sebuah tamparan yang berhujung dendam-04

912 376 124
                                    

.

.

.

Di tengah teriknya matahari, tampak ada dua buah mobil yang berada di garis start. Suara mesin mobil berbunyi mengemah di sekitar jalan anggrek dekat lapangan futsal.

Banyak siswa-siswi dari berbagai sekolah datang untuk menyaksikan balapan liar antara Vio dan Arsen. Mereka berdua memang sejak dulu selalu menjadi musuh bubuyutan, namun di setiap perlombaan Vio selalu mengalahkan Arsen, sehingga membuat Arsen murka dan berambisi untuk mengalahkan Vio. Arsen tidak terima selalu di kalahkan oleh Vio, Arsen mengajak Vio balapan sekali lagi untuk menentukan siapa yang paling hebat di antara mereka.

Suara tancapan gas mulai bergemah memenuhi suara teriakan siswa-siswi yang heboh-hebohnya memanggil nama Vio dan Arsen.

Seorang siswi berdiri di hadapan mereka sambil memegang bendera putih.

"Satu ....., dua ........, ti ....ga!"

Kedua mobil saling melabu melesat dari garis start, Vio saat ini memimpin lebih dulu di depan Arsen. Arsent menaikkan kecepatannya di atas rata-rata begitu pun dengan Vio. Kini keduanya sama-sama bersanding. Vio melabukan mobil ke arah kiri namun di cekal oleh mobil Arsen, sekarang Arsent medahului Vio 2 meter. Vio tak tinggal diam dia menggemudi mobilnya dengan sangat cepat dan akhirnya bersanding kembali dengan Arsent. Arsent menatap vio dengan senyum smirk begitu pula dengan Vio. Mereka berdua melewati belokan belokan dengan sangat lincah dan cekatan, Tinggal 5 m di hadapan mereka ada garis finish yang akan menentukan siapakah yang akan memenangkan balapan kali ini.

Sial, sungguh sial saat Vio sudah mendekat ke arah garis finish muncul seorang lelaki yang sangat Vio kenal. Dia berdiri tepat di depan arah mobil Vio. Vio yang terkejut langsung menghentikan mobilnya secepat mungkin. Nyaris saja, ia menambrak.

Setelah berhasil menghentikan mobilnya,  Arsent berlalu melewati Vio dan memenangkan balapan kali ini. Vio mencak-mencak tak terima kekalahan.

Setelah tiba di garis finish, Arsent turun dari mobilnya dan menghampiri Vio. Vio membuka kaca mobilnya setengah, kini Arsent sedang membisikkan sesuatu ke telinga Vio.
"gue menang! Jadi lo harus mau jadi pacar gue, oke" ucap Arsent sambil sedikit berbisik.

"Nggak, nggak akan. Gue nggak akan mau sama orang brandalan kayak lo" Vio mendorong Arsent menjauhi dirinya.

"Mau atau tidak, gue bakal tetep nggangap lo pacar gue. Dah baby" ucap Arsent sambil mengedipkan matanya dan berlalu meninggalkan area balapan itu.

Vio membuka pintu mobilnya dan mentupnya secara kasar. Vio menghampiri Varo dengan menatap Varo penuh emosi.

"LO, GLA APA? Kalau lo kenapa KENAPA-KENAPA GIMANA." Celetus Vio.

"Lain kali, kamu jangan balapan lagi Vi" varo memegang bahu vio untuk menatap dirinya.

"APA peduli lo?? urus saja hidup lo sendiri gue capek di atur atur sama lo" vio menghempaskan tangan varo dari bahunya dan mwmalingkan pandangannya ke arah lain

"Lo tahu, tadi gw hampir aja menang, kalau seandainya lo nggak muncul di depan mobil gw. bangsat" ucapa vio tanpa menatap atau melihat varo

"aku nggak mau kamu kenapa kenapa, aku peduli sama kamu. Jadi aku minta sama kamu berhenti, berhenti kayak gini okey"

"Sial, sial....sial...sial" vio mengumpat sambil menendang mobilnya berkali kali, tanpa merasakan sakit sedikit pun

"gw nggak suka di atur atur dan harus lo tahu, Gw memang cinta sama lo tapi itu dulu sebelum lo ngatur ngatur hidup gw"

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang