37

1.4K 181 69
                                    

No edit. Maklumkan!


~♥~~♥~



Bagaimanapun Rae Na itu keras kepala. Dia menepis tangan Taehyung dan berlari mengejar Yoongi dengan air mata yang mengalir.

"Yoongi!" Serunya, memanggil nama pria itu.

Sementara, sang ibu juga memanggil anaknya yang mengambil keputusan bodoh, menurutnya.

"Yoongi!"

Tepat di persimpangan gang Rae Na dapat mengejar Yoongi. Segera dia memeluknya. Menangis di dekapannya.

"Jangan pergi"

Tidak tega, Yoongi membalas pelukan itu. Menciumi pucuk kepala gadisnya.

"Kenapa mengejarku? Mereka akan marah padamu"

"Tidak peduli" sahutnya dengan pelukan yang semakin mengerat. "Lakukan sesuatu untukku"

"Apa yang bisa ku lakukan untukmu?" balasnya dengan suara seolah putus asa.

"Apapun, lakukan apapun"

"Apa yang bisa dilakukan pria rendahan sepertiku untuk gadis berkelas sepertimu?"

Tangis Rae Na yang hampir berhenti, justru kembali mengalir setelah mendengar ucapan itu. "Yoongi, jangan katakan itu"



Sementara, Nyonya Jang dan Taehyung juga sudah pergi dari sana. Mereka memutuskan pulang dan memilih menunggu anak itu di rumah. Ya, mereka akan menghakimi anak itu tentunya.



"Aku akan mengantarmu pulang"

Rae Na langsung menggeleng tanda menolak. Kini keduanya berjalan saling menggenggam tangan menuju halte.

"Aku tidak mau pulang"

"Kau harus pulang. Masalah tidak selesai jika kau tidak pulang"

"Yoongi"

"Aku akan menemanimu"

Yoongi tahu, ada yang dicemaskan gadis ini. Jadi, sebisa mungkin dia meyakinkan bahwa semua baik-baik saja.







"Wow! Banyak yang ku lewatkan sepertinya, selama aku pergi"

"Jimin?" Gumam Rae Na yang langsung kesal.

Jika bertanya kemana Jimin pergi. Maka, jawabannya adalah magang di salah satu perusahaan untuk memenuhi syarat kelulusannya.

"Apa aku harus menggenggam tangan yang satunya?" Sindir Jimin.

"Jangan menggangguku. Pergilah!" Ketus Rae Na. Lalu, menarik tangan Yoongi untuk segera menjauh dari pria bermarga Park itu.








Benar, Yoongi mengantar Rae Na menggunakan bus. Kini keduanya bahkan sudah tiba di depan gerbang.

Sejenak saling berpandangan. Genggaman tangan Rae Na pun semakin mengerat.

Pintu terbuka lebar. Rae Na sudah mengira jika ibunya juga Taehyung sudah menunggunya untuk dihakimi. Belum lagi, mobil sang ayah yang sempat dia lihat di halaman. Kenapa ayahnya sudah di rumah?

Rae Na hanya khawatir pada Yoongi. Bagaimana nasib pria ini nanti.

Satu langkah di depan pintu masuk, Yoongi bersuara. "Saya hanya mengantar anak anda"

"Beraninya kau" suara Tuan Jang langsung menggeram marah.

"Saya hanya memastikan bahwa anda tidak akan menyakitinya"

"Yoon?" Rae Na benar-benar takut sekarang. Bukan, bukan takut sang ayah. Tapi, takut jika Yoongi akan disakiti oleh ayahnya.

Tidak menjawab. Yoongi hanya mengeratkan genggamannya.

"Tuan, anak anda tidak salah. Jadi, anda tidak perlu memarahinya"

"Tidak sopan sekali kau, anak muda"

"Maaf jika saya lancang. Tapi, kemarahan anda pun tidak akan mengubah apapun. Anak anda mencintai saya. Itu juga tidak bisa diubah. Kecuali anak anda yang berubah sendiri"

Tuan Jang mendekat. Gamparan keras mendarat di pipinya. Sangat keras, karena ini pria dengan pria.

"Tidak tahu diri!"

"Ayah!"

"Ingin membela anak ini, huh?"

"Ayah, jangan sakiti Yoongi. Ku mohon!"

Mata Rae Na kembali berkaca-kaca. Teramat takut dengan apa yang akan dilakukan sang ayah pada Yoongi-nya.

"Masuk kamar!"

Nyonya Jang yang tadinya diam kini mulai bergerak. Bermaksud membawa anaknya ke kamar. Meski mendapat penolakan.

"Tidak, ibu! Aku tidak mau!"

"Rae Na! Apa kau tidak malu pada Taehyung, huh?!"

Melirik Taehyung yang berdiri memperhatikan drama ini di tempatnya. Baginya, dia tidak perlu susah-susah ikut campur. Karena, sudah jelas dia yang menang.

"Pergi dari sini dan jangan temui anakku lagi!" perintah Tuan Jang dengan kilatan kemarahan.

"Saya tidak bisa berjanji"

Tangan Tuan Jang sudah mengambang. Siap kembali memukul Yoongi. Jika suara Rae Na tidak menghentikannya.

"AYAH! JANGAN PUKUL YOONGI!"

Rae Na tiba-tiba bersimpuh. Memeluk kaki sang ayah penuh permohonan. Sementara, air matanya telah jatuh sedari tadi. "Ayah, ku mohon. Jangan sakiti Yoongi. Aku mencintainya. Aku yang salah. Jangan sakiti Yoongi"

"Bisa kau pergi?" Nyonya Jang menengahi. Suasana sudah terlalu panas sekarang.

"Saya akan pergi. Asalkan kalian berjanji tidak akan memperlakukannya dengan kasar. Kalian orang tuanya. Seharusnya mengerti kebahagiaan anaknya"

"Aku tidak butuh nasihatmu, sialan!"

Sebelum pergi, Yoongi sempatkan membawa Rae Na yang masih terduduk berdiri. Mengusap wajah basah itu dengan lembut.

"Semua baik-baik saja. Aku telah melakukan sesuatu untukmu. Meski mungkin itu gagal. Kau tahu, aku tidak cukup mampu untuk itu. Tapi, ku pastikan semua baik-baik saja. Aku pergi. Berhenti menangis"

Bukan reda, air mata itu justru semakin deras. "Yoon~"

"Rae Na, masuk kamar!" Kembali Tuan Jang memerintah.

"Sebentar, ayah. Sebentar"

Lalu, memeluk Yoongi erat. Karena, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Bisa saja, ini adalah terakhir kali pertemuan mereka.






Bersambung~~

Gak taulah ini gimana. Saya tidak akan bosan mengucapkan, maaf jika mengecewakan.

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang