu bisa ada padamu?"

"Sudah ku duga kau akan lupa. Semalam kau memintaku untuk mencoba cincinmu dan meminta ku menyimpankannya untuk mu."

"Ah benar! Hehe maafkan aku ya by, aku terlalu sibuk mengurusi persiapan pernikahanku hingga aku lupa. Ya sudah ayo kita turun, Mama dan Papa pasti sedang sarapan."


Seongwoo menganggukkan kepala lalu turun ke lantai bawah. Benar saja, Papa In Guk dan Mama Taehee terlihat sedang sarapan bersama sambil bercengkerama. Nilai positif dari keluarga Yook adalah walaupun mereka di kejar kesibukan yang tak manusiawi, mereka pasti akan tetap menyempatkan diri untuk berbincang. Tak ada gawai di meja makan, itu lah peraturan yang selalu di tekankan oleh orang tua mereka.

Mama Taehee tersenyum melihat kedatangan dua anaknya lalu mempersilahkan mereka duduk. Keluarga kecil itu pun menghabiskan waktu sarapan dengan bersama.

Selesai sarapan, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Papa In Guk masuk ke ruangan kerja yang berada di kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang memang sengaja ia bawa dari kantor, Mama Taehee melakukan hobinya yaitu merawat bunga-bunga kesayangannya yang berada di taman belakang rumah.

Sungjae mendekam dikamar untuk mengurus persiapan pernikahannya, sedangkan Seongwoo saat ini ia sudah selesai mandi dan bersiap-siap. Pagi ini, dia dan Woong sudah berjanji untuk membantu Youngmin dan Donghyun untuk mempersiapkan acara pernikahan mereka.

Seongwoo turun ke lantai bawah dan di ruang tengah, sudah ada Daniel yang sedang menunggunya. Kebetulan hari ini Daniel sedang libur kerja jadi ia berinisiatif mengantar kekasihnya dan turut membantu Youngmin dan Donghyun.


"Morning babe." sapa Daniel lalu bangkit dan mencium kening Seongwoo.

"Morning too Niel."

"Aigoo kau harum sekali hari ini." ucap Daniel sembari tersenyum.

Mendengar itu, Seongwoo mencoba mencium aroma tubuhnya, "Benarkah? Aku tidak memakai parfum apapun hari ini."

"Bukan harum parfum tetapi harum minyak telon mu."

"Ah itu, aku sedikit merasa tak enak badan makanya memakai minyak telon. Kau tahu sendiri bahwa aku alergi dengan minyak angin yang lain kan?"

Daniel menempelkan punggung tangannya di dahi Seongwoo, "Badan mu sedikit hangat. Apa tidak sebaiknya kau beristirahat dirumah?"

"Tidak perlu. Aku sudah berjanji pada Youngmin dan Woong, aku tidak enak jika tiba-tiba membatalkannya begitu saja."

Diary - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang