Selagi keluarga Jaebum pergi mengunjungi orang tua Jinyoung yang mana sekalian mereka nikmati sebagai waktu liburan, bohong jika kemudian Jinhwan tidak merasa iri dan ingin pergi jalan-jalan juga dengan keluarga kecilnya.
"Kemana?" tanya Hanbin ketika sang istri merengek minta liburan bertiga. Pemuda itu tidak kaget karena memang dari awal ia sudah kepikiran Jinhwan pasti akan kepengen pergi juga seperti Jinyoung. Gadis tersebut terlampau mudah ditebak.
"Kemana saja boleh," jawab Jinhwan.
"Ke rumah orang tuamu?" Hanbin menawarkan namun langsung dibalas gelengan kepala kuat.
"Tidak ada apa-apa di rumah Mami! Yang ada malah aku disuruh bantu-bantu di klinik nanti. Kita ke pantai yuk, atau ke gunung," bujuk Jinhwan. Hanbin diam sebentar, sekejab memikirkan banyak hal di dalam kepalanya.
Kalau pergi ke pantai maka harus:
1. Menyiapkan biaya transport pulang dan pergi
2. Beli makan, cemilan, dan jajanan untuk di jalan
3. Menyewa kamar hotel (entah untuk berapa malam)
4. Biaya makan di hotel
5. ..."Uang tabunganku cukup banyak. Aku sudah bilang ke Mami dan Appa ingin pergi liburan, mereka bilang oke dan menyuruhku minta uang kalau sekiranya kita kekurangan," celetuk Jinhwan seolah paham dengan yang dikhawatirkan oleh suaminya.
Hanbin melotot. "Kau sudah bilang Appa?" ia terkejut.
Gadis mungil mengangguk. "Aku tidak bilang kita akan benar-benar pergi, cuma curhat saja ingin liburan sesekali. Maaf tidak memberitahumu..." suara Jinhwan mengecil, sangat mengerti jika Hanbin paling tidak suka 'dilangkahi'.
Apapun yang dilakukan Jinhwan harus melalui ijin dan pemberitahuan ke suaminya lebih dulu, apalagi kalau berhubungan dengan orang tua mereka. Hanbin punya rasa tanggung jawab besar sebagai seorang kepala keluarga dan ia benar-benar tegas dalam mengurus rumah tangganya. Sebisa mungkin pemuda itu akan memecahkan masalah keluarganya sendiri tanpa melibatkan pihak luar.
"Sudah ku bilang jangan cerita aneh-aneh ke Appa." Hanbin berdecak. "Kau tahu sendiri Appa orangnya bagaimana. Kalau kau bilang ingin Lamborghini, dia akan benar-benar membelikanmu Lamborghini."
"Maaf~" Jinhwan menunduk sambil memajukan mulut. "Aku keceplosan. Kemarin waktu ditelpon aku ditanya apa yang sedang ku lakukan dan aku bilang aku bosan karena Jinyoung pergi liburan. Terus aku bilang, aku juga ingin liburan..." ia melirik suaminya dengan tatapan sayu. Persis yang dilakukan Junhoe waktu merasa bersalah.
Hanbin menghela napas panjang. "Ya sudah. Sudah terlanjur mau bagaimana."
"Jadi, kita akan liburan?" Jinhwan mengklarifikasi.
Pria lebih muda mengangguk. "Aku lihat dulu jadwalku kosong hari apa."
"Yeay!" gadis mungil bersorak riang.
"Tapi sebelumnya kita harus ke rumah sakit memeriksakan Junhoe." Hanbin mengingatkan soal anak semata wayang mereka yang baru saja jatuh nyaris tertimpa kursi.
"Ne!" angguk Jinhwan senang.
"Aku sudah menuruti keinginanmu 'kan. Cium dong," pinta Hanbin sembari merentangkan kedua tangan disambut Jinhwan yang kemudian menubruknya dan menyatukan bibir mereka.
"Sudah," ujar gadis mungil setelah satu kecupan.
"Aaa~ lagi~" rengek Hanbin belum merasa puas.
.
.
"Junie mau kemana?" tanya Hanbin pagi itu saat ia dan keluarganya sedang menunggu bus di halte."Tayo~" jawab Junhoe yang duduk di gendongan dan memeluk leher ayahnya.
"Naik Tayo? Junie mau kemana naik Tayo?" tanya Hanbin lagi, di sebelahnya Jinhwan sedang menata poni rambut menggunakan layar ponsel sebagai kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy #2
FanfictionBinHwan (Hanbin X Jinhwan) BNior (JB/Jaebum X Jinyoung) iKon GOT7 GS Buku lanjutan dari Young Daddy. Masih dengan seluruh kegemasan dan keseruan para ayah muda bersama balita mereka.