CEMBURU KAH?

1K 396 191
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika mungkin aku bermuka dua, muka apakah yang aku kenakan saat ini?
--Arfalan Anggara

.

.

.

Vio mengkuti setiap langkah kaki Alan, yang sejak tadi melangkah tanpa henti. Alan menghentikan langkahnya di sebuah kursi taman belakang sekolah, berwarna putih dan kolam kecil yang berada tepat di hadapannya serta bunga dan pepohonan yang indah menambah kesan sejuk dan damai.

Vio dan Alan sedang asik mengobrol seputar buku 'sinchan'. Walaupun baru kenal beberapa saat yang lalu, namun mereka terlihat sangat akrab. Mungkin mereka bisa akrab dengan singkat karna memiliki kesukaan pada buku yang sama, mungkin?

"Astaga! lo beneran udah baca seri yang terbarunya?"

"Iya, soalnya pas aku ke toko buku. Aku nggak sengaja lihat di rak buku ada buku sinchan seri pertama dan itu tinggal yang satu satunya loh. Kalau kamu mau baca, besok aku bawain buat kamu" ucap Alan samping sambil tersenyum manis.

"Beneran! yaampun, Makasih Alan." Vio menepuk bahu Alan pelan, sambil tersenyum kegirangan, Alan mengelus rambut vio lembut dan terus memperhatikan tingkah Vio yang asik menceritakan kisah sinchan yang lucu.

Sepasang mata tajam bagaikan silet menatap tajam, dua orang yang sedang duduk bersama di kursi taman.

Varo berjalan menuju kursi itu dengan tergesa-gesa dan emosi yang mencak-mencak sejak tadi. Bagaimana tidak? dia melihat dengan matanya sendiri, ada lelaki yang menyentuh gadis yang sudah di cap menjadi miliknya.

"Vio!" sahut Varo, memamdang Vio tajam ingin meminta penjelasan akan hal yang baru saja terjadi di hadapannya.

"Varo?" ucap Vio yang melihat Varo yang baru saja datang. Vio melihat mata varo yang menatap Alan tajam, bahkan lebih tajam dari pada tatapan yang sebelumnya, dahinya sampai mengkerut dan alisnya tebalnya hampir saja menyatu. Vio hanya menelan salivanya tak bisa berkata-kata dan kemudiaan memperkenalkan Alan kepada Varo. Dengan sedikit keberanian yang ada. "kenalin ini Alan, Var."

"Alan," Alan mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan kepada Varo dengan senyum smirk yang sulit di artikan.

Varo tidak membalas uluran tangan Alan dan beralih menggengam tangan Vio dengan tatapan yang sama tatapan tajam kepada Alan. Ingin rasanya Varo memukuli Alan hingga bonyok karna berani menyentuh Vio, kalau seandainya vio tidak ada di sini.

"Vi, kamu ngapain di sini. Berdua-duaan lagi." ucap varo yang masih menatap Alan tajam.

"Nggak gitu, Var. Gue cuman--"

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang