Sebelum baca silahkan beri votenya
⭐⭐⭐
Happy reading guysCinta ku suci, bukan basi
--Alvaro WijayaSepi dan sunyi. Tak ada ketibutan yang tergiang-giang. Tentu saja, rooftop. Rooftop, sangat jarang di minati para siswa-siswi SMA Bakti Pertiwi. Vio bersenandung ria, mengayunkan kakinya di udara. Membiarkan rambut panjangnya tergerai bersama hempasan angin yang menerpa kulitnya. Ini lebih baik dari pada, harus meladeni setiap pertanyaan Varo. Yang membuat konsentrasi membaca Sinchan terganggu.
"Kenapa lo ngelakuin itu?" suara bass, tiba-tiba terdengar oleh indra pemdengaran Vio. Vio memejamkan matanya kesal. Kenapa mahluk itu ada, lagi?
"Nyerah, gue mau lo nyerah" ketus Vio, dengan datar. Sedatar-datarnya.
"Itu, nggak akan mungkin terjadi, Vio. Aku nggak akan bisa berhenti mencintai kamu. bahkan aku lebih mencintai kamu, di banding diri aku sendiri. Cintaku tulus, apa adanya Vi. Aku harap kamu paham itu? Aku tidak memaksakan kamu buat membalas kembali cintaku seperti dulu. Tapi, kamu harus tahu? Kamu nggak punya hak buat mengehilangin rasa ini, kamu nggak berhak buat melarang aku mencintai kamu" ucap Varo, dengan nada suara yang naik satu oktaf. Nampak sangat serius.
Vio menutup bukunya kembali. Dia beralih duduk menghadap Varo, yang ada di ujung tangga rooftop. "Mana mungkin, ada cinta sebelah pihak yang bisa bertahan. Var?"
Varo, hanya tersenyum tipis mendengar ucapan gadisnya yang sangat polos itu. Ternyata gadisnya, belum tahu apa-apa tentang definisi cinta dan mencinta. Tentu saja, karna Varo-lah pacar pertama yang dimiliki Vio dalam hidupnya. "Kamu tahu? Mencintai dalam diam, di kenal dengan cinta yang paling indah. Karna, kita akan tahu hasilnya akan tetap sama. Hasilnya, hanya kamu yang mencintai dan tidak akan terjadi simbiosis mutualisme." jelasnya.
Vio, beralih berdiri dari duduknya. Melangkah perlahan tepat di hadapan Varo. "Lalu, mengapa masih lo lakuin? Lo nyiksa diri sendiri Var. Gue nggak suka itu?" ujar Vio, dengan sendu.
"Kalau lo nggak suka, maka cobalah mencintai gue kembali. Agar cintaku, nggak akan menyiksa siapapun. Termasuk aku." tegas Varo. Nada bicara sangat serius, raut wajahnya menggambarkan semuanya. Varo tak suka dengan apa yang Vio lakuin. Varo, mau hubungan ini berjalan baik-baik saja. Lalu bagaimana, jika cinta hanya tercipta sebelah pihak saja?
"Nggak bisa, gue nggak bisa. Makanya, gue minta sama lo. Berhenti, berhenti. Mengharapkan apa? Yang nggak akan mungkin lo dapetin, Var. Lo coba, ngertiin itu dong?" ucap Vio. Penuh sendu, dia tak mau orang yang pernah menjadi hidupnya tersiksa. Terjebak dalam cinta masalalu. Cukup, sampai disini. Jika saat ini dia sudah seperti ini, bagaimana nanti ketika hubngan itu masih saja dilanjut.
"Harus, berapa kali coba? Gue beritahu ke lo. Cukup, ini yang terakhir Var. Okey" tegasnya. Tak ingin main-main perhal ini.
"Gue, nggak mau lo nyiksa diri, lo sendiri" ucap Vio, di sertai sebutir cairan bening yang mengalir di pipinya. Varo, menatap Vio pelan. Sebenarnya Varo, tak suka hal ini. Dimana Vio, harus menangis karna dirinya, tapi cinta ini. Harus tetap ada, tidak boleh tiada. Apalagi sampai mati rasa!
"Maka, cobalah mencintaiku kembali"
°°°
Deru angin berubah menjadi pengap. Kini semua siswa-siswi berada di dalam kelas. Siap menerima proses brlaj mengaja, yang akan terjalin antara siswa-siswi dan guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You And Me✔
Novela Juvenil"Kalau lo peduli, lo gak akan ninggalin gue. Lo jahat!" "Saya adalah salah satu takdir buruk dalam hidupmu" °Luka adalah bagian dalam hidup °Suka adalah salah satu keberuntungannya Tawa dan tangis juga tak jauh berbeda, selalu ada yang tersembunyi d...