Luka Cinta Rara

42. Merajut Cinta Baru

" Ikhlas gak nih nemenin aku? " Tanya Clara yang sejak tadi melihat Rio muram.

Rio tersenyum " kalo tau aku gak ikhlas, kenapa masih mau ketemu aku? " Ucapnya sinis.

" Karna aku suka! "

Rio terdiam memandangnya. Anak ini benar-benar berbeda 360 derajat dari Rara. Rara meskipun tomboy tapi sangat pemalu. Tapi Clara, sangat girly tapi benar-benar percaya diri.

" Kok bengong? Tar beneran naksir loh sama aku " Clara berkelakar sambil mencolek hidung mancung Rio.

" Dih.. ge er amat kamu! Ayo buruan belanjanya! Aku pegel nih dari tadi muter-muter di Mall gak ketemu juga yang di cari. Sebenernya kamu pengen apa sih? "

" Pengen kamu ! " Ucap Clara sambil mengerjap-ngerjapkan matanya menggoda Rio.

" Ayo kita makan! Aku laper " Rio segera berjalan ke arah restoran cepat saji.

Clara menggandeng tangan Rio. Rio tidak menolaknya. Sebenarnya ia sudah biasa berinteraksi dengan Clara karna Clara memang teman kecilnya. Sikapnya yang agak dingin hanya agar Clara tak menaruh banyak harapan padanya. Karna sampai detik ini, di hatinya hanya ada Rara.

Dari kejauhan Rara mengamati sosok yang di kenalnya sedang bergandengan tangan dengan mesra. Ia menarik-narik tangan kemeja Rangga.

" Kak, itu Rio bukan sih? " Tanyanya meyakinkan.

Rangga terdiam. Ini sudah kali kedua Rangga melihat Rio bergandengan tangan dengan wanita yang sama. Hanya Rangga terlalu takut jika ucapannya menyakiti Rara. " Aku kurang yakin sih. Kita deketin aja gimana? " Ajak Rangga. Biarlah Rara tahu sendiri kenyataannya. Toh bukan Rangga yang memberitahunya.

" Rio " panggil Rara.

Rio menoleh. Seketika ia terperanjat. Ada Rara dan Rangga di belakangnya. Ia segera melepaskan genggaman tangan Clara.

" Rara " Rio terbata. Semua orang yang melihatnya pasti menyangka kalau Clara itu pacarnya. Rio menarik Rara menjauh dari Clara dan Rangga. " Kamu jangan salah paham ya sayang "

" Siapa dia? " Tanya Rara. Ia berusaha menenangkan dirinya.

" Dia Clara, teman kecilku "

" Oh.. bergandengan tangan? "

" Dia yang mau di jodohkan oleh orang tuaku " Rio menghela nafas. " Tapi aku tetep milih kamu sayang. Aku lakuin ini biar orang tuaku tenang dan gak maksa aku mutusin kamu, kamu harus percaya sama aku ! "

Rara terdiam. Sebenarnya sangat sulit mempercayai omongan Rio. Tapi, Rarapun berbuat begitu padanya. Malahan Rara menikah dengan Rangga, sedangkan Rio baru di jodohkan oleh orang tuanya. Poin terpenting adalah Rio berusaha jujur padanya. " Oke.. aku percaya "

Rio bernafas lega. Ia tersenyum " trima kasih sayang, ayok aku kenalkan sama Clara! " Ajaknya.

Clara sudah menebak kalau Rara adalah pacar Rio. Akan sangat menguntungkan jika Rara cemburu dan minta putus sama Rio. Dia menyusun beberapa strategi untuk membuat Rara cemburu.

" Rara, kenalin ini Clara! " Rio membuka suara.

" Hai Clara, aku Rara " Rara mengulurkan tangannya.

" Hai Rara, aku Clara calon istrinya Rio " Clara menyambut tangan Rara. Tangan mereka saling berjabat, tapi mata mereka  mengerling sinis.

Rio dan Rangga saling melempar pandangan. Tampak terbaca di mata Rio " Rangga, tolong aku mengatasi 2 gadis ini! "

" Nah.. karna kita ketemu, gimana kalo kita makan siang bareng? " Ajak Rangga mencairkan suasana.

" Ayok! " Jawab Rio semangat lalu segera menarik tangan Clara dan berjalan menuju restoran.

Rara mendengus kesal. Ia merasa di abaikan. Rangga mengusap kepalanya dengan lembut.

" Ayoklah.. gak usah marah! Kan ada aku " Rangga menggandeng tangan Rara dan berjalan menyusul Rio dan Clara yang sudah duduk di bangku restoran.

" Mau makan apa? " Tanya Rio

Sebelum Rara menjawab pertanyaan Rio, Clara sudah lebih dulu berteriak " aku mau pizza sama lemon tea sayang " ucap Clara dengan manja.

" Kamu mau apa Ra? " Tanya Rio lagi.

" Kentang goreng sama pepsi aja "

" Kak Rangga? "

" Burger sama cappucino "

" Oke.. aku pesen dulu ya " Rio bergegas pergi memesan makanan.

" Ra.. aku cuma mau ngingetin aja sama kamu, kalo restu orang tua itu doa untuk anaknya. Mau bagaimana kerasnya kamu berusaha, Rio bakalan milih aku. Karna orang tuanya udah milih aku " Clara mengintimidasi.

" Kita liat aja nanti " jawab Rara sambil tersenyum sinis.