26. Kencan

1.1K 142 160
                                    

Setelah pertemuan yang cukup canggung tadi akhirnya saat ini Seongwoo dan Daniel sedang dalam perjalanan pulang kerumah Seongwoo. Meskipun tadi Seongwoo merasa sedikit gugup namun pada akhirnya dia bisa membiasakan diri berada di dalam ruang lingkup keluarga Kang.

Namun tidak dengan saat ini. Setelah mengetahui kebohongan Daniel kepada orang tuanya entah mengapa Seongwoo merasa ada kecanggungan yang tercipta di antara mereka.

Seongwoo yang terlalu gugup untuk bertanya dan Daniel yang terlalu malu untuk bersuara. Padahal sepanjang perjalanan Daniel sengaja memutar musik untuk memecah keheningan namun rasanya sia-sia.

Baiklah tidak ada cara lain lagi selain,

"Ongie ?"

"Ya ?"

"Maafkan aku. Aku sudah berbohong tentang kita kepada Mama dan Papa"

Seongwoo sedikit terkejut mendengar Daniel berbicara seperti itu. Mengetahui kesalahannya dan meminta maaf secara langsung. Daniel memang telah banyak berubah, pikirnya.

"Tidak masalah. Aku hanya sedikit penasaran saja"

"Tentang ?"

"Alasanmu. Alasan mu mengatakan hal seperti itu kepada Bibi dan Paman"

"Ah itu aku ... aku" Daniel menggaruk tengkuknya tanda ia merasa canggung

"Tidak apa-apa jika kau belum bisa memberitahu ku. Anggap saja tadi itu tidak pernah terjadi"

Seongwoo tersenyum sekilas kepada Daniel lalu memandang keluar jendela mobil. Sejujurnya ia tahu alasan Daniel melakukan itu semua. Hanya saja ia belum siap untuk membicarakan hal itu. Hal yang selalu ia hindari.

"Ongie-ya ?"

"Ya ?"

"Apa besok malam kau ada acara ?"

Seongwoo nampak mengingat-ingat sejenak, "Ku rasa tidak ada"

"Kalau begitu ... Maukah kau berkencan dengan ku ?"

Selama beberapa detik Seongwoo hanya terdiam sambil mengerjapkan matanya secara cepat. Berusaha mengumpulkan kesadaran dan akal sehatnya. Apa dia baru saja bermimpi ? Atau mungkinkah pendengarannya telah bermasalah ?

Seongwoo lantas menutup matanya sembari menggelengkan kepalanya cepat. Tak lupa ia menjentikkan jarinya di salah satu telinganya, memastikan bahwa pendengarannya masih berfungsi dengan baik.

"Ada apa Ongie ? Mengapa kau seperti itu ?"

"Ah tidak. Aku tadi berkhayal sesuatu yang aneh" Seongwoo tersenyum kikuk kepada Daniel, membuat Daniel terkekeh pelan

"Tidak Ongie. Kau tidak sedang berkhayal apalagi salah mendengar. Aku tadi memang mengajakmu berkencan. Atau kau merasa berkencan dengan ku adalah sesuatu yang aneh ?"

"Tidak ! Tidak sama sekali !" Jawabnya cepat

Daniel tersenyum puas, "Itu berarti kau bersedia berkencan dengan ku kan ?"

Sial Seongwoo terjebak. Di situasi seperti ini Seongwoo tidak ada jawaban lain selain mengatakan,

"Iya"



***



Seongwoo baru saja selesai membasuh diri dan berganti pakaian mengenakan piyama. Sejenak ia membaringkan dirinya sembari memeluk boneka Ongie. Kedua matanya terpaku menatap langit-langit kamar. Pikirannya kembali tertuju kepada ajakan kencan Daniel.

"Ongie-ya, Daniel tadi mengajak ku berkencan. Apa yang harus aku lakukan ?"

"Sebenarnya aku sangat malu untuk mengiyakan ajakannya tetapi entah mengapa hatiku juga berat untuk mengatakan tidak. Menurut mu apa arti dari semua ini ?"

Diary - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang