23. sedingin udara puncak 2

134 7 0
                                    

Rangga menghampiri Rara dengan sebuah jagung bakar di tangannya. " Nih, jagung bakarnya " Rangga menyodorkan jagung bakar itu pada Rara.

" Wah.. udah mateng ya " dengan senang Rara mengambil jagung bakar itu lalu menggigitnya.

" Kamu di ajak tamasya bareng malah sibuk menyendiri "

" Bukan menyendiri sih kak, tapi aku kan gak bilang sama Rio kalo aku pergi ke puncak. Rio orangnya pencemburu. Dia udah bilang sama aku kalo dia gak bakalan maafin aku kalo sampe aku berkhianat "

" Oh ya? Kamu gak takut? Kan kamu udah mengkhianati Rio "

" Aku gak mengkhianati Rio kak. Kita emang udah nikah, tapi cintaku cuma buat Rio. Lagian kita kan cuma sandiwara. Setelah wisuda, semuanya berakhir. Aku akan mulai hidup baru dengan Rio "

Rangga tersenyum. Bahkan gadis ini benar-benar menganggap pernikahan adalah sebuah lelucon. Rasa nyeri tiba-tiba menyerang hatinya. Membayangkan pernikahan impiannya kandas setelah wisuda.

Rangga memilih pernikahan ini adalah sebagai sarana untuk lebih mengenal dirinya. Bahkan resiko menerima Rara yang masih berhubungan dengan Rio pun diambilnya. Segala kegelisahan dan rasa cemburunya ditahan dalam-dalam demi kenyamanan Rara saat berada di dekatnya.

Rangga adalah pria normal. Sangat normal malah. Ia berusaha menahan diri dari hasratnya. Sesekali muncul di benaknya untuk memiliki Rara seutuhnya. Toh mereka sudah menikah dan pernikahan mereka sah. Tapi kecintaannya takut membuat Rara terluka. Karna memberikan dirinya untuk orang yang tidak di cintainya.

Menyerah! Tentu saja Rangga hampir menyerah saat mengetahui Rara pergi ke taman hiburan bersama Rio. Rangga hampir putus asa menunggunya karna hampir larut malam dan Rara belum juga pulang. Tapi Rangga kembali menguasai hatinya, bukankah itu memang pilihannya? Jadi buat apa dia mengeluh!.

" Kak, kok bengong? "

Suara Rara membuyarkan lamunannya. " enggak, cuma lagi menikmati pemandangan aja. Indah banget ya "

" Kak Rangga gak mau nyari pacar? "

" Apa? Pacar? "

" Iya.. pasti banyak deh yang mau sama kak Rangga. Secara kak Rangga kan ganteng, sukses, baik, pinter masak lagi. Mana ada cewek yang nolak "

" Adalah! Buktinya kamu nolak aku "

" Itu karna aku punya pacar kak "

" Berarti kalo kamu gak punya pacar, kamu mau jadi pacarku? "

" Ya gak gitu juga sih "

" Tuh kan.. aku di tolak "

" Ih.. kak Rangga mah gak bakalan ngerti deh. Makanya sana buru-buru cari pacar! Biar tau bagaimana rasanya jatuh cinta.

Rangga tertawa ngakak. Bahkan ia tahu bagaimana cinta pada pandangan pertama. Hanya dengan melihatnya duduk membaca komik di taman, sudah meruntuhkan hati Rangga hingga ia seperti orang gila. Sejak pertemuan pertama itu, wajah cantik Rara mengisi seluruh isi kepala Rangga. Hingga ego memaksanya ingin memilikinya.

" Ngapain aku nyari pacar kalo aku udah punya istri "

" Tapi istri kak Rangga itu pacar orang lain "

" Akan ku buat putus biar bisa jadi milikku "

Rara terdiam menatap Rangga.  " Maksudnya? " Raut wajah tak senang tampak di wajah cantiknya.

" Hey.. aku cuma becanda kali. Serius amat " Rangga mencubit pipi Rara pelan.

" Hai kalian berdua! Enak-enakan disana ya. Aku di biarin bakar jagung sendirian. Aku sumpahin jadi suami istri beneran nih! " Teriak Alya dengan kesal.

Rara langsung berlari menghampiri Alya disusul Rangga yang berjalan santai ke arahnya. Melanjutkan aktivitas tamasya mereka. Ya.. puncak memang dingin.. sedingin hatimu.

Luka Cinta RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang