11

2K 253 63
                                    



~♥~~♥~

Apakah yang dilakukan Rae Na ini sudah termasuk selingkuh?

Jika, benar. Maka, dia takut sekarang. Karena dia telah mengagumi sosok pria lain yang bisa dikatakan beda kasta.

Min Yoongi,

Pria itu memiliki apa yang tidak dimiliki kekasihnya. Kegigihannya, kerja kerasnya, benar-benar membuatnya sangat menyukai pria itu.

Rae Na akui, kekasihnya itu punya wajah tampan. Sangat tampan. Tapi, dia tidak seperti Min Yoongi. Pria yang telah mengambil alih seluruh atensinya.

"Tae?"

"Hmm?"

"Apa kau sangat mencintaiku?"

Rae Na, anak itu tengah bersandar pada bahu kekasihnya. Duduk berdua di kursi taman belakang rumah keluarga Jang.

"Kenapa bertanya begitu?"

"Hanya ingin tahu. Sudah cukup lama hubungan kita. Mungkin saja kau bosan"

Taehyung tersenyum. Lalu, mencium puncak kepala sang kekasih yang ada di bahunya. "Aku tidak bosan. Bahkan, aku sudah punya niat melamarmu"

Seketika Rae Na menegakkan tubuhnya. Menatap pria Kim yang ada di hadapannya. Dia menggeleng kencang. "Tidak mau!"

Tentu, Taehyung terkejut. Apakah sang kekasih menolaknya?

"Kenapa?"

"Kita masih terlalu muda. Aku saja belum lulus. Masih ada satu semester lagi. Jangan sekarang. Ya?"

Akhirnya, Taehyung terkekeh.

"Siapa yang mau melamarmu sekarang, hm? Aku hanya berniat. Belum akan melaksanakannya. Aku tahu. Aku pun masih harus lulus. Mau menungguku?"

Terdiam sejenak. Lalu, mengangguk. Berakhir dengan Taehyung yang memeluknya.

Min Yoongi.

Bukan Taehyung yang ada dalam otaknya. Tapi, justru Yoongi yang dia gumamkan dalam hati.










Hati Yoongi kalang kabut. Dia tidak tahu, kenapa perasaannya semakin hari semakin menggebu pada gadis itu. Ini salah. Benar-benar salah.

Semampunya, Yoongi berusaha menghapus perasaan dan bayang-bayang tentangnya. Namun, selalu gagal begitu saja.

"Yoon? Kau melamun?"

Yoongi berjingkat kecil. "Ibu?"

Ibunya datang, langsung duduk di sampingnya. "Ada apa?"

"Tidak ada. Kenapa ibu belum tidur?"

"Sebentar lagi"

Sejenak saling diam. Yoongi hampir saja melamun lagi.

"Yoon, temanmu itu" sang ibu menggantung ucapannya. Membuat Yoongi menatap sang ibu. "Kemarin ibu tanya padanya. Ayahnya seorang manager, ibunya memiliki restoran. Katanya akan membuka cabang"

"Hmm, lalu?"

"Dia benar-benar anak orang kaya. Kau tidak menyukainya, kan?"

"Ibu-"

"Ibu memang menyuruhmu mencari pasangan. Agar kau bisa seperti teman-teman seusiamu. Akan lebih bagus jika kau mencari istri. Tapi, ibu harap bukan dia. Dia terlalu tinggi untuk keluarga kita"

"Aku tahu, bu"

Hanya itu, setiap kali hanya kalimat itu yang menjadi jawaban.

"Oh, ya? Kau sudah tahu, kan sekolah Joongi akan mengadakan liburan setelah ujian?" Sang ibu mulai mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya, beberapa hari lalu Joongi sudah bilang"

"Ibu sudah punya uang sedikit. Nanti kau tinggal menambah sisanya"

"Simpan saja uang ibu untuk kebutuhan lain. Nanti akan ku bayar semuanya"

Yoongi berdiri. Bergegas menuju kamar. Menghindari pembicaraan yang menyedihkan dan berujung menyakiti hati.














Entah atas dasar apa, Rae Na berkunjung ke tempat kerja Yoongi. Rautnya sangat senang saat ini.

"Ada apa kau datang kemari?" Tanya Yoongi sembari memindahkan kotak kardus berisi barang-barang.

"Tidak tahu. Hanya ingin"

"Tidak penting kalau begitu"

"Penting. Sangat penting"

Rae Na tanpa lelah mengikuti setiap gerak pria itu. Teman Yoongi yang melihat sampai heran. Akan dia tanyakan nanti. Apa hubungan mereka.

"Tidak ada yang penting. Jangan bergerak ke sana ke sini mengikutiku. Kau menghalangi pekerjaanku"

"Makanya, berhenti dulu. Kita duduk dulu. Aku ingin cerita sesuatu"

"Kau yang berhenti. Aku ini bekerja dan seperti ini pekerjaanku. Aku bukan ayahmu yang bisa bekerja sambil duduk"

"Dasar pria kasar, jahat!" Cibirnya dengan wajah menahan amarah.


"Yoon, selesaikan saja masalah kalian. Biar ku gantikan" saran temannya.

Meletakkan kotak itu di tempatnya. Akhirnya, dia mengalah pada gadis berisik di sampingnya.

Mereka duduk di kursi dekat kasir. Tempat para karyawan biasa beristirahat.

"Ada apa?"

"Taehyung-"

"Ada apa dengan kekasihmu? Kenapa kau mengadu padaku?"

"D-dia, dia berniat melamarku"


Sejenak waktu rasanya berhenti. Yoongi mematung di tempat.

"Aku takut, aku belum siap" adunya.

Rae Na mungkin gila. Untuk apa mengadukan hal itu pada pria ini. Katakan gadis Jang ini bodoh.

"Lalu? Apa untungnya kau mengadu padaku?"


"Aku, a-aku minta pendapatmu"

"Kau datang pada orang yang salah"

"Tidak. Aku tidak salah. Katakan padaku, apa yang sebaiknya ku lakukan?"

"Kalau kau mencintainya, kau tinggal terima, kan? Apa masalahnya?"

"Masalahnya, aku merasa cintaku padanya mulai berkurang" jawab Rae Na dengan entengnya.

"Kenapa?"

"Karena, k-karena sepertinya ada pria lain yang ku cintai"

Yoongi hanya bisa menatap gadis di hadapannya. Bolehkah dia berharap pria itu adalah dirinya. Meski nanti itu akan menjadi sulit.

"Bodoh!" Cibir Yoongi pada dirinya sendiri dengan pelan.







"Bodoh? Siapa yang bodoh?"








Bersambung~~

700+ words loh. Panjang kali ini.

Oh, ya makasih buat kakak kakak, adik adik, atau yg seumuran denganku. Makasih ffku diterima di semua kalangan. Semoga, amiiin.

Seperti biasa, yg mau minta no WA saya, saya perbolehkan. Saya terbuka untuk readers semua. Siapa tau ingin lbh dekat dgn saya. Tp DM ya. 😁😁😁

Ini twitter ku @Ka_Am_E

IG nya, @Ame_Am_E

Gak ada isinya sih. Cuma promo 😂😂

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang