Hari Bahagia-50

365 48 169
                                    

"Saya tak ingin mencintai kamu di dalam hati saya, karna hati itu sifatnya bolak-balik. Saya akan mencintai kamu di dalam jiwa saya, karna jiwa tidak pernah terlahir atau pun mati"
--AlvaroWijaya

"Apakah yang saya lakuin ini salah?"

Varo menatap dirinya yang terpantul jelas pada cermin di hadapannya. Ia menatap dirinya yang sudah siap mengenakan pakaian akad nikah.

Huft.

"Saya benar-benar bingung, saya sedang dalam dilema. Apakah untuk memiliki kekasih yang di cintai seutuhnya adalah sebuah kesalahan? Ataukah mencintai seseorang yang sudah terikat hubungan dengan orang lain adalah kesalahan? Tapi benarkah juga, bahwa dalam cinta tak ada yang salah ataupun benar?"

Varo mengacak rambutnya, frustasi. Bingung dan juga entahlah semuanya sangat membingungkan. "Argh ...," desusnya. "Saya benar-benar bingung,"

Ceklek

Pintu kamar Varo terbuka perlahan, nampak lelaki ber-jas hitam dengan sebuah senyum terlihat jelas bahwa ia bahagia atas apa yang akan terjadi, yaitu pernikahan Vio dan Varo.
"Varo, yuk! Ke bawah. Lo di tunggu noh sama penghulu" ucap Daniel secara tiba-tiba. Varo menatapnya datar, tak menjawab. Ia masih dilema.

"Ais, lemot Lo" Ia menarik lengan Varo perlahan.Varo tersentak, ia menurut saja. Toh, dia juga bingung. Bingung akan keadaan saat ini. "Baiklah," jawabnya.

Daniel membawa Varo ke ruangan tempat akad nikah akan berlangsung. Varo duduk di kursi sebelah kanan, terlihat ruangan itu sudah di dekorasi dengan sangat sempurna. Tak ada yang kurang dari dekorasinya. Hanya kecanggungan yang ada dan sedikit keraguan dalam benak Varo.

Entahlah, yang jelas ia percaya bahwa yang namanya takdir mau di apain yah bakal tetap sama, kita gak bisa nolak takdir. Dan jikalau Vio memang udah ada pada garis takdirnya, maka Varo akan meminangnya dengan bismillah. Karena takdir yang Tuhan berikan itu, gak salah dan gak pernah salah. Semuanya udah di atur sesuai porsinya masing-masing.

"Tolong panggil mempelai wanitanya, agar ijab qobul bisa segera di mulai" ucap penghulu.

Dari kejauhan, terlihat gaun putih, sepatu kaca, perhiasan emas, di hiasi make up, dan juga di tambah dengan senyuman manis yang tercipta. Di kenakan dengan seorang gadis, yang akan mengenang hari ini sebagai hari paling bahagia untuknya. Ia berjalan perlahan, tatapan matanya menggambarkan bahwa ia begitu bahagia.

Mendengar langkahan Vio, yang mendekat dan terus mendekat membuat jantung Varo tak karuan. Ia menatap dalam manik mata Vio, tatapannya begitu dalam, tak bisa ia menggambarkan keadaan hatinya dengan kata-kata. Karna tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan keadaannya, karna itu lebih dari sekedar dari kata.

"Varo, Varo ..." Bisik seseorang di samping Varo.

"Ahk," kejut Varo, ia menoleh. Begitu kagetnya Varo saat mendapati Vio sudah ada di sampingnya. Karna sibuk mengagumi, sampai ia lupa bahwa yang ia kagumi telah ada di sisinya kini.

Vio berbisik pelan, "Lo liat apa sih?" Gumam Vio, mengerutkan dahinya.

Rasanya jantung Varo sudah tidak bekerja dengan normal, ganti aja, ganti aja deh. "Gak ada, cuman itu ..."

"Apa? Hmm" Tanya Vio lagi, masih tak mengerti maksud Varo.

"Kamu cantik. Asal kamu tau saja, saya mengagumi hal itu" ucap Varo.

Vio tersenyum. Ahk, sungguh Varo sangat senang membuat jantungnya berdetak cepat.

Mati gak nih? Mati gak? Gak deh, kalau Vio mati entar Varo di colong orang. Vio gak mau, ih! Udah susah payah perjuangin Varo, terus di colong orang gitu aja, kan kasihan Vio-nya.

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang