38

1.4K 179 74
                                    



~♥~~♥~

Ini hari wisuda.

Harusnya, Rae Na bahagia. Tapi, tidak. Semua tidak seperti yang diinginkan. Karena, yang dia inginkan adalah Min Yoongi menyaksikan atau sekedar hadir dalam acara ini.

Sesekali gadis Jang itu menggigit dinding bibir bagian dalamnya agar tidak terisak. Lalu, meremat dadanya untuk menguatkan diri.

Tepat saat namanya dipanggil untuk ke depan, air matanya mengalir. Orang yang melihat mungkin mengira itu tangis haru. Tapi, bukan. Ini adalah tangis kerinduan.



Acara selesai. Rae Na dan Taehyung saling berpelukan di halaman universitas. Disaksikan kedua pihak orang tua.

"Kita sudah lulus. Kita akan segera menikah" Begitu ucap Taehyung sembari mengusap punggungnya.

Tapi, justru Rae Na semakin menangis. Dalam hati memanggil nama Yoongi yang jelas tidak bisa mendengarnya.

Ya, Yoongi memang tidak mendengar. Tapi, melihat.

Yoongi datang untuk memberi selamat dan hadiah kecil untuk gadis itu. Awalnya dia bersemangat. Tapi, melihat apa yang ada dihadapannya, dia memilih urung.

Bodoh, memang. Sudah jelas hal ini akan terjadi.  Tapi, dia tetap datang di acara ini. Akhirnya, Yoongi berbalik.






"Yoongi?" Lirik Rae Na. Dia melihat. Melihat siluet itu menjauh dari gerbang.

Segera Rae Na melepas pelukan itu dan berlari mengejar seluet itu. Mengabaikan sang ibu yang berteriak memanggil namanya.

"Yoongi!" Panggilnya.

Mendengar panggilan itu, Yoongi memilih bersembunyi. Mengeratkan genggamannya pada Tali bingkisan yang dijinjingnya.

"Yoongi, kau di mana?" Tangisnya pecah. Apakah dia hanya berhalusinasi karena saking merindukan pria itu?

Tak lama, mobil sang ayah mengejar.

"Rae Na, masuk. Kita ada acara makan malam" pinta sang ibu, lembut.

Putus asa, Rae Na akhirnya masuk ke mobil. Masih terus mengeluarkan air matanya. Memilih menyandarkan kepala di dinding.

Seberlalunya mobil itu, Yoongi keluar dari persembunyian. Memandang mobil itu yang semakin menjauh.

Lagi-lagi, Rae Na menangkap bayangan itu. Kini jelas. Terlihat jelas wajah itu. Yoongi-nya, orang yand dinantikannya benar-benar datang.

"Ayah, berhenti. Ku mohon, sebentar saja"

"Ada apa lagi?"

"Ayah, ku mohon. Aku, aku, hikk"

Melihat raut sang anak yang menyedihkan, Nyonya Jang memberi kode pada suaminya. Segera, Rae Na keluar. Mengejar sosok yang sudah cukup jauh itu.

"Yoon!"

Yoongi berhenti. Kini, dia tidak bisa mengelak. Berbalik, dan langsung disuguhi wajah kacau dari pujaan hatinya yang tak terucap. Harusnya, gadis ini bahagia sekarang. Bukan menangis pilu seperti ini.

Selalu, jika bertemu maka dia akan segera berhambur memeluknya. "Ku kira kau tidak datang. Ku kira kau lupa hari ini"

Dengan satu tangannya yang bebas Yoongi membelai kepala gadis itu. "Maaf"

"Kenapa pergi? Kenapa tidak menemuiku?"

"Kau dengan orangtuamu dan calon mertuamu. Aku harus apa?"

"Aku merindukanmu. Seminggu lagi. Tinggal seminggu lagi, aku akan tunangan dengan Taehyung. Aku tidak mau. Aku ingin menolak"

"Terlambat, semua sudah berjalan"

Kapam gadis ini tidak akan menangis karena kelemahannya? Sungguh Yoongi merasa bersalah. Salah telah mengenal gadis ini. Juga salah membuatnya terluka.

"Yoon, hamili aku. Buat aku hamil. Agar orang-orang merestui kita. Lakukan itu padaku"

"Kau tahu? Ini di tepi jalan. Bagaimana kalau orang-orang dengar?" Lembut, halus Yoongi berucap. Tapi, Rae Na tahu. Ini sebuah menolakan.

"Yoon, aku lelah. Aku hampir putus asa. Kenapa kita tidak bisa bersama? Kenapa tidak semudah dalam drama? Mereka bisa kabur membawa cintanya. Kenapa kita tidak bisa?"

"Karena aku terlalu lemah. Aku terlalu rendah"

Diam sejenak. Sampai Yoongi kembali bersuara. "Lihat, orangtuamu masih menunggu. Pulanglah. Nanti, mereka marah"

Saling melepas pelukan. Saling menatap dalam. "Jangan putus asa. Kau lulusan sarjana. Jangan lemah hanya karena cinta. Kalau kita tidak bisa bersama, ku doakan kau selalu bahagia. Nanti, saat hari pertunanganmu tiba, ku usahakan datang. Berhenti menangis"

Lalu, mengecup kening gadis di hadapannya cukup lama. Menjatuhkan kembali air mata yang hampir saja reda.


Saat itu, Rae Na baru sadar. Ada bingkisan yang dibawa Yoongi.

"I-ini apa?"

"Bukan, bukan apa-apa"

"Ini untukku, kan?"

Hampir diraih oleh Rae Na. Namun, segera dijauhkan oleh Yoongi. "Bukan"

"Bohong! Ini untukku. Aku yakin. Coba ku lihat"

"Tidak"

"Aku ingin lihat isinya"

Sayang, tiba-tiba ponselnya berdering dari saku jaket yang dikenakannya.

Rupanya sang ayah. Dia pun segera menjawab.

"Pulanglah"

Sebenarnya, Yoongi tidak tega dengan tatapan memohon itu. Tapi, tidak benar jika dia menahannya tetap bersamanya.

Sekali lagi, Rae Na memeluk Yoongi sebelum pergi.

"Ku harap ini bukan pelukan perpisahan"







Bersambung~~

Tadi ada bagian diriku meneteskan air mata. Apa krn denger lagu galau ya?

Gimana dengan kalian?

Semoga feelnya ada.

Maafkan kemarin gak up. Diriku ketiduran. Rasanya ngantuk dan lelah.

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang