Pool

1.4K 247 44
                                    

[Time skip]

"Junie-ya," panggil Hanbin membuat anak laki-laki yang sedang tiduran menonton yutub di sofa ruang tengah, menyahut malas.

"Neee?" Jawab Junhoe layaknya anak baik.

"Bersiap-siaplah. Waktumu lima menit," ujar Hanbin. Kedua mata putranya membeliak cepat dan dia buru-buru bangkit.

"Mau kemana!? Jajan ya? Main? Jalan-jalan?" Buru Junhoe senang. "Sebentar, Junie mandi dulu!"

"Tidak usah mandi. Kita mau ke kolam renang," kata Hanbin menghentikan kegirangan anaknya.

"Waeee!?" Junhoe protes.

"Cuacanya panas, lebih enak pergi berenang. Cepat kemasi bajumu dan berikan ke Mama di kamar."

Junhoe tak menjawab, hanya cemberut meski tetap berjalan ke kamar mengambil baju ganti.
.
.
"Kau tidak lepas baju?" Tegur Hanbin heran melihat anaknya berdiri di tepi kolam masih memakai kaos dan celana pendek.

"Tidak." Junhoe mengedarkan pandangan sambil mengusap-usap perut. "Sixpack-ku terlalu hot untuk dipamerkan."

"Halah hoax!" Hanbin mencibir, sangat tahu kalau anaknya yang doyan makan hanya malu dengan penampakan perut yang buncit. "Sana berenang biar atletis."

Junhoe merengut. "Mending Junie lari keliling lapangan sepuluh kali, Paps."

"Ah iya, kau 'kan tidak bisa berenang." Hanbin menggoda lagi.

"Bisa!" Junhoe melotot. "Aku bisa berenang!"

"Mana perlihatkan~" sang ayah mengompori.

"N-nanti--anni, bukan sekarang. Tempatnya tidak cocok buat unjuk kebolehan---"

"Halah alasan!" Hanbin tak sabar dan langsung menendang badan Junhoe hingga pemuda itu terpeleset lalu tercebur ke dalam kolam.

"PAPA...!" Junhoe gelagapan, kedua kaki mencoba mencari pijakan namun kedalaman dua meter membuatnya panik.

"Tangkap, Junie-ya~" seru sang ayah sembari melempar santai ban karet ke arah Junhoe dan segera di tangkap pemuda tersebut. Junhoe terengah-engah berpegangan pada ban karet bergambar kartun.

"Loh, jadinya berenang juga? Mama pikir kau tidak akan mau," celetuk Jinhwan yang baru saja tiba dengan mengenakan tanktop tanpa lengan dan hot pants tipis super pendek hingga memperlihatkan garis pantatnya. Bersamaan mata Hanbin serta Junhoe melotot.

"BABY / MAMA, BAJUNYA!"
.
.
"Mau?" Jinhwan meletakkan sepiring buah-buahan yang sudah dipotong di meja dekat Hanbin duduk menyiapkan kamera.

"Hm," sang suami cuma tersenyum, memperhatikan istrinya yang sudah menutupi badan dengan sepotong kaos pendek kebesaran yang tadi dipakai Hanbin.

"Lucu sekali, dia masih tidak bisa berenang sampai sekarang." Jinhwan terkekeh melihat sosok anak semata wayang yang bergerak-gerak di air menggunakan ban karet. Terkadang Junhoe juga hanya akan mengambang sambil bengong tanpa melakukan apa-apa di tengah kolam.

"Dia 'kan memang tidak pandai berenang," ujar Hanbin, mengarahkan lensa kamera ke putranya.

Jepret!

"Dia itu terlalu banyak punya rasa takut," gumam Hanbin.

"Dia sudah takut ketinggian dan takut air. Setidaknya dia berani pada serangga," timpal Jinhwan memakan sebutir anggur. "Apa dia takut ketinggian gara-gara pernah kita ajak ke glass floor waktu kecil?"

Hanbin mengedikkan bahu. "Aku terus menyesalinya waktu itu. Kenapa harus memperlihatkan glass floor pada Junhoe kalau akhirnya malah membuat dia takut ketinggian," desis pria tersebut.

Young Daddy #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang