Rara kembali melihat jam dinding. Sudah jam 20.00 tapi Rangga belum pulang. Apakah dia lembur? Tapi Rangga selalu membawa pekerjaannya kerumah dan hampir tak pernah lembur di kantor. Kalaupun harus lembur, pasti Rangga mengabarinya.
Pintu apartemen terbuka. Rangga melepas sepatunya. Dilihatnya Rara sedang santai di depan televisi.
" Udah pulang? " Tanya Rangga.
" Udah dari tadi " jawab Rara.
" Udah makan? " Tanya Rangga lagi.
" Belum "
Rangga membuka jasnya dan menggulung lengan kemejanya. Ia berjalan ke dapur. " Aku bikinin yang simple aja ya " ucapnya.
Rara mengangguk tanpa menoleh. Matanya menatap lekat pada televisi. Rangga hanya tersenyum melihatnya. Gadis ini terlalu terobsesi dengan detective conan. Tak hanya komiknya, film kartunnya pun selalu ia tonton.
Sepiring mie goreng udang tersaji di depan Rara. " Kok cuma satu " katanya.
" Aku udah makan bareng Alya tadi "
Rara tercengang. " Sama siapa? " Tanyanya.
" Sama Alya "
" Kok bisa? "
" Ya bisa dong! Kenapa gak bisa "
" Maksudku, Alya udah punya pacar kak. Takut nanti pacarnya salah paham sama kak Rangga "
" Sekarang udah enggak lagi. Alya jomblo sekarang "
" Kok bisa? "
" Ish.. kamu gak punya kata-kata yang lain apa selain kok bisa? "
" Lagian kak Rangga ceritanya gak jelas sih "
" Pas pulang kantor tadi, aku ngeliat Alya lagi nangis di pinggir jalan jadi aku datangin. Ternyata dia putus sama Tino. Tino selingkuh di depan matanya. Tadinya aku mau telepon kamu buat nemenin dia. Pasti dia butuh temen bicara kan? Tapi kata Alya kamu lagi sama Rio. Alya gak mau ganggu kamu. Aku gak enak ninggalin Alya sendirian jadi aku ajak jalan-jalan aja "
" Jadi.. begitu tau Alya putus, kak Rangga langsung ambil kesempatan deketin Alya gitu " kata Rara dengan ekspresi muka judes.
Rangga mengerutkan keningnya " kok ngomongnya gitu? Kamu cemburu? " Ledek Rangga.
" Hah? Cemburu? Jangan ge er deh! Alya kan sahabat aku kak, jangan ambil kesempatan ya dengan putusnya Alya. Alya tuh sayang banget sama Tino. Dia pasti gak akan rela hubungannya kandas gitu aja. Pasti kak Rangga yang ngompor-ngomporin Alya biar putus deh sama Tino " tuduhnya.
" Bukan ngomporin, lebih tepatnya ngasih masukan. Alya kan cantik, dia pantas dapat yang lebih baik dari Tino kan? "
" Maksudnya kak Rangga gitu yang lebih baik dari Tino? "
Rangga menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Gadis ini kenapa sih? Dari tadi nyalahin dia terus. " Aku cuma ngasih semangat aja kok. Alya kan temanmu, berati temanku juga kan? "
" Tau ah ! " Ucapnya lalu masuk ke kamar.
" Hey! Mie nya gak di makan? "
" Gak laper! " Teriaknya dari dalam kamar.
Rangga hanya duduk mematung di depan televisi. Ia masih bertanya-tanya, salahnya apa?.
Didalam kamar Rara mendengus kesal. Rangga kan suaminya, kenapa dia ngasih perhatian ke cewek lain? Dan itu sahabatnya sendiri. Alya juga kenapa tidak telepon dia kalo ada masalah, meskipun sedang bersama Rio ia pasti menyempatkan waktu untuk sekedar menghiburnya. Ia merasa suami dan sahabatnya tiba-tiba berkhianat padanya.
Dipikir-pikir lagi, kenapa dia harus marah? Benar kata Rangga, Alya berhak mendapatkan yang lebih baik. Dan wajar Alya bersimpati pada Rangga. Meskipun Rangga suami Rara tapi Alya tahu persis kalo Rara mencintai Rio. Dan Ranggapun tidak mencintainya. Statusnya hanya sebagai suami pura-pura. Ia tersenyum sinis memikirkan tingkahnya sendiri. Pusing dengan pikirannya yang tak jelas, Rara menarik selimutnya dan memejamkan matanya. Ia memilih untuk cepat-cepat tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Cinta Rara
RomanceSaat Rara merasakan jatuh cinta pertama kalinya, orang tuanya menjodohkannya dengan Rangga, anak teman ayahnya..