19

1.6K 197 49
                                    

nunggu, ya?



~♥~~♥~






Kata siapa mereka tidak berani bertemu?

Nyatanya mereka tengah duduk berdua di sebuah taman tidak jauh dari tempat Yoongi bekerja.

Beberapa saat lalu mereka bertemu dan yoongi sempat memberikan eskrim pada gadis yang tengah duduk di sampingnya.

Ini masih cukup pagi. Karena, siangnya Yoongi harus bekerja.

"Jadi, apa yang terjadi?"

"Aku bohong pada Taehyung. Akhirnya, kami berbaikan"

Yoongi iri sebenarnya. Tapi, ini memang seharusnya. "Itu yang terbaik"

Mata Rae Na mulai memerah. "Tapi aku tidak mencintainya lagi,Yoon. Dia akan segera melamarku setelah kami lulus"

"Itu pilihan yang tepat. Dia akan segera mengikatmu. Kau akan memiliki kehidupan baru"

Sungguh, sesak rasanya. Tapi mau bagaimana? Yoongi tidak punya hak memonopoli gadis di sampingnya yang tengah menahan tangis.

Menatap lekat dengan mata nanar pria yang sedari tadi mengucapkan kata-kata penenang. "Yoon?"

Lalu, meraih tangannyan untuk digenggam. "Katakan padaku, katakana kau mencintaiku"

Dalam hati Yoongi sungguh terkejut. Jadi, dia hanya diam. Tidak, ini jauh dari harapannya. Tidak sedikit pun dia ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis ini.

"Yoon, katakan. Ku mohon!"

Masih termangu. Menatapi wajah yang memerah menahan tangis.

"Jika kau mencintaiku, kau akan mempertahankanku. Kau tidak akan membiarkanku menikah dengan pria lain, kan? Yoon, katakan!"

Tidak ingin menjawab, Yoongi memilih meremat tangan yang lebih dulu menggenggamnya.

"Yoon!"

Tidak menjawab jawaban. Tidak mendapat pencerahan. Rae Na yang sudah kalut segera berhambur memeluk prianya. Menangis kencang di dada pria yang mendekapnya.

"Aku mencintaimu"

Hanya di hati dia bisa mengungkapkan. Hanya di hati dia bisa jujur dengan dirinya sendiri. Meski secara terang-terangan Yoongi telah menunjukkannya.

Betapa bodohnya. Betapa jahatnya dia sebagai lelaki. Telah mencintai gadis yang telah memiliki calon suami.












Tiba di universitas dengan wajah cukup berantakan. Sampai Taehyung yang sudah menunggunya di buat heran.

"Ada apa?" Seperti biasa pria Kim itu akan bertanya lembut. Membuat siapapun akan merasa mendapat perhatian dari kekasihnya.

Tapi, tidak untuk Rae Na. semua terasa biasa jika itu bukan Yoongi. Ternyata, secinta ini dia pada pria itu. Tanpa memikirkan perasaan pria yang kini ada di hadapannya.

"Tidak apa-apa, Tae"

"Tapi, wajahmu terlihat sangat lelah. Matamu bengkak"

Menggeleng. Lalu, menjawab dengan santai. "Aku mengerjakan tugas sampai larut"

"Jangan dipaksa. Nanti kau sakit"

"em, aku tahu"

Keduanya langsung berjalan menuju kantin.













Di lain tempat. Yoongi hanya bisa memikirkan gadis itu. Dia tetap bekerja sebagaimana mestinya. Namun, otaknya berkelana entah kemana. Ingat benar kata gadis yang ditemuinya beberapa saat lalu.

"Jika kau mencintaiku, kau akan mempertahankanku. Kau tidak akan membiarkanku menikah dengan pria lain"

Ya, ingin Yoongi seperti itu. Tapi, apa bisa? Memang dia bisa menjanjikan apa?

Bunyi ponsel membuyarkan pikirannya. Segera dia mengambilnya di saku. Lalu, menjawab panggilan yang tidak diketahuinya.

"Kami dari pihak sekolah. Ada sedikit masalah dengan adik anda. Bisa datang sekarang"

"Baik"

Sementara, di sekolah Joongi tengah mengumpat kesal pada guru dan orang yang telah tega menuduhnya.

"AKU TIDAK MELAKUKANNYA, SIALAN!"

"Bisa tenang? Kau sudah kelas tiga, Joongi. Sebentar lagi ujian. Atau kau tidak mau mengikuti ujian?" Kata guru kesiswaan yang ada di ruangan.

"Kalian! Guru macam apa kalian, Hah?!"

"Tenang, Joongi. Tunggu kakakmu datang" ucap guru satunya lagi.

"Apa?! Kalian memanggil kakakku!"

Kesal diliputi panik kini menjadi satu. Sungguh dia tidak ingin lagi menyusahkan kakaknya.

Selang 40 menit, Yoongi datang. Menatap sang adik yang tampak lesu di tempat. Salah satu guru langsung menjelaskan duduk permasalahannnya.

Di mana Min Joongi telah melukai seorang siswi dengan bola basket saat pelajaran olah raga. Sementara, orang tua dari siswi itu meminta pertanggungjawaban. Meski, pihak sekolah telah memberi pertolongan pertama. Belum lagi, bola yang terlempar itu mengenai kaca dinding salah satu ruangan. Jadi, sekolah meminta ganti rugi.

"Aku tidak melakukannya! Berapa kali ku bilang?!"

Joongi, melakukan pembelaan.

"Kau tidak bisa melakukan pembelaan, Joongi. Banyak siswa yang melihatnya"

Joongi geram. Bagaimana mungkin semudah itu mereka menuduhkan?

"Baiklah. Saya akan bertanggung jawab"

Yoongi yang tidak ingin terjadi keributan memilih mengalah. Entah adiknya salah atau tidak. Dia tidak ingin masalah semakin panjang.

"Tapi, aku tidak melakukannnya. Ini hanya salah paham" masih kukuh membela diri. Meski itu percuma.

"Terima kasih. Ingat, Joongi. Minggu depan kau akan ujian kelulusan. Belajar yang rajin" pesan sang guru setelahnya.

Hari itu, Joongi pulang lebih awal dari teman-temannya bersama sang kakak. Hanya ada diam diantara keduanya. Yoongi pun belum ada niatan menanyakan kejadian sebenarnya.





Bersambung~~

Kasian ya mereka?

Biarlah. Suka akutuh.

Lavyu

Ryeozka

Let Me Here To Stay / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang