21. Tamasya bersama.

140 7 0
                                    

Rara tak kaget melihat pemandangan di depan matanya. Rangga memasak didapur lengkap dengan celemeknya. Sebagai seorang pria sukses, Rangga benar-benar piawai menyempurnakan hidupnya. Tampan, sukses, baik pinter masak. Tapi sayang, gay.

Selidik punya selidik, Rangga tak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun. Padahal banyak wanita baik dari kalangan bisnis maupun keluarga ningrat yang dekat dengan keluarganya. Harusnya ia di jodohkan dengan wanita yang setara dengannya. Tapi kenapa malah ia setuju menikah dengan Rara?

Mungkin satu-satunya alasan memilih Rara adalah agar ke "gay" annya itu tidak diketahui orang. Sebagai imbalannya Rangga mengizinkan Rara tetap berpacaran dengan Rio, dengan begitu Rara tidak akan membocorkan rahasianya.

Hanya dengan melihatnya saja, pikiran Rara melanglang buana tak tentu arah. Tapi biarlah, selama tak mengganggu hubungan Rara dan Rio.

" Kamu udah bangun? " Sapa Rangga.

" Udah.. kak Rangga masak apa? Kok banyak amat "

" Kalo buat sarapan sih cuma nasi goreng seafood. Kalo buat tamasya ada buah-buahan, minum ringan, snack. Makanannya tumis buncis udang, ikan mas, sama sambel. Mantep gak tuh? " Rangga bersemangat.

" Apa? Tamasya? "

" Iya! Hari ini kamu libur kuliah kan..? Aku juga libur kerja.. aku mau ajak kamu ke puncak. Mau gak?"

" Boleh ajak Alya? "

" Boleh dong. Tapi jangan ajak Rio ya. Aku males ngejelasin panjang lebar sama dia "

" Oke! Aku telepon Alya dulu "

Rara berlari kembali lagi ke kamarnya. Mengambil ponsel lalu menelepon Alya. Alyapun setuju dan berencana tiba dalam waktu 30 menit lagi. Rara kembali menghampiri Rangga.

" Gimana?"

" Kata Alya " oke ". Tar dia sampe setengah jam lagi "

" Kamu udah shareloc alamat? "

" Gak usah pake shareloc kak.. siapa yang gak tau alamat apartemen ini ". Secara apartemen Rangga termasuk yang paling mewah di Jakarta.

" Ya udah, kita mau sarapan dulu apa nunggu Alya ni? "

" Kita siap-siap dulu aja kak, tar Alya dateng udah beres deh tinggal sarapan bareng "

Rangga melepas celemek dan kembali ke kamarnya. Mandi lalu berpakaian casual. Ia mematung di depan cermin. Ia tak kalah ganteng dari rio kok. Ia juga mapan dan baik. Tapi kenapa Rara lebih memilih Rio daripada Rangga?

Kata orang cinta itu buta. Mungkin itu yang bikin Rara lebih memilih Rio daripada dia. Tak apalah buta sesaat, semoga nanti Rangga bisa membuat Rara melihat dengan jelas mana yang terbaik untuknya.

Luka Cinta RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang