Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sojung tidak begitu menyukai musim gugur. Dia lebih suka cuaca yang cerah dan udara hangat, bukannya an mendung dan angin dingin yang akan langsung menusuk kulit jika gadis tiga belas tahun itu lupa memakai jaket saat keluar rumah.
Musim gugur juga musim yang melelahkan, karena ibunya akan memaksa Sojung bangun lebih cepat untuk membersihkan halaman rumah yang dipenuhi daun oranye dari guguran pohon sakura di depan rumah. "Jangan mengeluh. Kau hanya bekerja sampai semua daun itu rontok, setelah itu 'kan tidak lagi." kata ibunya sambil memunguti pakaian kotor Sojung dan adiknya di balik pintu kamar.
Di kasurnya, Sojung duduk meringkuk dengan tubuh yang masih terbungkus selimut bergambar karakter kartun kesukaannya. Matanya setengah tertutup karena masih mengantuk, tapi telinganya bekerja dengan baik mendengar ocehan ibunya, sesekali Sojung menggumam sebagai respon.
"Nah, tunggu apa lagi. Ayo bangun dan bersihkan halaman, Kim Sojung."
"Aku sendirian lagi?" tanya Sojung kesal. Meski begitu dia menuruti perkataan ibunya untuk melepas selimut dan beranjak dari kasurnya.
"Terus? Mau minta bantuan Soobin?" Sojung tambah cemberut. Kenapa harus nama bayi kecil berusia satu tahun yang keluar dari mulut ibunya, alih-alih nama Kim Taehyung, saudara kembarnya yang saat ini masih terlelap dengan tenang di sisi lain kasurnya.
"Taehyung, Bu. Dia harus membantuku!" rengek Sojung sambil berusaha menarik selimut Taehyung, tapi upayanya segera digagalkan oleh sang ibu.
"Jangan mengganggunya," kata ibu. "Taehyung sudah capek harus latihan taekwondo, dia juga pergi les dan latihan drama untuk acara perpisahan. Kalau kau 'kan hanya pergi sekolah, lalu pulang dan diam di rumah. Jadi ini adil, 'kan?"
Sojung berdecak, lalu mengempaskan selimut yang sempat ditariknya. Ibunya benar, kegiatan Taehyung lebih banyak, jadi tak seharusnya dia mengganggu sang adik. Tapi tetap saja rasanya tidak adil jika Sojung harus bangun pagi-pagi dan langsung berkutat dengan sampah sendirian.
Belum lagi nanti dia harus mendapat ejekan dari manusia duplikat itu kalau kebetulan Taehyung bangun saat Sojung belum selesai membersihkan halaman. Biasanya anak itu akan meneriaki Sojung dari jendela, "sapu yang bersih Bibi penyapu jalan. Kalau masih kotor, kau tidak akan digaji!" setelah berteriak seperti itu Taehyung akan duduk di jendela sambil memakan roti selainya, jika Sojung meminta Taehyung akan dengan senang hati menolaknya.
Begitu juga jika gadis itu butuh pertolongan untuk mengangkut dedaunan yang sudah terkumpul, Taehyung akan menjawab tanpa beban seperti, "angkut sendiri, Saudariku. 'Kan itu sudah jadi tugasmu." Taehyung benar-benar gambaran nyata saudara kembar yang durhaka.
