"Junie-ya, aaak~" ujar Jinhwan sambil menyodorkan sepotong daging ke depan mulut mungil Junhoe yang langsung terbuka lalu mengunyah makanan kesukaannya sambil menggoyangkan badan di pangkuan Hanbin.
"Hati-hati, nanti kau jatuh," tegur sang ayah mengeratkan pegangan pada badan buah hatinya sementara ia juga sibuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Saat ini mereka bertiga sedang menikmati makan di luar atas anjuran Hanbin, dengan alasan sudah lama tidak jajan bareng.
"Kau bawa dompet 'kan?" Untuk ke sekian kali Jinhwan bertanya dengan nada menuduh, masih tak percaya suaminya mau susah-susah mengeluarkan uang hanya buat jajan.
"Bawa! Astaga, kau tidak percayaan sekali padaku." Hanbin berdecak. "Ada uangnya juga. Tenang saja."
"Habisnya kau 'kan selalu menghemat semua pengeluaran." Jinhwan mendengus. "Aneh saja tiba-tiba mengajak makan di luar." Dengan hati-hati gadis itu mengambil butiran nasi dari pinggir mulut Junhoe lalu memakannya.
"Aku hemat kalau seandainya akan ada project atau urusan yang perlu mengeluarkan uang. Bulan ini project-ku sederhana semua dan karena sibuk, pasti Jiwon tidak akan mengajak main. Uangku bisa sedikit terselamatkan," jelas Hanbin. "Ne, Junie-ya?"
"Eum." Junhoe mengangguk tanpa paham yang diucapkan ayahnya, balita itu kembali membuka mulut untuk menerima suapan dari sendok Jinhwan.
"Aak~" Hanbin berucap dari belakang Junhoe. Buah hatinya spontan membuka mulut dan pemuda dua puluh tahun langsung memasukkan selembar daun kubis. Junhoe mengunyah sebentar sayuran mentah tersebut lantas memuntahkannya. Hanbin tertawa.
"Yah!" Jinhwan berseru kesal, mengambil tisu untuk menyeka sekitar bibir Junhoe yang belepotan dan menghentikan jari bocah itu yang masuk ke dalam mulut mengambil sisa-sisa daun terlanjur dikunyah.
"Mama...!" Junhoe hampir menangis. "Hoek..." Nyaris muntah juga karena rasa daun kubis yang tidak familiar di lidah kecilnya.
Jinhwan mengulurkan lengan meraih anaknya dari pangkuan sang ayah yang masih ngakak.
"Makanlah sayuran sesekali. Jangan daging terus. Ini, makan timun saja," ujar Hanbin seraya menyodorkan potongan timun namun ditepis oleh Junhoe yang kemudian memeluk dan menyembunyikan wajah di badan ibunya.
"Ciyooo! Papa ciyoo!" Balita itu kesal namun ayahnya makin tergelak senang.
"Kyeowo~" Hanbin gemas.
"Sudah, jangan pedulikan Papa. Ayo makan lagi sama Mama." Jinhwan membujuk anak semata wayang untuk menghabiskan makan malamnya.
Junhoe melepaskan diri dari sang ibu, hendak membuka mulut menerima suapan nasi namun sekejab balita itu dikejutkan sesuatu.
"Mama..." Junhoe menunjuk baju Jinhwan yang kebetulan berwarna putih dan ternyata nampak kotor kena noda makanan dari mulut si kecil.
"Eh? Gwaencanha. Mama bisa menyucinya nanti," ujar Jinhwan.
"Anni~ oton. Cuni (Kotor gara-gara Junie). Mama, miane..." Bibir Junhoe melengkung ke bawah.
"Tidak apa-apa," Jinhwan tersenyum. "Jangan dipikirkan. Ayo makan lagi," ajaknya.
"Junie mau membersihkan baju Mama pakai tisu?" Hanbin yang melihat rasa bersalah menggantung di wajah anaknya, mengambil selembar tisu yang diterima oleh Junhoe.
"Ticu..." Balita itu mengusapkan tisu ke pakaian Jinhwan tapi tidak dapat menghilangkan noda yang ada. "Mama...hiks..." Junhoe semakin sedih.
"Gwaencanha, Mama bisa membersihkannya nanti. Jangan sedih, cup cup cup~" dengan sayang Jinhwan memeluk buah hatinya yang mulai mendengungkan tangisan.
"Mamaaa, huweee..."
"Cup cup~ bagaimana kau bisa belajar rasa tanggung jawab secepat ini, hm? Darimana kau mempelajarinya? Kenapa kau pintar sekali?" Jinhwan mengecup gemas puncak kepala Junhoe sementara anaknya masih menangis dan Hanbin tersenyum sambil melanjutkan makan.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy #2
FanfictionBinHwan (Hanbin X Jinhwan) BNior (JB/Jaebum X Jinyoung) iKon GOT7 GS Buku lanjutan dari Young Daddy. Masih dengan seluruh kegemasan dan keseruan para ayah muda bersama balita mereka.