Waktu Kita Bersama-35

311 64 196
                                    

SEBELUMNYA VOTE DULU YAH GUYS!
SOALNYA VOTE ITU GRATIS, PUMUNG GRATIS YAH KENAPA NGGAK? YUK VOTE-VOTE, PAKET KOMPLIT KALAU KOMEN JUGA!

BULAN CINTA💕

"Aku bisa saja bersama siapa pun. Tapi, siapa pun itu tidak bisa menjadi kamu."
--Alvaro Wijaya


Nampak tak jauh dari pintu utama. Kedua gadis sedang duduk di sudut ruangan di temani angin yang berlalu-lalang, menghempas, berlari ke sekujur ruangan.

Keduanya sibuk dengan aktivitis masing-masing, seolah ini adalah dunia mereka masing-masing.

"Vi, lo udah nyiapin bahan belajar buat ujian kan?" cetuk Qheysia menutup laptop yang baru saja ia kenakan untuk ngedrakor.

Vio menganguk pelan. "Udah kok, lo gimana?" tanya Vio, menatapnya penuh tanya.

"Aduh Vi, jangan nanyak gue. Seorang Qheysia Mahendra nggak mungkin banget buat belajar, apalagi megangang buku! Yang ada ngedrakor mulu and megang gadget, kan itu hoby gue." ujar Qheysia.

"Nggak ada yang nggak mungkin, yang ada hanya malas!" suara bass terdengar menyahut, entah siapakah dia?

Qheysia dan Vio mengerutkan dahinya bersamaan, menatap lelaki yang baru saja muncul di hadapannya, lelaki berseragam sama dengan keduanya. Ia membawa sekisaran 5 buah buku tebal, hal itu sangat tak cocok dengan kepribadiannya yang hobby game online.

Keyvan megang buku sebanyak itu, nggak mungkin! Pasti habis kesambet tuh anak.

"Idih, si Beruk" cibira Qheysia, jengah.

Pengen banget gitu, sehari doang nggak ketemu Beruk, bosen banget liat dia mulu, muka itu mulu, suara itu mulu.

"I like it" Kata Keyvan, sembari menduduki kursi yang ada di samping Qheysia. "Btw Vi, Keyna mana sih kok nggak moncol-moncol. Aneh banget tuh bocah, akhir-akhir ini sering ngilang"

"Di telan bumi mungkin" ujar Vio menjawab dengan asal.

Qheysia memutar bola matanya malas, jengah banget ngehadepi Vio. Kalau ngomong ngasal mulu. "Serius Vi" pekiknya. Menginjak-injakkan kakinya ke lantai, meluapkan kekesalannya.

"Ehk, Keyvan lo juga udah nyipain bahan belajar buat persiapan ujian?" tanya Vio tak memperdulikan Qheysia yang merasa kesal akan ulahnya.

"Iya" Keyvan menjawab di sertai anggukan.

"Kebiasaan, gue nggak di anggap" Cibir Qheysia.

Keyvan menoleh, Qheysia, Qheysia ....

"Tenang Qheysia, gue nganggap lo kok" Keyvan menatapnya penuh keyakinan.

"Sebagai?"

Keyvan tersenyum tipis. "Ratu di hati gue,"

"Acieee" seru Vio, menyoraki Keyvan dan Qheysia.

Lagi dan lagi, canda. Keyvan memang aneh, kadang dia menjadi dingin dan cuek, kadang menjadi pribadi yang labil seperti lelaki kebanyakan. Sulit untuk memikirkannya, yah memang harusnya nggak dipikirkan, kan dia memang bukan hal yang harus di petingkan.

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang