Sebelum baca silahkan beri vote
⭐⭐⭐
Happy reading guysVio segera menyalakan mesin motornya, lalu dengan secepat kilat dia melesat meninggalkan Restaurant Bento tempat ia bekerja.
Dia bersenandung indah di bawah terik matahari yang menyekat dan menembus setiap inci kulitnya. Hari ini pesanan di caffee lumayan padat, jadi dia bisa sedikit melupakan kejadian yang baru saja terjadi semalam. Kalau boleh jujur sebenarnya Vio masih kecewa dengan kedatangan Varo semalam apalagi ketika mengingat perselisihan itu, perselisihan yang mungkin sedikit terlupakan oleh Vio.
Vio celingak-celinguk melihat kompleks yang berisi rumah yang ada di hadapannya! Sungguh waww!
Kedua bola matanya, terus saja beralih dari satu rumah ke rumah mewah yang lainnya. Sungguh, ini seperti kumpulan istana mewah yang sayang untuk di lewatkan, mulai dari yang bertema modern, classic, america, traditional, flower, dan masing banyak lagi.
Rumah yang besar nan mewah, belum lagi di tambah dengan perlengkapan yang canggih dan modern. Bahkan pagarnya sangat tinggi, sekitar 5-7 meter. Vio menggaruk tenguknya yang tidak gatal, dia tak yakin dengan alamat ini. Apa benar ini adalah rumah yang memesan makanan dari Restaurant tempat dia bekerja? Rasanya Vio sulit untuk mempercayainya. Bagaimana bisa pemilik rumah yang sebesar dan semewah ini, akan memesan makanan dari Restaurant yang biasa-biasa saja.
Vio melangkahkan kakinya dengan keragu-raguan yang memenuhi benaknya, tiba-tiba ada seorang security yang keluar dari gerbang rumah itu. Vio pun langsung menemuinya dengan sedikit tergesa-gesa.
"Permisi Pak, Pak apa benar ini rumah nomer 27 blok B?" tanya Vio dengan penuh keragu-raguaan, security itu mengangguk pelan "Oh, iya neng. Ada perlu apa ya?"
"Ini pak! Saya mau nganterin pesanan" Vio, memperlihatkan sekantung makanan yang ia bawa.
"Silahkan masuk aja neng, terus lewat pintu samping aja. Soalnya kalau lewat pintu depan takutnya atasan saya marah neng" ucapnya, sembari mempersilahkan Vio untuk memasuki halaman rumah yang besar nan mewah itu. Vio tersenyum bahagia, ternyata tak sulit menemukan alamat rumah ini. tak seperti membayangkannya, memang benar seharusnya tidak usah di bayangkan, tapi sebaiknya di lakukan "Kalau gitu Saya permisi dulu " pamit Vio, sembari menenteng satu kantong pesanan makanan.
"Makasih pak" ucap Vio, tersenyum manis.
"Sami-sami, neng"
Vio terus saja berjalan menelusuri, halaman rumah nan mewah. Yang baru saja ia masuki beberapa detik yang lalu. Harum bunga-bungaan, tempat olahraga, dan juga kolam renang besar. Terpampang di halamannya. Vio begitu di manjakan dengan kemewahan yang ada.
Vio tiba, di sebuah pintu yang cukup besar. Dia mengetuk pintu itu sesikit keras agar terdengar oleh sang pemilik rumah atau siapa saja yang ada di dalamnya. Yang paling terpenting bagi Vio adalah pesanan tiba kepada pelanggannya, itu saja!
Tuk...tuk..tukk...
Tuk...tuk....
Tukk....
Pintu itu terbuka secara berlahan dan menampakkan seorang lelaki yang berwajah kusut, kaos putih serta celana pendek yang berwarna hitam selutut. Entahlah mungkin ia habis bagun tidur atau Vio membangunkannya karna terlalu keras mengetuk pintu. Sebelum pintu itu berhasil terbuka dengan sempurna, kunci motor Vio terjatuh. Oleh sebab itu, Vio sedikit menunduk ke bawah untuk mengambil kunci itu.
"Bi, kalau mau masuk, masuk aja. nggak usah ngetok-ngetok pintu segala. Berisik tahu!" celetuk lelaki itu, dia mengucek-ngucek matanya. Dia tidak bisa melihat wajah siapa yang ada di hadapannya, tapi dia rasa itu hanyalah salah satu pelayan yang ada di rumahnya. Maklum di rumahnya banyak pelayan. Sekitar 7 security, 27 pelayan, dan 3 koki ternama yang ada di indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You And Me✔
Teen Fiction"Kalau lo peduli, lo gak akan ninggalin gue. Lo jahat!" "Saya adalah salah satu takdir buruk dalam hidupmu" °Luka adalah bagian dalam hidup °Suka adalah salah satu keberuntungannya Tawa dan tangis juga tak jauh berbeda, selalu ada yang tersembunyi d...