Sinar mentari pagi yang hangat mulai menguasai seisi ruangan itu, membuat Seongwoo, yang berada di dalamnya, mulai mengerjapkan matanya. Tawa kecil dari seseorang berhasil membuat kedua matanya terbuka lebar.
Sedetik kemudian Seongwoo menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut miliknya, merasa malu dengan seseorang yang kini duduk di pinggiran tempat tidurnya itu.
“Good morning my sunshine.”
“Good morning… Niel.”
Daniel kembali terkekeh saat mendengar sahutan Seongwoo dari balik selimutnya. Gumpalan selimut tebal itu terlihat sangat lucu di mata Daniel. Membayangkan Seongwoo meringkuk didalamnya saja sudah membuat Daniel menahan gemas. Astaga bisa-bisa ia terkena diabetes jika setiap harinya disuguhi pemandangan manis seperti ini.
“Ayo bangun sayang.”
“Aku akan bangun asalkan kau menunggu di luar.”
“Memangnya ada apa jika aku di sini? Toh kita berdua sama-sama memakai baju, tidak ada yang telanjang- aduh!” Seongwoo menendang kecil dari balik selimutnya dan tepat mengenai paha kanannya.
“Aku malu jika kau melihatku saat bangun tidur seperti ini, aku terlihat sangat jelek.” Daniel tak bisa untuk menutupi tawa gemasnya saat mendengar nada bicara Seongwoo yang terkesan merengek.
“Kau cantik kapanpun itu Ongie. Lagi pula, kita ada janji pagi ini bukan?” Seongwoo menyembulkan sedikit wajahnya dari dalam selimut. Hanya bagian rambut hingga matanya saja.
“Janji apa?”
“Hari ini kita sudah berjanji kepada bibi Han bahwa kita akan melakukan fitting baju dan mencari cincin pernikahan di butiknya.”
“Ah aku hampir lupa. Aku akan mandi asalkan kau menunggu di luar, ya ya ya?”
“Mandi sekarang sayang, apa perlu aku yang memandikan-”
“Tidak perlu!” Seongwoo langsung duduk di tempat tidurnya begitu mendengar ancaman Daniel. “Jangan, tidak perlu sama sekali. Aku bi—bisa melakukannya sendiri.”
“Kkkk baiklah kalau begitu. Kau mandilah sekarang, biar aku yang merapikan tempat tidurmu.”
Seongwoo mengangguk patuh lalu masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Daniel langsung merapikan tempat tidur milik kekasihnya. Tak butuh waktu lama bagi Daniel untuk melakukan hal itu. Maka dari itu, sembari menunggu Seongwoo selesai mandi, ia memilih untuk mengeksplor kamar itu.
Kakinya melangkah menuju sebuah rak yang berada di ujung kamar Seongwoo, melihat sebuah figura yang berisikan foto mereka berdua. Mengundang tawa kecil dari bibir tebalnya karena dalam foto itu, terlihat jelas mereka masih sangat canggung.
Kemudian beralih ke figura foto yang lain, yang berisikan foto Seongwoo dengan sahabat-sahabatnya, Sungjae dan juga orang tuanya. Daniel sangat bersyukur. Di masa 'bajiangannya' dulu, Seongwoo di kelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya.
“Niel?” terdengar Seongwoo memanggilnya dari dalam kamar mandi.
“Ya?”
“Uhm… bisa tolong ambilkan jubah mandiku? Aku lupa membawanya.” pinta Seongwoo dengan suara yang sangat kecil, nyaris tak terdengar oleh Daniel.
“Bi—bisa.” Daniel merutuki dirinya sendiri. Kegugupan bisa terdengar jelas dari ucapannya barusan.
“Niel?”
“Y-ya tunggu sebentar.”
Daniel membuka lemari pakaian milik Seongwoo dan mengambil sebuah jubah mandi berwarna biru mudah dari dalam sana. Sial! Jantungnya seakan ingin meledak. Setelah menghela napas beberapa kali barulah Daniel berani melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary - Ongniel [END]
FanfictionCerita antara Seongwoo, Daniel dan buku hariannya. Start : 28 Juni 2019 End : 09 Februari 2020 Bahasa : Baku