26

1.5K 174 42
                                    





~♥~~♥~





"AKU SUDAH TIDAK MENCINTAIMU!"

PLAAK!


Kali ini Taehyung benar-benar mendaratkan tamparan di wajah Rae Na. Membuat belanjaan di tangannya terjatuh seketika. Yoongi yang sedari tadi hanya diam kini mulai bereaksi. Tangannya meremat tali kantung belanjaan di tangan. Tidak terima gadis di hadapannya mendapat kekerasan. Terlebih dari kekasihnya sendiri. Sementara, Rae Na sendiri sudah memerah menahan isak.

"Pulang!" Perintah Taehyung dengan tegas dan tatapan penuh amarah.

"Tidak mau!"

"Pulang, sekarang!"

"Aku tidak mau ikut dengan orang sepertimu!"

Taehyung langsung menarik tangan kekasihnya. Namun, ditahan oleh Yoongi.

"Lepaskan!" Ucap Yoongi dingin.

"Apa urusanmu?! Tidak sadar diri sekali sudah merusak hubungan orang"

"Terserah. Tapi, kau tidak punya hak memaksanya"

"Kau yang lepaskan tanganmu"

Dengan berani, Yoongi menepis paksa tangan Taehyung. Sayangnya, itu membuat Yoongi langsung mendapat tinjuan keras di pelipisnya hingga berdarah diujung mata.

Ini kali ke dua pria Min itu mendapat tinjuan dari orang yang sama. Namun, bukan Yoongi jika langsung membalas. Dia tidak akan mengeluarkan tenaganya hanya untuk berkelahi. Maaf, itu bukan Yoongi sekali.

Tangannya bergerak menggenggam tangan gadis yang tengah mereka ributkan. Membuat gadis itu tersenyum simpul dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Jika kau begini, aku tidak akan melepaskannya untukmu. Aku akan membawanya. Akan ku jadikan dia milikku. Gadis ini mencintaiku. Tidakkah dia sudah bilang, tidak mencintaimu lagi?"

Sekali lagi pukulan mendarat di pelipis Yoongi. "BRENGSEK!"

"TAEHYUNG! AKU MEMBENCIMU!"


Taehyung menarik paksa tangan Rae Na hingga terlepas dari cengkeraman Yoongi yang tengah lengah.

"Yoon?" Rae Na bergumam. Berharap diselamatkan.

"Ku peringatkan padamu. Jangan menjadi orang ketiga pada hubungan orang lain. Kau tidak tahu bagaimana rasa sakitnya salah satu dari mereka. Aku lebih lama bersamanya. Aku lebih tahu dia seperti apa. Jangan bersikap kau lebih segalanya. Lagi, aku yang lebih bisa memberikan segalanya untuknya"

Tangan Yoongi menggeram di sisi tubuhnya. Lagi, dia merasa kalah. Kalimat terakhir dari pria Kim itu menggugurkan nyalinya untuk mempertahankan sang pujaan hati.










Yoongi merasa kosong. Hanya ada belanjaan di tangan. Banyak sekali, membuatnya merasa ngilu di ulu hati. Padahal tadi mereka sudah berencana untuk masak bersama.

Hingga tiba di depan rumah. Dia tertegun, mobil Rae Na masih di sana. Membuat rasa kecewa dan menyesalnya semakin dalam saja. Tidak bisa menyelamatkan gadisnya dan tidak bisa memberikan apapun yang seharusnya. Seperti kata pria Kim itu padanya.

"Babak belur lagi karena gadis yang dicintai. Dimasukkan berita koran sepertinya cocok" celetuk sang adik yang mendapati kakaknya masuk dengan wajah datarnya.









Tidak selesai di tepi jalan tadi, mereka masih terus berdebat di dalam mobil. Hingga Taehyung hampir saja menabrakkan mobil pada pembatas jurang. Membuat tangis Rae Na tak ada hentinya. Perasaannya campur aduk entah seperti apa. Meski Taehyung yang ada di sampingnya, justru Yoongi yang dia sebut dalam hatinya.


"Sudah sampai, cepat turun" suruh Taehyung dengan dingin.

Turun, diikuti Taehyung di belakangnya. Dia harus melakukan sesuatu, pikirnya.


"Rae Na, Taehyung?"


Sambutan Nyonya Jang langsung saja mengudara. Namun, Rae Na mengabaikannya. Berlalu begitu saja menuju kamar dengan isaknya.


"Tae, ada apa lagi?" Nyonya Jang yang melihat ada yang tidak beres dengan keduanya langsung bertanya.


"Ada sedikit masalah" masih menjawab dengan baik seperti biasa. "Bibi, di mana paman?"


"Sedang mandi. Bibi dan paman baru saja pulang. Ada apa?"

"Hanya ingin bicara saja dengan bibi dan paman"

"Tunggu sebentar, ya?"


Menunggu beberapa saat sampai Tuan Jang selesai mandi. Kini Taehyung dan orang tua sang kekasih sudah saling berhadapan dengan teh hangat dan beberapa potong kue sebagai hidangan.


"Paman, bibi, aku ingin segera melamar Rae Na. Maaf, belum membawa ayah dan ibu"


"Ada apa, Tae? Kenapa sepertinya mendadak. Bukankah, kalian sudah sepakat setelah lulus?" Nyonya Jang yang langsung cemas di sini. Pasalnya, Taehyung mengutarakan niatnya dalam keadaan Rae Na yang kacau.


"Maaf, paman, bibi. Bukan maksudku menjelekkan anak paman dan bibi. Tapi, Rae Na sudah berani mengenal pria lain"

"Maksudmu apa, Tae?" Kini Tuan Jang dibuat tidak mengerti. "Maksudmu, Rae Na selingkuh begitu?"

Sedangkan, Nyonya Jang sudah menebak. Jadi, dia sudah tidak terlalu terkejut. Hanya khawatir dengan sang suami.

"Maaf, paman, bibi. Awalnya, aku ingin menyelesaikan masalah ini sendiri. Tapi, ku pikir itu akan sulit. Jadi, mungkin dengan paman dan bibi tahu itu aku akan lebih baik"

Baiklah, Tuan Jang sudah menyimpan emosinya di dalam hati. Siap-siap saja Rae Na mendapat luapannya.

Sementara di lantai atas, Rae Na yang mendengar aduan Taehyung semakin menangis putus asa. Mungkin semua hal buruk akan dimulai.


"Maafkan Rae Na, Tae. Bibi sudah sering menasehatinya"

Sontak Tuan Jang menoleh. "Kau tahu?"

"Itu, aku-"

"Sekarang di mana mobil Rae Na?" Tuan Jang kembali menyela.

"Sepertinya, di rumah pria itu" jawab Taehyung apa adanya.

"Suruh Sopir Lee mengambilnya"



"Tunggu, aku akan ikut"





Bersambung~~

Dabel kan?

Emm maaf kalo feelnya kurang dan banyak kalimat sumbang.

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang