Kalau bisa dapat double, kenapa harus single?
Kalau bisa double rusuh, kenapa harus nanggung rusuhnya?
Ini cerita tentang salah satu hari di kehidupan si kembar SongKim.
[Time skip]
Sore yang tenang di apartemen Jinwoo. Youngmin dan Kwangmin sedang berbaring tengkurap di karpet ruang tengah menghadap satu majalah fashion. Sambil membuka-buka halamannya, mereka berdiskusi dan tertawa. Memang menyenangkan kalau punya saudara, ada teman melakukan kegiatan bersama-sama.
"Ini lho, ini. Yang dibahas Jisung tadi," tunjuk Kwangmin pada model rambut keriting yang sedang booming.
"Ah, perm?" timpal Youngmin seketika membuat adiknya menoleh cepat.
"Apa hubungannya?" tanya Kwangmin balik membuat kakak kembarnya mengerutkan kening heran.
"Hubungan apa?" balas Youngmin.
"Aku bahasnya model rambut lho."
"Iya 'kan, ini perm." Youngmin menunjuk halaman majalah yang memperlihatkan rambut keriting. Gantian Kwangmin mengerutkan kening.
"Ih, kau itu kenapa sih? Aku bahasnya model rambut--"
"Iya, ini model rambut--" Mereka mulai berdebat.
"Lalu kenapa kau bilang SPERM? Apa hubungannya coba sama sperma?"
Youngmin terdiam sejenak. "...hah?"
"Iya, daritadi kau bilang sperm-sperm. Padahal aku lagi bahas model rambut." Kwangmin menggerutu sementara saudaranya menghela napas.
"EOMMA!" Tiba-tiba Youngmin berteriak.
"Ne!?" terdengar sahutan dari ruangan lain.
"KWANGMIN BOLOTNYA KUMAT, TELINGANYA PERLU DIBERSIHKAN!"
"Bolot apa sih?" Kwangmin menyahut cepat.
"Siapa yang bilang sperm!?" Youngmin membelalakkan mata yang sudah bulat. "Aku bilang PERM. P-E-R-M. PERM. PERMANENT CURLY!"
Adiknya yang lebih muda beberapa menit nampak diam sejenak memproses penjelasan sang kakak lantas ber-oh paham.
"PERM?" ulang Kwangmin.
"Eoh, PERM!" tegas Youngmin.
"Ada apa? Kalian ribut apa lagi?" sosok sang ibu muncul di pintu, di tangannya ada sebuah keranjang kosong. Dia hendak mengambil jemuran yang sudah kering di balkon.
Youngmin bangkit dari rebahan di karpet dan mengambil keranjang yang dipegang Jinwoo diikuti oleh Kwangmin. Mereka menuju balkon untuk mengangkat jemuran yang telah kering. Jinwoo hanya tersenyum melihat.
"Model rambut perm sedang populer di sekolah. Kalau di salon, perm begitu harganya berapa Eomma?" tanya Youngmin dari balkon.
"Tergantung obatnya," jawab Jinwoo. "Semakin bagus obatnya, semakin mahal."
"Obatnya berbeda?" tanya Kwangmin heran dijawab anggukan oleh sang ibu.
"Obat yang bagus biasanya tidak terasa gatal di kulit kepala dan tidak membuat rambut kering jadi perawatannya mudah. Kalian mau perm?"
"Pengen coba." Youngmin dan Kwangmin menjawab kompak. Twins' thing.
"Eomma tidak yakin kalian cocok dengan perm," ujar Jinwoo sambil menatap bergantian kedua anak kembarnya. Youngmin dan Kwangmin saling pandang.
"Kenapa?" mereka bertanya lagi bersamaan.
"Rambut kalian tebal, kalau di-perm nanti akan semakin mengembang dan kepalamu bisa terlihat besar."
"Dipakaikan topi dong." Kwangmin mengambil satu celana dalam dan mengenakannya di kepala layaknya beanie. Youngmin tergelak melihat tingkah adiknya.
"Sempak siapa itu?"
"Punyamu," jawab Kwangmin.
"Aniya, aku tidak punya yang seperti ini. Punya Appa bukan sih?" Youngmin memeriksa celana dalam di kepala saudaranya.
"Ah, jinjja?" Kwangmin segera melepas panty dan ikut memeriksa. "Oh iya, punya Appa." Lalu kedua kembar tersebut ngakak bersama.
.
.
"APPAAA!" Seru Kwangmin ketika malamnya melihat sang ayah baru pulang dari kantor."Hm?" Jawab Mino singkat.
"Minta uang. Mau perm rambut," ujar anak kembar bungsu.
"Hah?" wajah Mino nampak kaget. "Mau apa?"
"Perm rambut," ulang Kwangmin.
"Apa itu? Perawatan rambut model baru?"
"Sedang booming sih."
"Tidak. Jangan aneh-aneh." Mino menolak tegas.
"Aaa~ Appaaa~" Kwangmin merengek.
"Teman sekolah banyak yang sudah melakukannya. Kami mau coba," Youngmin membantu sang adik.
"Tidak. Tidak usah ikut-ikutan," tolak Mino. "Aneh-aneh saja. Sperm-sperm apaan. Kenapa bisa sperma dibuat perawatan rambut?" pria tersebut mengomel sementara kedua kembarnya menepuk jidat bersamaan.
"Appa, bukan sperm! PERM. P-E-R-M. PERM. PERMANENT CURLY!" Kwangmin meniru kalimat kakaknya tadi.
"Perm?" Mino mengulang.
"Ne, PERM!"
"Apa itu?" sang ayah masih belum paham.
"Model rambut yang keriting itu lho." Kwangmin mencoba menjelaskan sementara Youngmin beranjak untuk mengambil majalah fashion dan menunjukkannya pada Mino. Ayahnya melihat sebentar dan langsung mengerutkan kening.
"Kalian tidak cocok model rambut begini," ujar pria bermata sipit, jauh beda dengan mata lebar kedua anaknya yang menuruni gen sang ibu.
"Cucok~" Youngmin dan Kwangmin merajuk bersamaan.
"Rambut kalian tebal, kalau dikeriting nanti tambah mengembang seperti brokoli." Alasan Mino sama seperti Jinwoo. Namun si kembar tetap tidak mau menyerah.
"Mau coba begini, Appa. Please~ please~ please~"
Mino menghela napas panjang, memandang kedua anaknya yang merengek bersamaan. Berisik sekali.
.
.
.
Gak nemu foto mereka yang keriting pas udah gede. Adanya pas masih cimit-cimit
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy #2
FanfictionBinHwan (Hanbin X Jinhwan) BNior (JB/Jaebum X Jinyoung) iKon GOT7 GS Buku lanjutan dari Young Daddy. Masih dengan seluruh kegemasan dan keseruan para ayah muda bersama balita mereka.