Main Sendiri

1.4K 265 30
                                    

"Junie-ya~" suara Jinhwan menggema hingga ke dalam ruang tengah tempat Hanbin sedang menghadap laptop mengerjakan salah satu proyek kuliahnya.

"Mana Junie?" Sosok gadis mungil muncul di pintu dengan tangan kanan membawa mangkuk berisi makan siang Junhoe dan tangan kiri memegang cangkir.

"Tidak tahu. Tadi dia keluar," jawab sang ayah tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaannya. Jinhwan menghela napas, meletakkan mangkuk serta cangkir di atas meja lalu berbalik keluar ruangan mencari anak semata wayang.

"Junie-ya~ Junie, ayo makan dulu," seru Jinhwan. "Kalau kau dengar suara Mama, jawab Mama."

Sejenak tak terdengar sahutan. Jinhwan memeriksa pintu beranda yang masih tertutup tanda tidak ada yang membukanya dari dalam. Kemudian wanita tersebut beranjak untuk memeriksa tiap-tiap ruangan di rumah termasuk kamar mandi dan loker-loker penyimpanan di bawah counter dapur.

"Junie-ya!" Jinhwan meninggikan suara, menarik perhatian Hanbin yang masih tekun sedari tadi. Pemuda itu menoleh ke pintu, mulai penasaran.

"Junie!"

"Belum ketemu?" Tanya Hanbin sambil beranjak menuju pintu ruang tengah.

"Belum!" Jinhwan berjalan memasuki kamar yang biasa dipakai Hanbin untuk mencetak foto dan meletakkan peralatan memotretnya. Gadis itu terkesiap.

"Bin-ah!" Hanbin terlonjak dengan seruan istrinya barusan. Dia bergegas menyusul dan ikut tercenung saat melihat sosok kecil anaknya sedang berdiri di tengah-tengah ruangan. Junhoe menyunggingkan senyum polos.

"Mama~" ia memanggil sementara kedua orang tuanya terdiam melihat seisi ruangan yang memang sudah berantakan namun sekarang semakin mirip seperti kapal pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama~" ia memanggil sementara kedua orang tuanya terdiam melihat seisi ruangan yang memang sudah berantakan namun sekarang semakin mirip seperti kapal pecah.

Hanbin menghela napas dalam, bergerak mendahului Jinhwan yang sudah lemas memikirkan akan bagaimana dia beres-beres nanti. Pemuda tinggi meraih buah hatinya ke gendongan, mengambil pembatas kertas yang menempel di rambut kepala bocah itu.

"Salah Papa tidak mengawasimu dan lupa mengunci pintu," gumam Hanbin dibalas senyuman oleh balitanya. "Mamam?" Sang ayah menawari.

"Mamam!" Junhoe menjawab riang.

Usai makan, si bocah kembali bermain ditunggui ayahnya sementara sang ibu membereskan tempat kerja Hanbin.

Usai makan, si bocah kembali bermain ditunggui ayahnya sementara sang ibu membereskan tempat kerja Hanbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa, ini apa? Ini?"

"Foto."

"Oto apa? Oto? Ini?"

"Kau tidak mengantuk? Tidur yuk."

"Antuk? Ani. Papa, ini apa?"

Hanbin menghela napas panjang.
.
.
.

Young Daddy #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang