05

2.4K 259 125
                                    

Mengandung konten M(Membosankan)






~♥~~♥~




Ada yang bertanya siapa itu Park Jimin.

Benar, jika ada yang berpikir dialah pria yang dihindari Rae Na.

Park Jimin itu menyukai Rae Na. Selalu mengejarnya. Namun, sungguh Rae Na tidak menyukainya. Katakanlah, Park Jimin adalah saingan berat Kim Taehyung.

Dulu, Sempat terjadi adu tinju antara Jimin dan Taehyung. Jimin tidak terima, Taehyung telah menjadi kekasih gadis yang disukainya. Hingga kini, hubungan keduanya sangat buruk. Hingga kini, Jimin tetap berinisiatif mengejar Rae Na dengan berbagai cara.

Seperti sekarang misalnya.

Setelah paksaan dan ancaman yang dilayangkannya, Jimin membawa Rae Na ke restoran. Sedari tadi Jimin tersenyum memandang wajah indah di depannya. Sementara, yang dipandang hanya memasang wajah jengah luar biasa.

"Berhenti memandangku seperti itu, Park Jimin!" Rae Na berucap marah. Merasa kesal dipandang aneh seperti itu.

"Tidak bisa"

"Kalau kau menyebalkan begini aku pergi sekarang"

"Tunggu, sebentar lagi makanannya datang"

"Sebenarnya, apa yang kau inginkan dariku?"

"Ingin kau putus dengan Taehyung. Itu cukup untukku"

"Jangan gila!"

Tepat saat umpatannya selesai, pesanan datang. Membuat Rae Na semakin kesal saja.

Sungguh, Rae Na tidak berselera memakan hidangan di depannya. Jika bukan karena terpaksa dapat dipastikan dia tidak akan memakannya.

Sembari menikmati makanannya, Jimin kembali bersuara. "Siapa pria yang kau temui tadi?"

"Bukan siapa-siapa" jawabnya, ketus.

"Kau seperti mengenalnya"

"Lalu, apa urusannya denganmu?"

Jimin tersenyum jahil. "Ku tebak. Kau selingkuh dari Taehyung dengan pria itu. Benar, kan?"

Tatapan Rae Na semakin nyalang. "Jaga bicaramu, Park!"






"Kenapa tidak selingkuh denganku saja?"












Ini pukul sembilan malam. Yoongi baru saja memasuki rumah. Hari ini perasaannya cukup buruk. Membuat tubuhnya terasa sangat lelah.

Itu gara-gara pertemuannya dengan gadis bernama Rae Na tadi. Perasaannya jadi kacau. Apalagi pelukan itu masih terasa. Rasanya benar-benar tertinggal di tubuhnya. Padahal, tidak sengaja.

Memasuki dapur, ternyata sang adik ada di sana masih dengan seragamnya.

"Kau baru pulang?" Sapa Yoongi pada sang adik.

"Hmm"

Yoongi duduk di depan adiknya yang sedang makan. Wajah kusutnya mengundang pertanyaan dari sang adik.

"Apa yang kakak pikirkan?"

"Tidak ada" jawabnya dengan malas.

"Setelah ujian nasional selesai, sekolah akan mengadakan liburan" lapor sang adik.

"Uang lagi?" Tebak Yoongi. Sekarang kepalanya semakin berdenyut nyeri.

"Ya, semua siswa kelas tiga harus ikut"

"Berapa lama lagi?"

"Satu bulan, mungkin"

Perbincangan itu sampai di sana. Yoongi memilih bergegas untuk mandi lebih dulu.


Selesai mandi, dia langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Mengistirahatkan tubuhnya yang telah seharian bekerja. Namun, berbeda dengan otaknya. Lagi-lagi, kejadian di halte bus tadi terputar dengan jelas.


"Aku tidak mungkin menyukaimu"














"AKU PULANG!"


Kebiasaan Rae Na, membuka pintu utama dengan lebar dan berteriak jika dia sudah pulang.

Berjalan hingga ke ruang tamu, dia dikejutkan dengan kehadiran pria yang tengah duduk di sofa bersama ayahnya.

"Taehyung?"


Sang pemilik nama tersenyum menyambut kekasihnya.

"Kenapa kau ada di sini?"

Bukan Taehyung yang menjawab. Tapi, justru sang ayah yang ada di sana. "Tentu saja mencarimu"

Setelahnya, Tuan Jang beranjak dari duduknya. Membiarkan anak-anak itu bersama.

Rae Na mendekat. Lalu, duduk di kursi sebelah Taehyung.

"Dari mana?"

Mengernyit, tanda tidak mengerti.

"Ponselmu. Kenapa tidak menjawab panggilanku?"

"Panggilan?" Segera dia memeriksa ponselnya. "Mode diam" lanjutnya sembari menunjukkan ponselnya.

"Apa seharian sama sekali tidak melihat ponsel?"

"Kau tahu, aku banyak kelas hari ini. Kau juga tahu, aku tidak suka bermain ponsel"

"Kenapa marah?"

"Aku tidak marah. Aku menjelaskan. Jangan menyebalkan seperti Jim-"

Hampir saja. Hampir saja Rae Na menyebut nama itu.

"Jim?" Taehyung memastikan. "Kau bertemu Jimin? Jadi, karena Jimin kau mengabaikanku seharian ini?"

"Tae, b-bukan begitu. Itu h-hanya kebetulan. Dia yang memaksa"


"Sebelumnya kau juga bilang begini"

"Tae, aku lelah. Jangan bahas ini sekarang. Aku mau ke kamar"

Sudah berdiri, siap melangkah. Namun, tangannya ditahan. Taehyung pun ikut berdiri menghadap kekasihnya.

Detik berikutnya, Taehyung memeluknya. Kemudian, berucap dengan lembut. "Aku hanya merindukanmu. Jangan dekat-dekat dengan Jimin. Aku tidak suka"














Masuk ke dalam kamar. Rae Na pusing rasanya. Eksistensi kedua pria itu terasa mengganggu, sekarang. Sementara, eksistensi pria bernama Yoongi itu lebih sering membuatnya tersenyum.

Pelukan tadi, sungguh masih terasa. Walaupun itu hanya tidak sengaja. Rae Na sampai memeluk tubuhnya sendiri di depan pintu.

"Aku suka pelukan ini. Apa benar kata ibu, aku menyukaimu?"







Bersambung~~

Belum ada momen YoonRae lagi. Sabar, pertemuan kan gak setiap saat.

Lagian mereka punya masalah masing-masing. Biar diselesaiin dulu dong.

Eh, iya. Dulu, dulu sekali ada kok tetanggaku yang direbutin dua cowok sampe mereka berantem. Eh, nikahnya bukan dari salah satu dr dua cowok ini. 😆😆 dunia memang tidak bisa ditebak.

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang