27. Rara, aku mencintaimu!

159 8 0
                                    

Rara kembali melihat arloji di pergelangan tangannya. Sudah pukul 20.00 malam. Ia galau. Masih ingin bersama Rio, tapi di apartemen ada keluarga besarnya. Biar bagaimanapun ia sekarang berstatus seorang istri. Rasanya akan tampak keterlaluan meninggalkan suaminya yang sedang sakit dirumah.

" Sayang, kamu kenapa? Dari tadi liat jam terus"  tanya Rio.

" Enggak, tadi aku janji sama mama pulang cepet. " Bohong Rara.

" 1 jam lagi gimana? " Tawar Rio.

Sebenarnya Rara juga tak ingin cepat-cepat pulang. Hanya saja keluarga besarnya berkumpul di apartemen dan membuatnya merasa tak enak. " Oke! " Jawabnya.

Rio menggandeng Rara dan memasuki sebuah restoran cepat saji dan memesan makanan.

" Rio, kapan kamu mau mengajak aku bertemu orang tuamu? " Tanya Rara tiba-tiba. Ia tak bisa terus-terusan berada di situasi seperti ini.

" Aku lagi mikirin waktunya sih. Enaknya kapan ya? " Rio tampak sedikit berpikir. Wajah gantengnya itu semakin menawan saat ia sedang serius.

" Nanti kalo udah ketemu waktunya kabari aku ya.. jangan mendadak! "

" Oke! Emang kenapa kalo mendadak? "

" Aku kan butuh persiapan dulu "

Rio tersenyum. " Memang apa yang mau di siapkan sayang? Buat aku kamu itu sempurna. Aku juga yakin orang tuaku pasti nerima kamu kok "

" Paling enggak aku bisa nyiapin kostum. Kamu tau kan semua bajuku isinya cuma kaos sama jeans " ucapnya malu-malu. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 ketika Rara sampai di apartemen. Di ruang tamu ada duo papa yang masih asyik menonton pertandingan bola. Duo mama sibuk ngerumpi di kamar Rara.

Rara membuka pintu kamar dan mendapati Rangga sudah tertidur. Wajar bagi orang yang sedang sakit untuk tidur lebih cepat apalagi ada kandungan obat tidur didalam obatnya.

Rara segera mandi dan berganti pakaian dengan piyamanya. Sebenarnya ia punya baju tidur model gaun. Hanya Rara terlalu takut untuk memakainya apalagi di depan Rangga. Rara bukan takut Rangga akan tergoda melihatnya berpakaian seperti itu, tapi ia justru akan sangat malu kalau ternyata Rangga sama sekali tidak tertarik melihat Rara berpakaian sexy. Ingat Rangga itu gay! Jadi jangan mempermalukan diri sendiri dan bersikap seperti wanita penggoda.

Rara menarik selimutnya dan tidur di sebelah Rangga. Ia tak ragu lagi kini. Karna memang tak akan pernah terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Rarapun tertidur lelap.

Rangga membuka matanya saat merasakan sebuah tangan yang tiba-tiba melingkar di perutnya. Dilihatnya Rara tidur sambil memeluknya. Entah apa mimpi atau nyata. Rangga kembali memejamkan matanya lalu membukanya lagi. Benar! Rara tidur sambil memeluknya.

Debar itu begitu kuat menguasai dadanya. Ia kembali menoleh ke arah gadis itu. Rangga benar-benar pria normal dan sekarang di sampingnya ada seorang gadis yang dengan sukarela memeluknya. God! Apa yang harus ia lakukan?

Tiba-tiba sosok berbaju merah muncul dan membisikkan sesuatu di telinganya. " Udah.. embat aja! Kapan lagi punya kesempatan begini? Toh dia istrimu. Istri sahmu! "

" Rangga, bukankah kau mencintainya? Maka jangan menyakitinya. " Sosok berbaju putih mengingatkan.

Peluh menetes dari dahi Rangga. Jiwa lelakinya tentu setuju dengan sosok berbaju merah. Dia adalah seorang lelaki normal! Tapi melihat gadis yang meringkuk di ketiaknya itu membuatnya luluh.

" Rara, aku mencintaimu! " Ucapnya lalu memejamkan matanya. Berusaha kembali tidur.

Luka Cinta RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang