20. Celesta

1K 162 59
                                    

Daniel baru saja tiba di rumahnya. Kurang lebih sudah 5 tahun ia tidak menginjakkan kaki disini. 4 tahun berjuang untuk pendidikan di Inggris dan setahun mengurus perusahaan sang ayah di kota Busan berhasil membuat kerinduannya menggunung. Entah karena jauh dari keluarga atau segala kenangan yang sengaja ia tinggalkan disini.

Dengan senyuman Daniel menarik kopernya masuk kedalam rumah mewah itu. Sesampainya didalam terlihat seorang kepala asisten rumah tangga yang tengah mengecek kebersihan rumah tersebut. Baru saja beliau ingin berteriak bahagia tetapi Daniel sudah terlebih dahulu menaruh jari telunjuk di bibirnya sendiri, pertanda meminta asisten tersebut untuk tetap tenang.

Di letakkannya koper itu di dekat tangga lalu berlalu masuk kedapur. Dari posisinya yang berdiri di ambang pintu, ia bisa melihat wanita yang sangat ia sayangi tengah berkutat didepan kompor dengan mengenakan celemek bermotif bunga.

Perlahan ia berjalan dengan hati-hati ke arah wanita itu. Setelah sampai sempurna di belakang dengan jahilnya itu berteriak.



“Mama !!”

“Astaga Tuhan !” Mama Yejin memegangi dadanya yang berdegup kencang akibat terkejut, untung saja api ia telah mematikan kompor listrik yang ia gunakan

“Hahahaha” Daniel tertawa puas karena berhasil mengagetkan Mama nya

“Dasar anak nakal !” Mama Yejin langsung menjewer telinga Daniel

“Aw aw ampun Ma ampun” Daniel berusaha melepaskan jeweran tersebut

“Kenapa sepagi ini kau sudah sampai ?”

“Papa sendiri yang menyuruhku berangkat sepagi ini” Jawab Daniel sewot karena kesal telinganya di jewer hingga memerah

“Dan kenapa kau tidak memberitahu Mama dan Papa !?”

“Ma, anakmu ini baru pulang. Seharusnya Mama menyambut ku dengan sapaan dan pelukan hangat bukan malah menjewer telinga ku dan mengomeli ku seperti ini” Sungut Daniel

“Siapa suruh kau mengagetkan Mama. Lagipula Kang Daniel kau harus ingat diri. Usia mu sudah 22 tahun dan kau sudah menjadi seorang direktur jadi jangan bersikap seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen”



Daniel tidak mendengarkan ocehan Mama nya. Mulut nya sibuk berkomat-kamit seakan-akan mengikuti ucapan Mamanya. Benar-benar seperti anak kecil.



“Ya ! Kau tidak mendengarkan Mama ya !?”

“Astaga 5 tahun benar-benar sudah membuat Mama berubah. Kemana Mama ku yang lemah lembut itu” Gumam Daniel

“MAMA BISA MENDENGAR MU KANG DANIEL !”





***




Seongwoo menatap keluar jendela ruangannya. Cuaca hari ini begitu cerah tetapi entah kenapa suasana hatinya malah merasakan yang sebaliknya. Terhitung sudah 3 hari setelah ia bermimpi bertemu dengan Daniel dan selama 3 hari itu pula hatinya merasa tidak tenang.

Ia sudah mencoba untuk menyibukkan diri agar tidak memikirkan itu semua tapi rasanya sia-sia. Ia memang bisa melupakan hal itu, namun hanya sesaat. Selebihnya perasaan itu muncul kembali. Perasaan sesak yang dulu sering Seongwoo rasakan, kala ia merasa sedih dan bahagia disaat yang bersamaan.

Tangan kurus itu meraih gelas berisi air putih yang selalu tersedia di meja kerjanya lalu meneguknya sampai habis hanya dalam sekali tenggak. Entah haus atau apa yang jelas Seongwoo butuh sesuatu untuk menjernihkan pikirannya.

Setelahnya ia menundukkan kembali sambil sesekali menepuk pelan dadanya, berharap perasaan aneh itu segera hilang walau ia tahu hal itu tidak berguna sama sekali.




Diary - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang