32

1.4K 177 44
                                    



~♥~~♥~


PLAAAAKK!

Tidak main-main. Tamparan itu begitu keras. Bahkan lebih keras dari tamparan Taehyung waktu itu. Reflek Rae Na memegang bekas tamparan ayahnya. Air matanya seketika mengalir.

"Ayah!" Nyonya Jang yang terkejut langsung memekik.

Inilah yang membuat Nyonya Jang belum pergi. Beliau khawatir akan tindakan sang suami pada anaknya.

"TIDUR DI MANA, KAU?!"

Sungguh, ini kali pertama Tuan Jang melakukan kekerasan pada sang anak. Senakal dan sebebal apapun Rae Na, Tuan Jang bahkan tidak pernah marah. Hampir tidak pernah peduli. Hanya sesekali beliau akan marah. Namun, hanya kemarahan ringan.

Tidak dijawab. Tuan Jang kembali membentak. "MAU JADI PEREMPUAN MACAM APA, HAH?!"

"Ayah, sudah!" Nyonya Jang berusaha menengahi.

"Tidak tahu diri! PERGI KE MANA KAU SEMALAM?!"

Masih tidak menjawab. Hanya air matanya yang terus mengalir. Tidak menyangka, ayahnya tega melakukan hal ini.

"TIDUR DI RUMAH PRIA ITU?! INGIN MEMBUAT ORANGTUAMU MALU?! BEGITU?!"

"Kenapa ayah peduli?"

"ANAK KURANGAJAR!"

"AYAH!" Nyonya Jang ikut membentak. Bagaimanapun, sebagai seorang ibu, beliau tidak terima jika sang anak diperlakukan dengan kasar.

"Rae Na, pergi ke kamar"

Rae Na berlalu dengan air mata yang terus mengalir. Dia terluka, terluka luar-dalam.

"Kau sadar, apa yang sudah kau lakukan?"

Kini giliran Nyonya Jang yang menghakimi suaminya. Sementara, sang suami masih menghela napas kesal.

"Pernah memukul anakmu?"

Tuan Jang mulai melirik istrinya. Namun, hanya diam. Mungkin memikirkan perbuatannya sendiri.

"Lalu, kenapa kau melakukannya sekarang?"

Pria paruh baya itu memejamkan mata. Sedikit mendongak, lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan.

"Kau di rumah saja. Awasi anak itu. Jangan sampai pergi kemanapun. Termasuk kuliah"

Setelahnya, Tuan Jang berjalan keluar. Lebih baik berangkat kerja daripada di rumah.

Sementara, Rae Na masih menangis terduduk bersandar pintu memeluk lututnya sendiri. Hanya ada satu nama yang dia gumamkan.

"Yoongi"


.




Sebenarnya, bukan Tuan dan Nyonya Jang tidak tahu anaknya pergi tadi malam. Mereka cukup mendengar suara mobil yang keluar dari halaman. Hanya saja, keduanya sudah lelah berdebat. Hingga akhirnya, memilih untuk diam saja.Tuan Jang pikir, mungkin anaknya hanya pergi ke club atau bertemu dengan teman-temannya.

Barulah paginya mereka sadar jika anaknya tidak pulang. Segera, Tuan Jang menghubungi anaknya. Namun, tidak ada jawaban. Nyonya Jang yang kebetulan masuk ke kamar anaknya mendengar dering ponsel. Segera dia mencari dan mengambilnya. Lalu, menunjukkan pada sang suami di ruang tengah.

"Dia tidak membawa ponselnya"

Amarah Tuan Jang semakin meradang. Kemudian, dia menghubungi Taehyung. Mungkin saja sang anak bersamanya. Atau setidaknya, Taehyung tahu teman-teman Rae Na.

Di sana, Taehyung juga ikut naik darah. Hanya ada satu tujuan kemana Rae Na pergi, pikirnya.


Jadi, siang ini Taehyung datang ke rumah Rae Na. Dia harus memastikan sesuatu.

"Tae?"

Sapa Nyonya Jang yang duduk santai dengan majalah di tangan. "Rae Na di kamar. Tidak mau keluar, juga tidak mau makan"

Taehyung pun segera bergegas ke kamar kekasihnya. Mengetuk pintunya beberapa kali.

"Buka! Apa kau juga tidak mau makan?" Masih cukup sadar. Entahlah, nanti.

"Pergi, Tae. Aku tidak mau bertemu denganmu" suaranya terdengar lemah dan parau.

"Buka. Kita harus bicara"

"Tae, ku mohon"

Rae Na kembali menangis. Entahlah, kenapa dia menangis lagi setelah mendengar suara Taehyung.

"Tidak bisa. Aku akan pergi setelah kau makan dan kita bicara"

Terpaksa, Rae Na membuka pintu. Wajahnya kacau.  Bekas lelehan air mata masih tercetak jelas di kedua pipinya.

"Tunggu, ku ambilkan makan dulu"

Taehyung beranjak. Rae Na membiarkan pintunya terbuka. Dia memilih duduk di tepi ranjangnya.







"Makan dulu, hmm?" Taehyung datang dengan satu piring makanan dan segelas air putih.

"Kau datang hanya untuk marah, kan?" Celetuk Rae Na.

Tidak menjawab. Taehyung pikir, dia tidak boleh marah dulu, atau gadis ini tidak mau makan.

"Bicarakan nanti setelah kau makan"

"Aku tidak mau makan"

"Aku juga tidak akan pergi jika kau tidak makan"

Seperhatian itu Taehyung pada kekasihnya. Tapi, apalah arti perhatian jika hati sudah melawan. Jika itu Yoongi, mungkin Rae Na akan langsung melahapnya. Tapi, ini Taehyung. Kekasih yang sudah tidak dicintainya.

Hati-hati, Taehyung mengulurkan tangan menyuapi kekasihnya. Rae Na pun dengan ragu membuka mulutnya. Namun, baru menerima suapan pertama air matanya kembali mengalir. Kesedihannya masih terus berlangsung. Entah karena apa. Rae Na hanya tengah gelisah.






Bersambung~~

Aku juga, kalo gelisah ujung2nya nangis. Padahal gak tau kenapa apa. 😂😂

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang