Kenyataan yang rumit-23

544 165 25
                                    

Sebelum baca silahkan beri vote
⭐⭐⭐
Happy reading guys

apa yang di terpendam? akan terungkap setelah sadar, bahwa semuanya hanya akan meninggalkan penyesalan. apabila di sembunyikan
--Alvaro wijaya

[Taman]

Senja sore, kini bertamu lagi. Menanti bulan yang akan, menggantikkan dirinya. Angin berderu kencang menghempas dedaunan yang menggantung, dipepohonan.

Vio, sejak tadi duduk disebuah kursi taman kota. Menunggu seseorang, yang ingin menemuinya. Sebenarnya dia tak ingin keluar dari zona nyamannya, dia ingin menghabiskan waktu didalam kamarnya sembari meruntuki nasib yang tak lama lagi.

Vio tersenyum tipis, melihat sekelilingnya yang cukup ramai, senja sore memanglah, waktu yang sangat ia sukai dan juga malam hari. Indra penciuman Vio, mencium aroma maskulin yang tentu saja, ia tahu siapa sang pemilik? Aroma yang sudah sangat ia kenali.

Seorang lelaki, duduk disamping Vio. Menatapnya dengan seyuman, tentu saja hal itu sudah biasa bagi Vio. Senyuman itu selalu saja menjadi pelengkap pertemuan, antara Vio dan Varo.

Tak ada pembicaraan yang terjadi diantara mereka. Angin lalu melintas ke kanan dan kekiri. Mereka malah sibuk dengan pandangan masing-masing. Hingga senja kini beralih, menjadi awan gelap dengan bulan serta bintang-bintang yang bertaburan indah diangkasa. Vio baru saja memperhatikan varo dan melihat banyak keringat yang bercucuran di wajah tampannya itu.

Ia mengambil sebuah benda berbahan sutra, yang akan dia kenakan untuk melap keringat Varo, dari dalam tas mungilnya.

Vio, merogoh tasnya, ia menemukan benda sutra itu. Varo melirik Vio, ia tahu bahwa idenya ini akan berhasil. Vio akan perhatian pada dirinya, lihat saja. Varo sangat yakin! "Varo kamu, keringat"

Varo tersenyum dalam diam, ia tahu sebentar lagi, gadisnya akan melap keringat yang ada didahinya. Ia menegok kesamping, dan apa ini? Mengapa lama sekali, Vio?

Vio hanya menyodorkan sapu tangan sutra itu, tidak berniat melap keringatnya. Varo, tersenyum kecut.

Sungguh, ini diluar ekspetasi ku
Pikir, Varo

Tangannya beralih, menerima sapu tangan sutra itu. Vio nampak sangat cuek, tatapannya kini mulai kosong. Dia hanya menatap taman yang kini mulai sepi dan menepi. Satu-persatu manusia mulai memghilang, meninggalkan taman yang berubah menjadi bisu.

"Sengaja" cetuk Varo, memberi kode. Harap gadisnya, peka!

Vio menoleh, mendengar hal itu. "For what?"

Varo membinarkan matanya, ternyata Vio memanglah sangat peka akan kodenya. "Supaya, kamu perhatian" ujar Varo, menaikkan kedua bahunya. Ia ingin menggoda Vio, semoga kali ini berhasil. Semoga dan tersemogakan!

"Peduli dan perhatian, adalah dua hal yang berbeda" jawab Vio, menatap Varo lirih.

"Ehmmm" Varo hanya bisa berdehem, tak tahu harus menjawab apa? Gadisnya ini memang sudah cuek, dan sekarang level cueknya semakin meningkat saja. Jangan cuekin aku Vio, cuekmu itu menyakitkan! Cuekmu itu membuatku tak bisa tenang.

[keheningan, kembali melanda mereka!!]

Sorot mata tajam Varo, mengkap sebuah gerobak ice cream. Malam-malam begini, memakan ice cream pasti sangat menyenangkan "Mau, ice cream?" tawar Varo. Tak yakin

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang