3. Kehilangan

1.5K 258 26
                                    

Terkadang ada manusia berhati baik yang sering dijuluki sebagai Malaikat Penolong dan sebagian manusia mengakui hal itu. 'Malaikat Penolong' selalu ada saat seseorang butuh pertolongan atau yang hanya sekedar membutuhkan sandaran. Bahkan terkadang mereka mengambil peran besar didalam kehidupan seseorang yang telah berjasa menarik mereka dari jurang keputusasaan.

Sama halnya dengan Seongwoo, jikalau ada sesuatu didalam hidupnya yang sangat disyukuri nya, hal itu adalah kehadiran Yook Sungjae si Malaikat Penolongnya. Ah mungkin ini hal kedua yang disyukuri nya karena hal pertama sudah pasti pertemuannya dengan seseorang yang sangat dicintainya.

Semenjak kehadiran Sungjae dihidupnya Seongwoo tak lagi merasa sendiri. Ia jadi memiliki sandaran dan tempat berbagi keluh kesahnya. Ia mempunyai tempat yang ia tuju saat dirinya merasa lelah dengan keadaannya. Ia mempunyai penenang saat diliputi rasa takut karena tatapan orang-orang pada dirinya.

Disekolah pun ia tak pernah lagi menjadi korban bully karena Sungjae selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Walaupun Kang Daniel dan teman-temannya masih sering mengganggu Seongwoo namun sekali lagi ada Sungjae yang berdiri disampingnya yang selalu siap untuk menolong serta menjaganya.

Tetapi sepertinya Tuhan masih mengijinkan dirinya untuk dicobai. Malaikat Penjaga sekaligus Malaikat Penolong nya harus pergi meninggalkannya sendirian. Sungjae dan keluarganya harus pindah ke luar kota karena urusan perusahaan Ayahnya. Awalnya Sungjae ingin mengajak Seongwoo untuk ikut bersamanya namun Seongwoo menolak karena tak ingin untuk merepotkan Sungjae.

Sungjae memang mempunyai keluarga yang kaya namun ia beserta keluarganya tidak pernah sekalipun memandang orang dari status sosialnya. Mereka sangat rendah hati bahkan sebisa mungkin tidak membawa jubah kebesaran mereka dalam kehidupan bersosial.

Orang tua Sungjae sangat baik kepada Seongwoo bahkan mereka juga sudah mendengar sendiri penuturan Seongwoo tentang kisah hidupnya. Mereka sangat menyayangi Seongwoo seperti anak mereka sendiri. Namun sekali lagi Seongwoo tidak bisa terus-menerus membebankan mereka.

Ia harus bisa menghadapi masalahnya sendiri, ia harus bisa melawan dunia dengan semua kemampuan yang ia miliki. Jika pada akhirnya ia menyerah setidaknya ia masih bisa berbangga diri karena sudah berusaha dengan segenap kekuatan yang ia miliki.

Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah tanpa Sungjae. Rasanya sangat sepi karena selama hampir 2 bulan ini Sungjae lah yang selalu menemaninya. Tapi tak apa Seongwoo harus bisa belajar mengandalkan dirinya sendiri.

Crack !

Bau amis dan busuk langsung tercium oleh indera penciumannya. Perlahan ia rasakan sesuatu yang cair yang mengalir dari atas kepalanya dan teksturnya sangat lengket.

"Selamat datang di dunia mu yang seharusnya Ong Gay, tanpa Yook Sungjae si Malaikat sok Penolong mu itu" Ucap Daniel yang menjadi pelaku pelemparan telur itu

"Da--Daniel ..." Lirihnya

"Hey beraninya mulut kotormu itu memanggil nama Daniel. Bertatap mata dengannya saja kau tidak pantas !" Hardik Hyunbin teman satu geng Daniel

"Maafkan a--aku" Cicitnya dengan kepala tertunduk

"Sepertinya hari ini kau tak bisa mengikuti kegiatan belajar dengan kondisi menjijikkan seperti itu. Wah sayang sekali ya " Celetuk seseorang bergigi gingsul dengan name tag Woojin

"Pergilah gay ! Kami tidak tahan dengan baumu itu !" Teriak salah satu perempuan teman sekelasnya yang sedari tadi menutup hidungnya dengan telapak tangan

Seongwoo memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya. Hal pertama yang ia lihat adalah pandangan jijik dan merendahkan dari semua orang yang ada disitu seakan-akan dirinya adalah manusia penuh dosa yang memang pantas dijauhi.

Diary - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang