Don't Leave Me

1.9K 263 14
                                    

"Baby, jangan lupa bawa payung!" seru Hanbin dari beranda.

"Eoh!" Jinhwan menjawab keras, melangkah keluar dari kamar dan berhenti sejenak di lorong sebab menemukan Junhoe tengah menatapnya dari pintu ruang tengah.

"Wae?" tanya sang ibu heran.

"Mama emana? (Mama mau kemana?)" balas balita dua tahun, merasa heran melihat Jinhwan nampak rapi dan bersiap untuk pergi keluar meski hanya kemeja longgar, celana pendek, serta cardigan yang dia kenakan.

"Mama mau jalan-jalan--" jawab Jinhwan dengan nada jenaka. "--sama Papa~"

Mendengar kalimat itu ekspresi Junhoe langsung merengut. Dia mengusapkan tangan ke pintu lalu beranjak pergi masuk ruang tengah sambil menunduk.

"Wae~~" Jinhwan menyusul anaknya sambil terkekeh. "Kau ngambek karena tidak diajak?"

Junhoe tidak menjawab, cuma mengusap-usap pegangan kursi sofa sambil terus memasang wajah merengut pada ibunya.

Junhoe tidak menjawab, cuma mengusap-usap pegangan kursi sofa sambil terus memasang wajah merengut pada ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama mau saja mengajakmu, tapi Junie belum ganti baju." Jinhwan menggoda, menunjuk buah hatinya yang masih memakai baju kucel dan popok. "Masa' Mama membawa Junie begitu?"

"...hmph," muka Junhoe semakin tertekuk, bersiap untuk menangis makin membuat ibunya menahan tawa geli.

hmph," muka Junhoe semakin tertekuk, bersiap untuk menangis makin membuat ibunya menahan tawa geli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Junie di rumah saja ya. Papa dan Mama tak akan lama, kok. Nanti kami belikan jelly untukmu."

"Mama~" Junhoe mulai merengek.

"Aniya~ Junie belum ganti baju, Junie masih bau pesing. Junie di rumah saja ya." Jinhwan melanjutkan menggoda.

"Mamaaa~" balita dua tahun beranjak mendekati sang ibu namun gadis muda tersebut malah berkelit menghindari uluran tangan putranya. Alhasil, tangisan pun tak terelakkan.

"Mamaaa!" Junhoe berlari mengejar Jinhwan yang terus menghindarinya dengan sengaja.

"Aniya~ Junie di rumah saja. Junie di rumah sama Niel. Oke?" ujar gadis mungil sembari tertawa melihat buah hatinya makin histeris mendengar akan ditinggal sendirian di rumah.

"Mama! Mama! Mama!" Junhoe tak menyerah mendapatkan kaki sang ibu untuk dipeluk.

"Mama tidak membawa gendonganmu. Lihat. Kau memang tidak diajak." Jinhwan merentangkan kedua tangan, menunjukkan jika badannya tidak diikat gendongan seperti biasa setiap dia ingin mengajak Junhoe keluar.

"MAMAAA!" Junhoe jatuh menggelosor di lantai, menangis bergulung-gulung sementara ibu muda hanya tertawa sampai memegangi perut.

"Wae wae wae wae wae?" Hanbin muncul kebingungan di pintu ruang tengah, merasa heran melihat anaknya menangis bergulingan di lantai sedangkan sang istri malah terkekeh.

"Papaaa~" Junhoe menoleh mencari sosok ayahnya, dia bangkit dari lantai lantas lari menubruk Hanbin yang sudah berjongkok merentangkan kedua tangan menyambutnya, gendongan terikat di badan pemuda tersebut.

"Wae? Kenapa kau menangis?" sang ayah menimang balita yang sesenggukan mengusapkan ingus pada bajunya.

"Aku bilang padanya kita tidak akan mengajak dia jalan-jalan," sahut Jinhwan. "Ah kyeowo~ dia panik sekali." Gadis itu mendekati suaminya.

"Mianhe, Junie-ya~ Kau ketakutan ya? Mianhe~" sang ibu mengusap kedua pipi gembul buah hati yang basah bercucuran air mata.

"Kau jahil sekali," desis Hanbin mendudukkan Junhoe di gendongan yang mengikat badannya.

"Habisnya dia kyeowo~" Jinhwan membela diri.
.
.
.
Terinspirasi dari keponakan yang nangis ngejar Mamanya, dibilang mau ditinggal belanja😂😂😂

Young Daddy #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang