Author : Naflriant
Genre : Family
Cast :
🍁 Lee Taeyong (NCT 127)
🍁 Lee Chaeyeon (Izone)Senja datang nampak serasi saat bersanding dengan daun-daun yang gugur penuh keanggunan. Angin membelai kulit seorang gadis yang terdududk di bawah pohon-pohon yang kini menguning sempurna. Musim gugur kembali tiba, kenangan masa lalu kembali teringat dalam pikirannya.
Chaeyeon namanya, memiliki kenangan buruk tak menghalangi dirinya untuk bertahan. Bukan tanpa alasan, gadis itu hanya tak ingin orang-orang tersayangnya ikut merasakan kesedihannya. Kini tangannya mulai mengayunkan kuas di atas permukaan kanvas kecil, tak butuh waktu lama gadis itu sudah menyelesaikannya. Gambar amatiran memang, namun baginya melukis adalah sebuah cara lain untuk mengungkapkan isi hati.
Bayangan gadis kecil dengan seorang pemuda menjadi emphasis dalam lukisannya.
"Aku mencarimu kemana-mana, disini kau rupanya," suara berat yang familiar bagi Chaeyeon, kakak laki-laki yang paling tampan—karena gadis itu hanya memiliki satu kakak laki-laki.
"Maaf, Kak. Aku hanya ingin mencari suasana," pemuda itu tersenyum lantas mengacak rambut adiknya penuh sayang.
Taeyong sudah hafal dengan kebiasaan adik kecil kesayangannya itu. Ah, mungkin sudah tak dapat dikatakan sebagai 'adik kecil' namun adiknya itu sudah beranjak dewasa. Walaupun tingginya tak akan pernah dapat mengalahkan tinggi seorang Taeyong.
Namun gelar 'meranjak dewasa' bukan didasari dengan usia maupun tinggi badan. Bahkan, Taeyong percaya bahwa adiknya itu lebih dewasa dari pada dirinya sendiri. Walaupun penyakit manja dalam gadis itu tak dapat dihilangkan.
"Kak, sampai kapan kau terus berdiri disana?" Taeyong tersadar dari lamunannya, melihat Chaeyon yang sudah melangkah mendahuluinya.
Chaeyeon, gadis sekolah menengah atas dengan sejuta keunikannya untuk menikmati hidup. Lukisan senja itu mengingatkannya pada suatu hal pada masa lalu.
***
Dalam ingatan, 11 tahun lalu.
"Tolong hentikan!" Jerit gadis kecil yang baru saja ingin menghindar dari pukulan sang ayah yang sedang mabuk berat.
Hari-hari keras ini turut mewarnai hidupnya. Sudah menjadi hal biasa jika hampir setiap malam ayahnya itu selalu membuka kamar dengan keadaan mabuk berat seperti ini. Ditambah sebatang kayu, sempurna sudah penderitaan gadis itu. Seorang ayah yang tak pernah mengenal ampun, berjudi sana-sini bermodalkan uang tabungan yang kian menipis.
Ibunya telah pergi entah kemana semenjak ayah gagal dalam bisnisnya. Ayahnya menggila? Tentu saja, bahkan gadis yang masih belum mengerti apapun itu sudah harus menghadapi kegilaan ayahnya.
"Kau hanya menyusahkan! Tak pernah membantu perekonomian keluarga kita!" seru ayahnya.
Tak perah membantu perekonomian keluarga? Lantas dimana ayah saat aku bekerja keras membantu bibi Ai bekerja? batin Chaeyeon kesal.
Saat itu umurnya masih belia yang takut untuk melawan perkataan ayahnya. Hanya dapat membatin kesal, tak berani mengungkapkan walaupun kepada bibi Ai sekalipun. Sekolah Tidak ada lagi dalam kamus kehidupannya. Dari seluruh keluarga ayah hanya bibi Ai yang mengertinya. Memberi penawaran jika gadis itu membantunya dengan baik Chaeyeon akan mendapat upah.
Namun itu semua hanya drama yang diatur dengan sangat baik oleh bibi Ai. Tak ada lagi orang baik yang ia kenal, semua orang hanya memanfaatkan keadaan gadis itu. Dibalik senyum wanita itu, terdapat seringaian yang tak pernah disadari oleh Chaeyeon.
"Kau sama seperti ayahmu, tidak berguna! Bedanya ayahmu telah dibutakan oleh cinta sedangkan kau hanya anak kecil yang menyusahkan!" ujar bibi Ai yang sudah dianggap Chaeyeon seperti ibunya sendiri. Namun anggapannya terpatahkan oleh ucapan bibi Ai barusan.
Ibu menghilang, ayah menggila, bibi Ai tak peduli lagi. Setelah ini apa? pikirnya.
Dihempas oleh kenyataan adalah pengalaman jatuh yang paling indah.
***
Kembali pada musim gugur, senja, dan Taeyong.
Kini gadis itu telah berumur 18 tahun, berarti sudah hampir tujuh tahun Taeyong bersamanya. Saat itu musim gugur tak kalah indah dengan tahun ini, lelaki itu bertemu Chaeyeon di panti asuhan. Seorang gadis yang terlihat sedang berpikir keras di atas ayunan membuat Taeyong berumur 12 tahun memusatkan pandangannya.
Mengangkat Chaeyeon menjadi adik adalah hadiah yang paling mengesankan pada hari ulang tahunnya. Lelaki itu sangat menyayangi adiknya. Bahkan, setiap langkah gadis itu selalu ia perhatikan. Anggap saja Taeyong adalah kakak yang posesif bahkan, berpacaran saja tidak boleh.
Chaeyeon kesal? Sangat. Namun apa daya, Chayeon tetap menurut saja.
Bagi Chaeyeon, Taeyong adalah penyelamatnya dari dunia yang hampir menghabisinya. Tak ada lagi ketakutan yang menyelmutinya, serta terlindung dari orang-orang yang mengikis mentalnya. Taeyong adalah sumber kekuatannya.
"Chaeyeon, terima kasih," ucap Taeyong yang dibalas oleh itu dengan senyuman.
"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu,"
Senja, musim gugur, dan pelukan hangat. Orang tua memang mencintai dan melindungi, namun saudara adalah orang yang paling mengerti titik kelemahanmu. Dihempas kenyataan? Tenang, semua orang selalu pernah mengalami hal seperti itu.
"Ayo pulang, bunda sudah menunggu."
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn
FanficKetika jiwa mengenakan cinta, musim gugur lebih hangat daripada musim panas. ©2019 [September Event]