Hospital (4-end)

1.6K 187 43
                                        

Di depan sana, Jinhwan nampak tidak sedang berdiri sendiri. Ia berpandangan dengan seseorang yang tidak asing bagi Hanbin.

Song Mino.

Hanbin terdiam di tempatnya berada sekarang, tak tahu harus bagaimana, hanya melihat bergantian istri serta mantan pacar istrinya yang terperangkap dalam kontak mata tanpa suara. Apa yang mereka lakukan? Apa yang sedang mereka pikirkan? Apa mungkin sudah ada pembicaraan sebelum Hanbin datang?

Hanbin ingin tahu semua itu namun ia tak punya keberanian untuk mendekat. Bukan karena Mino lebih tua atau apa. Hanya saja...yaahh, ia tak ingin ikut campur urusan mereka dan ia percaya, istrinya bukan Kim Jinhwan yang dulu lagi. Jinhwan sudah berubah dan pasti ia lebih tegas dalam mengambil keputusan ketika menghadapi Mino.

Hanbin masih bergeming di tempatnya semula, memeluk Junhoe yang tidur pulas dalam gendongan sambil memperhatikan Jinhwan yang nampak menghela napas dan memegang jidat. Mulutnya bergerak seperti sedang bicara lalu Mino menundukkan kepala, ikut menggerakkan bibir meski lebih pelan, ekspresi wajahnya terlihat murung. Kemudian tiba-tiba Jinhwan mengangkat tangan, mendaratkan pukulan pada badan Mino membuat Hanbin melotot kaget.

"Baby!" pemuda tersebut sontak berlari, mencoba menahan kedua tangan Jinhwan yang masih brutal memukuli Mino yang terdengar memohon ampun dan minta maaf.

"Hentikan. Apa yang kau lakukan? Kau bisa ditangkap satpam. Baby!" Hanbin masih memegang tangan istrinya sambil berusaha melindungi Junhoe dari pukulan nyasar sang ibu. Namun bukan Jinhwan namanya jika tidak keras kepala, saat tangannya dihentikan maka kakinya yang maju ke depan.

"Astaga, Jinan!" Hanbin menyeret tubuh mungil istrinya untuk menjauhi Mino yang menjadi bulan-bulanan kemarahan.

"Papaaa!" Junhoe terbangun sebab badannya terguncang-guncang dan mulai menangis, menendang-nendang udara dengan marah sambil menggeliat memukuli Hanbin. Ibu dan anak kompak membuat rusuh.

"Hentikan! Cukup! Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi jangan ada kekerasan di sini. Oke?" Hanbin merentangkan kedua tangan di tengah-tengah jarak Jinhwan dengan Mino. Gadis mungil masih nampak geram, dadanya naik-turun menahan kesal dan dia nekat menyeruak maju lagi untuk kembali memukuli Mino namun dihentikan oleh suaminya.

"Sudah. Hentikan. Junie menangis, Junie menangis. Kau gendong dia dulu ya." Hanbin memberikan balita yang masih mengamuk pada ibunya.

"Dia pantas dipukul! Bajingan itu!" suara Jinhwan terdengar kesal.

"Ne, kita pikirkan itu nanti. Kita bahas itu nanti. Oke? Jangan memukul orang di sini, kau bisa ditangkap satpam," cicit Hanbin sambil memeluk tubuh istrinya, Junhoe terjepit di tengah-tengah mereka.
.
.
Setelah Jinhwan sedikit lebih tenang dan mau diajak duduk di kursi memangku Junhoe, baru Hanbin mendekati Mino yang berdiri diam menyandarkan punggung pada dinding.

"Kau...baik-baik saja?" tanya pemuda itu canggung. Mino menoleh memandangnya lalu mengangguk, sama-sama canggung.

"Sebenarnya, apa yang terjadi?" Hanbin menatap bergantian pada Mino serta Jinhwan. Istrinya tidak menjawab, cuma membuang muka.

"Ini salahku," terdengar suara Mino. "Jinan cuma..." kalimatnya tidak selesai, ia justru mengulum senyum pahit kemudian menundukkan kepala. Di kursi, perlahan Jinhwan menghela napas panjang.

"Dia sudah merusak hidup anak orang, aku cuma menghukumnya."

Hanbin mengernyitkan kening. "Huh?"

"Orang itu bercerita padaku--"

"Mama, cucu..." suara Junhoe menyela kalimat ibunya. Hanbin beranjak, mengambil botol susu di dalam tas dan memberikannya pada balita yang langsung menyedot minuman sembari menyandarkan kepala di dada Jinhwan.

Young Daddy #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang