32. Bunga

894 136 104
                                    

"Dongie-ah ayo cepat. Kita bisa terlambat nanti."


Youngmin menghela nafas melihat kelakuan suaminya. Iya suami. Mereka telah resmi menjadi sepasang suami-suami (wkwkwk) sejak 2 minggu yang lalu. Saat ini mereka sedang bersiap-siap untuk menghadiri pernikahan Sungjae dan Sejeong.

Lelaki manis itu sudah siap dengan tuxedo putihnya, yang sangat selaras dengan pakaian yang di kenakan suaminya. Tak lama terlihat Donghyun menuruni tangga sembari memasang jam tangannya.



"Maafkan aku ya..." Donghyun mengecup sekilas bibir suaminya. Sekadar informasi, Youngmin tidak suka dipanggil istri.

"Kenapa kau lama sekali sih?"

"Tadi aku lupa dimana aku menyimpan kunci mobil."

"Kebiasaan sekali. Ya sudah ayo cepat kita berangkat."













Sementara di tempat lain, tepatnya di unit apartemen milik Woojin, Woong memandang kekasihnya dengan tatapan sebal. Sedari tadi pria bergingsulnya itu tiada habisnya bercermin. Entah menata rambut atau memeriksa kulit wajahnya.



"Jinjin-ah ayo cepat. Kita bisa terlambat jika kau seperti itu terus."

"Iya sabar. Sebentar lagi."

"Ish!"


Woong mengehentakkan kakinya lalu berjalan keluar dari kamar Woojin, membuat sang empunya terkejut dan panik. Bagaimana tidak, Woong itu kalau marah sangat seram bahkan Woong bisa saja tak jadi menghadiri pernikahan sahabatnya jika sudah sangat emosi.

Woojin meletakkan sisir yang sedari tadi ia genggam. Mengambil kunci mobilnya dengan secepat kilat, menyemprotkan parfum di beberapa titik di tubuhnya lalu berlari keluar mengejar kekasih manjanya.

Terlihat Woong yang sedang duduk di sofa sembari memakan buat apel dengan ganasnya. Woojin menelan ludahnya sebelum berjalan mendekati Woong.


"Apa!?"

"Eh? Hehe maafkan aku sayang, aku uhm- terlalu lama ya?" Woojin menatap Woong dengan was-was. Berharap suasana hatinya tidak memburuk.

"Jika sudah tahu mengapa masih bertanya!"


Si pria bergingsul menutup kedua matanya. Mencoba memaklumi teriakan Woong yang bisa membuat telinga nya berdengung.


"Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?"

"Tidak usah! Aku sudah terlanjur emosi!" sudah Woojin duga.

"Bagaimana dengan Youngmin, terutama Seongwoo? Dia pasti sedih jika kau tidak jadi datang."

Berhasil!


"Ya sudah kalau begitu. Ayo cepat!"

"Sayang-"

"Apa lagi sih!?"

"Uhm itu arah ke dapur, pintu keluar ada di sebelah sana." Woojin menunjuk pintu keluar dengan hati-hati, takut Woong semakin marah.

"Ish!" buru-buru Woong berjalan melewati Woojin lalu keluar dari sana, meninggalkan Woojin yang tertawa karena sikap kekasihnya yang menggemaskan.


***



"Sayang?"

"Aku disini Daniel."


Daniel tersenyum mendapati kekasihnya yang sedang merapikan buket bunga yang akan di bawa oleh Sejeong di pernikahannya yang akan berlangsung beberapa jam lagi. Kekasihnya terlihat sangat menawan malam ini. Dengan balutan kemeja berwarna hitam dengan dan dasi kupu-kupu. Berbeda dari biasanya, kali ini rambutnya di tata ke atas, membuat dahi mulusnya terpampang. Namun, keimutan dari kekasihnya tidak sirna begitu saja.


Diary - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang