20. Rindu Rio

169 7 1
                                    

Rangga ada meeting pagi ini. Ia menelepon pak Min untuk menjemput Rara dan mengantarnya ke kampus. Sebenarnya Rara bisa berangkat sendiri tapi Rangga bersikeras harus di antar pak Min.

Rio sudah menunggu di gerbang kampus. Senyumnya menghiasi bibir tipisnya begitu sosok yang di tunggunya muncul di hadapannya. Ia melambaikan tangan pada Rara. Rara segera berlari ke arahnya.

" Kamu kemana aja sih kemarin? " Tanya Rara dengan manja.

" Hp aku rusak, plus mama aku di rumah sakit jadi 2 hari kemarin aku standby di rumah sakit jagain mama "

" Lain kali kabarin aku ya.. aku sampe gak bisa tidur mikirin kamu terus."

" Iya.. iya.. maaf ya sayang.. nih buat kamu!" Rio memberikan sekotak coklat dan sekuntum bunga mawar merah untuk Rara.

Rara terharu " kamu so sweet banget sih " pujinya sambil mencium wangi mawar yang harum itu.

" Apa sih yang enggak buat kamu. Kamu adalah orang yang paling berharga buat aku. Aku sayang banget sama kamu "

Rara tersipu mendengar ucapan Rio. Pipinya bersemu merah dengan senyum yang dikulum. Ah.. indahnya jatuh cinta.

" Pulang ngampus kita jalan yuk sayang. Aku kangen berat sama kamu. Kalo bukan karna mama sakit kemarin, aku pasti udah buru-buru kabur nemuin kamu "

" Kita mau kemana? "

" Ke taman hiburan aja yuk!"

" Oke.. aku bilang dulu sama kak eh.. mama.. " Rara tersenyum kecut. Hampir keceplosan.

" Kak.. aku gak usah di jemput ya.. aku mau ke taman hiburan sama Rio, mungkin pulang agak malem. Kak Rangga gak usah nungguin aku makan malem ya.. jangan tidur malem-malem, oke! "

Rangga menghela nafas membaca pesan di ponselnya. Wajahnya terlihat suram. Tapi ia hanya bisa diam. Toh ini pilihannya sendiri. Mencintai dalam hati.

" Oke.. hati-hati! Jangan pulang terlalu malam " ia membalas pesan dari Rara.

" Kenapa bos? " Tanya Anton.

" Gak apa-apa " jawabnya murung.

" Kelihatannya bos sedih, pasti gara-gara non Rara ya? "

Rangga mengangguk. Di kantornya hanya Anton yang tau tentang pernikahannya sama Rara.

" Kalo cinta, bilang aja bos. Jangan di pendam sendiri." Kata Anton.

" Aku cuma mau Rara mencintai aku dengan kesadarannya sendiri Ton. Untuk saat ini di hatinya hanya ada Rio, tapi aku yakin suatu saat Rara pasti bisa terima aku dengan tulus "

" Kita para lelaki selalu rasionalis bos, perasaan bakalan kalah sama rasa sakit yang terus-terusan. Saya takut, saat non Rara menyadari ketulusan hati bos, hati bos sendiri udah terlalu sakit dan akhirnya malah menyakiti non Rara juga "

" Aku akan menunggu sampai Rara wisuda Ton, setelah itu aku akan ambil keputusan yang terbaik. Kalo Rara masih gak bisa mencintai aku, aku akan melepasnya. Karna memaksanya tetap denganku juga akan menyakitinya "

Luka Cinta RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang