" Ra.. Alya kecelakaan " Teriak seorang temannya.
" Dimana? " Rara mulai panik.
" Parkiran! Ayo cepet kesono! "
Tanpa pikir panjang Rara segera berlari ke arah parkiran. Disana terlihat kerumunan orang yang berkumpul. Rara menyibak satu persatu kerumunan itu. Dilihatnya sesosok yang tergeletak di lantai ditutupi sebuah kain berwarna merah. Perlahan Rara membuka kain itu.
" Aaahhhh...!!! " Teriaknya. Sosok itu bukan alya tapi Rio.
Rara menggoyang-goyangkan tubuh Rio " Rio! Rio! Bangun! " Jerit nya.
Rio membuka matanya lalu duduk. Didadanya tertempel kertas yang bertuliskan " Maukah kau menjadi pacarku? "
Rara menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Terdengar riuh sorak sorai dan tepuk tangan dari kerumunan itu.
" Sekali lagi aku tanya, mau gak jadi pacarku? "
Kali ini Rara reflek mengangguk. Disambut dengan tepuk tangan dan ucapan " Yey" Dari orang-orang yang berkerumun disana.
Memang itu yg di tunggu rara. Sebuah kepastian dan pengakuan. Rara pun tak punya alasan untuk menolak Rio karna Rara memang menyukainya. Hanya saja, Rara tetaplah seorang wanita. Ia terlalu malu untuk mengakuinya lebih dulu.
Rara pulang kerumah dengan hati yang gembira. Hari ini adalah hari bersejarah untuknya. Hari jadiannya dengan Rio.
" Rara, sini sebentar! Papa mau bicara " Panggil salim.
Rara menghentikan langkah nya lalu duduk di samping ayahnya. " Ada apa pa..? " Tanyanya.
" Papa dan mama udah tua, pengen cepet-cepet liat Rara bahagia. Papa pengen Rara menikah biar ada yang jaga Rara " Ucap salim.
Deg! Antara kaget dan bingung Rara memandang wajah ayahnya. Rara merasa Tuhan begitu baik padanya. Baru aja jadian, udah di tawarin nikah.
" Baik pa.. Tapi apa tidak terlalu ter buru-buru? Kita juga harus memastikan dia siap atau tidak kan " Sahut Rara malu-malu.
" Papa sudah melihat dari segala aspek, papa rasa dia terbaik buat Rara dan papa yakin dia sudah siap "
" Makasih pa " Rara memeluk tubuh ayahnya.
" Kalau begitu besok papa telepon om Aldo untuk membicarakan tanggal baiknya "
Seketika Rara melepas pelukannya dan tercengang. " Siapa pa? Om Aldo? " Rara memastikan.
" Iya.. Papa mau menikahkan kamu sama Rangga, anaknya om Aldo "
Tiba-tiba Rara serasa di sambar petir mendengarnya " Ini zaman apa pa? Kenapa masih ada perjodohan?. Rara g cinta sama kak Rangga pa. Rara cinta sama Rio " Rara mulai terisak.
" Rio? " Salim dan Yuli saling pandang. " Rio siapa? " Salim memastikan.
" Pacar Rara, temen 1 kelas "
" Rara, apa yang bisa kamu harapkan dari seorang mahasiswa, bisa jadi kuliahnya aja masih ditanggung sama orang tuanya, bagaimana ia bisa menafkahi kamu?
" Rara bisa menikah nanti setelah lulus kuliah pa, qt akan cari pekerjaan dulu "
" Setelah lulus? Dan itu masih 1th lagi. Belum tentu setelah lulus kalian langsung dapat pekerjaan "
" Tapi pa.. "
" Sudahlah Rara.. Ini demi kebaikanmu sendiri, anggaplah kamu menolong papa untuk membalas kebaikan om Aldo"
" Ayah yang hutang budi, Rara yang ditumbalkan " Sungut nya lalu berlari ke kamarnya. Menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Cinta Rara
RomanceSaat Rara merasakan jatuh cinta pertama kalinya, orang tuanya menjodohkannya dengan Rangga, anak teman ayahnya..