Kecewa-49

324 48 107
                                    

Jangan lupa vote guys🌟

"Layaknya angin yang hadir, namun tak terlihat. Layaknya gue, yang ada namun tak pernah ada pengakuan. Bahwasanya gue benar adanya. Gue ada, gue belum tiada!"
--Keyna Amalia Putri

"Kehilangan itu gak butuh kesiapan, cuman butuh ke ikhlasan. Karna sampai kapanpun kehilangan yah tetaplah kehilangan, gak akan pernah bisa ada kesiapan untuk sebuah kehilangan"
--Reyhan Vahregas

"Keyna bukannya di penjara?"

Qheysia mengangguk, mengiyakan. "Iya, gue baru dapat kabar katanya Keyna udah bebas kemarin. Kita ke sana yuk!"

"Gak deh," ucap Vio, sedikit ragu. Dengan tatapan yang menunduk, tak berani menaikkan tatapannya. Ada rasa bersalah yang muncul dalam benaknya.

"Loh kenapa?"

Vio, menoleh. Masih diam tak bergemih, bibirnya seakan terkunci. Tak bisa bicara.

"Oh, kalau gitu gue telpon Keyna ke sini aja. Gimana?" tanya Qheysia, bersenang ria.

Vio menggigit bibir bawahnya, ia mencengkram jaket yang ia kenakan. Bahkan butiran-butiran keringat mulai membasahi dahinya. Rasa takut nan gelisah mulai menghantuinya. Saat mendengar nama Keyna di sebut terus menerus. "Ga-gak usah, kita ke sana lain waktu aja. Gu-gue harus balik, sorry"

Vio langsung bangkit dari duduknya, ia buru-buru mengambil tasnya. Ingin segera pergi dari tempat itu. Secepatnya.

"Ihh, apaan dah. Jangan gitu, lo gak solit banget deh. Lo tunggu di sini, gue telpon Keyna, fix no debat. Gue maksa loh!" ucap Qheysia, menarik Vio kembali duduk di kursinya.

"Qheysia, gue gak bisa" pekik Vio.

"Kenapa? Hah? Ada yang lebih penting dari Keyna? Oh, atau lo malu punya teman mantan napi? Iya?"

"Gak Qheysia, gak gitu." bantah Vio, di sertai gelengan kepala. Vio melirik Qheysia yang masih setia menatapnya horor, Vio menelan salivanya pelan. Berusaha bersikap tenang.  "okey, kalau itu mau lo. Gue akan tetap di sini"

"Nah, gitu dong" Qheysia mengambil ponselnya ia memencet nomer ponsel Keyna.

15 menit kemudian

"Hai Keyna, cenayang gue. Kangen banget njirr ..., gak nyangka lo ngangenin juga hiss" ujar Qheysia menyapa kedatangan Keyna. Di sertai pelukan hangat darinya.

"Hmmm,"

Keyna tersenyum tipis, ia mengedarkan tatapannya ke arah Vio. Vio yang berdiri tak jauh darinya. Seakan terkejut akan kedatangan Keyna. "Vi," kata Keyna pelan.

"Ha-hai, Key. Gimana kabar lo?"

"Baik, lo?" tanya Keyna yang kini sudah menduduki kursi di tempat Qheysia dan Vio berbincang.

Vio menoleh, ia paksakan seulas senyum. Sedikit terpaksa. "Baik" jawab Vio.

Keyna mengangguk, ia kehabisan bahan pembicaraan. Rasanya canggung bertemu Vio yang sudah enam tahun tidak ia temui. Rasanya canggung banget, meski itu bukan berarti Keyna tidak menyayangi Vio seperti dulu, bukan berarti Keyna melupakan Vio. Hanya saja, yah seperti itulah. "Lo pada kenapa sih, kok kaku gitu? Yaelah, ini baru enam tahun woyy! Jangan kaku kek ikan kering. Yuklah jalan-jalan, kita ke mall, shopping, nonton, pokoknya seru-seruan" seru Qheysia dengan heboh, sesekali menyeruput jus lemon yang tinggal setengah gelas.

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang