Silahkan vote sebelum baca
Sebuah kaca yang retak, takkan pernah bisa kembali seperti semula. Kecewa yang gue rasa, nggak akan bisa terobati begitu saja. Bahkan untuk kembali seperti semula, nampak mustahil
--Keyna Amalia Putri
"Lo ngecewain gue buat berkali-kali Rey, dalam pemikiran gue. Nggak pernah sekali pun gue berfikir lo bakal membuat gue seperti orang bodoh, duduk di sudut caffee sembari menunggu cowok yang bahkan mementingkan hal lain di banding gue. Ngebiarin gue menunggu berjam-jam lamanya, hingga sebuah surat tiba, itu pun tanpa kehadiran lo! Lo emang nggak punya hati. Lo fikir enak apa? Nunggu, apalagi nunggu yang nggak pasti"°°°
Vio membasuh mukanya dengan air di wastafel, menatap wajahnya nanar dari pantulan cermin di hadapannya. Nampak jelas wajah pucat kembali melandanya, dulu menyentuh make up tak pernah di lakukannya. Tapi sekarang make up adalah bantuan untuknya agar tampak normal.
"Vio," sapa seseorang
"Iya" Vio menoleh, menatap bingung gadis yang ada dihadapannya. Menerka-nerka siapa dia?
"Akhirnya ketemu sama lo"
Vio masih bingung, siapa dia "Ada apa?" tanya Vio
Gadis itu tersenyum penuh arti.
"Tolong jauhin Varo, Varo udah nggak mau sama lo. Sadar dirilah, lo itu gimana? Nggak pantes bersanding dengan Varo"
"Kenapa, lo ngelarang? Varo temen gue. Apa hubungannya dengan lo" ucap Vio, melap wajahnya menggunakan tissu. Lalu membuangnya di tempat sampah yang telah di sediakan
"Gue, lo nggak tau siapa gue?"
Vio menatapnya tanpa ragu "Nggak, emang lo siapa? Nggak kenal juga, datang-datang asal jeplak aja" Vio masih memasang wajah santainya, tak peduli dengan gadis di hadapannya yang mengepalkan tangan menahan emosi. Kalau mau berkelahi ayok, gue ladenin gih
Gadis itu terdiam sejenak
"Gue calon tunangan Varo"
Seketika Vio, menatap gadis itu terkejut? Tentu saja
Vio belum pernah melupakan Varo, tapi dia sedang mencoba. Mencoba yang sampai saat ini rasa yang dia miliki ke Varo masih tetap sama saja. Tidak pernah berkurang, apalagi bertambah.
Seketika cairan bening ingin menjatuhi kelopak mata Vio, Ia menahannya. Ini sulit untuk di terima. Vio menyuruh Varo melupakannya, ternyata dia sudah punya pengganti rupanya. Lalu mengapa masih menyangkut-pautkan gue, di dalam hubungannya. Gue kan bukan siapa-siapa lagi untuk Varo, hanya sekedar teman. Yang mencoba mengikhlaskan kisah selama 2 tahun silam! Meski hanya sebuah kenangan yang takkan terlupakan
"Calon tunangan? Oh, gitu. Tapi, si Varo nggak pernah tuh cerita kalau dia punya caltun" jawab Vio, berusaha biasa saja. Walaupun sebenarnya ...
Gadis itu tertawa renyah "Memang kenapa? Harus ya, dia bilang semuanya ke lo. Dia tuh cuman kasihan sama lo, lo itu penyakitan"
"Udah mau mati, masih belagu. Kenapa nggak mati aja sekalian, itu lebih bagus!"
Seketika, Vio mengepakkan tangannya. Telinganya memanas mendengar ucapan gadis di depannya itu. Beraninya dia?
Lo yang tidak tau siapa gue, bukan gue yang nggak tau siapa lo
"HEY, JAGA UCAPAN LO. KALAU TIDAK--" ucap Vio, menarik kerah baju gadis itu dan mendorongnya ke tembok
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You And Me✔
Teen Fiction"Kalau lo peduli, lo gak akan ninggalin gue. Lo jahat!" "Saya adalah salah satu takdir buruk dalam hidupmu" °Luka adalah bagian dalam hidup °Suka adalah salah satu keberuntungannya Tawa dan tangis juga tak jauh berbeda, selalu ada yang tersembunyi d...