21

1.6K 193 112
                                    



~♥~~♥~




Sebenarnya, bukan Jimin selalu mengikuti Rae Na. Hanya saja selalu kebetulan mendapati gadis itu. Terlebih saat bertemu dengan pria yang entah belum dia ketahui namanya.

Ingat saat Taehyung memergoki Rae Na makan bersama pria asing itu dan Taehyung marah. "Ku kira si brengsek Jimin itu bohong. Ternyata, ada yang lebih brengsek darinya"

Benar. Beberapa waktu sebelumnya, Jimin sempat bercerita tentang Rae Na yang dekat dengan pria lain. Dia berpikir, mungkin hubungan keduanya akan retak? Lalu, Jimin ada celah. Namun, Taehyung yang teramat mencintai kekasihnya, tidak percaya. Dia selalu berpikir baik tentangnya. Hingga hari itu Taehyung mendapatinya langsung untuk pertama kali.

Pertama kali?


Ya, karena sekarang yang ke dua kali. Bersama Jimin lebih tepatnya.

"Masih tidak percaya? Ya, dia kekasihmu. Yang kau banggakan dan kau sayangi" Begitu ucap Jimin dengan nada sindiran dan hinaan. Membuat Taehyung semakin kesal saja.

Dua pria itu berada di dalam mobil dengan Jimin di kursi kemudi. Puas, Jimin terlihat sangat puas melihat reaksi Taehyung yang sangat marah. Tangannya mengepal dengan mata menatap tajam ingin menusuk.

Sementara, jauh di sana. Rae Na bersama Yoongi tengah duduk menikmati makanan di hadapannya. Keduanya terlihat sangat dekat. Rae Na yang sesekali akan tertawa benar-benar terlihat sangat menikmati. Apalagi, saat gadis itu berusaha menyuapi pria di hadapannya.

Sungguh, Taehyung ingin menghajar pria itu. Lalu, mengurung kekasihnya agar tidak dekat dengan pria manapun.

Taehyung mengambil ponselnya. Menggeser layarnya. Kemudian menempelkannya di telinga.

Di tempatnya, Rae Na dikejutkan dengan panggilan yang tertera di ponselnya.

"Siapa?" Tanya Yoongi.

"Taehyung" jawabnya apa adanya.

"Jawab saja"

Dengan ragu Rae Na menjawab panggilan itu. Bibir bawahnya sampai digigit menahan gugup.

Kembali pada Taehyung yang masih mengintai kekasihnya. "Dimana?"

Meski suaranya halus. Namun, matanya tetap penuh amarah.

"Ada apa?"

"Aku akan ke rumah"

"Emm? U-untuk apa? T-tidak perlu. Aku akan segera tidur"

Mendengar jawaban sang kekasih, tersenyum dengan satu ujung bibir ditarik ke atas. Sangat terlihat meremehkan. Antara mendapati kekasihnya berbohong. Atau karena kebodohannya yang dengan mudah dibohongi.

"Besok ku jemput"

"Tae, Tidak-"

Tanpa mendengar jawaban sang kekasih, Taehyung langsung mematikan panggilannya. Lalu, mengajak Jimin kembali.

"Apa maksudmu memberitahuku tentang ini?" Tanya Taehyung ketus.

Mengedikkan bahu sejenak. Baru menjawab. "Hanya ingin tahu reaksimu"

Taehyung diam. Amarahnya masih menguasai. Sampai Jimin melanjutkan ucapannya. "Kau terlalu bodoh. Kau sudah sering dibohongi"

Jimin benar-benar berhasil memanasi pria di sampingnya. Ah, sebut saja saingannya yang menang. Namun, tengah kembali bersaing. Atau beri saja judul, Sainganku bersaing dengan sainganku juga.

"Berapa kali kau melihat mereka"

Jimin sengaja memasang wajah seolah berpikir. "Berkali-kali?" Kembali mengedikkan bahu. "Entahlah"

Krakk


Reflek, Taehyung menghantam kaca mobil di depannya.

"Hei! Kaca mobilku, sialan!" Umpat Jimin, melihat kaca mobilnya seketika retak.









Berjalan mengitari pertokoan sembari bergenggaman tangan. Itulah yang tengah dilakukan kedua sejoli ini. Entahlah, kenapa jadi seperti ini. Tapi, tak bisa dipungkiri jika rasa cinta Rae Na semakin besar pada pria ini.

"Aku takut" gumam Rae Na tiba-tiba.

"Hmm?"

Sampai keduanya tiba di taman waktu itu. Rae Na langsung memeluk prianya. Menyandarkan wajahnya di sisi bahu. "Aku takut. Taehyung-"

Rae Na menggantung ucapannya. Sampai Yoongi membalas pelukannya.

"Ini memang salah. Akhiri saja, hmm? Lupakan aku"

Tidak, tidak bisa. Rae Na tidak mau. Sungguh, mendengar kalimat itu membuatnya ingin menangis. Dia semakin mengeratkan pelukannya.

Dengan suara parau, Rae Na kembali menyuarakan kegelisahannya. "Tapi, daripada Taehyung, aku lebih takut orang tuaku dan ibumu. Aku takut, Yoon. Aku takut mereka akan melukaimu. Mereka akan menolakmu. Begitupun aku untuk ibumu"

Yoongi memejamkan mata sebelum mengutarakan pernyataannya. "Berhenti di sini atau lanjutkan"

Entah, jantung Rae Na terasa berdetak kencang mendengar itu. Bukan detak yang menyenangkan. Namun, menyakitkan. Rasanya sampai kepalanya ikut berputar.

"Kau bisa memilih. Aku ikut pilihanmu"


Semakin erat memeluk. Tangannya meremat bagian belakang pakaian yang dikenakan pria di dekapannya. Pilihan yang sulit. Namun, dia harus memilih.







Bersambung~~

Wiu wiu... Cieeee digantungin. Sekali ketik no edit ini. Maaf kalo buruk.

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang