7

5K 424 0
                                    

Meira Pov's

' sudah selesai? ini sudah hari kamis dan senin, majalahnya harus sudah dicetak '

aku menunduk

' ra? '

aku menggeleng

' belum? jangan lupa ya! soalnya namanya lagi naik daun dan itu bisa membawa keuntungan untuk kantor kita '

aku mengangguk ' baik pak '

' terimakasih ' jawabnya sambil berlalu

aku menghela nafasku lalu membereskan mejaku dan berangkat ke kantor Namjoon

sudah hampir 4 hari ini aku bolak balik ke kantor Namjoon dan hasilnya nihil. memang sesibuk itu ya? ah, tentunya kan? dia seorang CEO yang sedang menerima banyak pekerjaan akhir akhir ini, juga dia harus membagi waktu dengan keluarganya, bukan?

aku baru saja tiba di kantor Namjoon yang langsung disambut malas oleh sang penjaga pintu

' masih usaha mbak? ' ucapnya sambil membukakan pintunya untukku

aku mengangguk lalu berjalan masuk dan duduk di sofa tunggu sambil memainkan handphone

' Meira? ' panggil seseorang

aku menadahkan kepalaku keatas lalu menemukan Namjoon dihadapanku

aku pun berdiri lalu reflek memeluknya

' ah! akhirnyaaa!! ' teriakku sambil memeluknya

ketika sadar, aku langsung melepas pelukannya dan menunduk. dapat kurasakan wajahku memanas dan ah! pasti sudah merah

' maaf.. aku terlalu senang ' ucapku sambil menunduk

' senang? kenapa? ' tanya nya

' aku tiap hari berada disini untuk menemui mu ' jawabku

' maksudnya? ' dia menyiritkan dahinya

' aku jurnalis dari majalah Seoul, dan memiliki tugas untuk mewawancarai mu, dan kau sangat sibuk ' rengekku

dia menatap sang resepsionis cantik yang ada dihadapan kami

' jadi dia orangnya? kenapa kamu tidak memberitahu saya? dia ini temanku '

resepsionis itu menunduk ' maaf pak '

' ayo Meira, kita keruangan saya ' Namjoon berjalan kearah lift dan aku mengikutinya

' jadi wawancara apa? ' tanya Namjoon saat dia baru membuka pintu ruangannya

' ini, ada beberapa pertanyaan yang sudah disediakan kantor untukmu ' jawabku sambil duduk di kursi hadapan Namjoon

dia mengangguk dan duduk di kursi kerjanya

' baiklah, aku akan membantumu ' jawabnya sambil tersenyum dan memperlihatkan lekuk pipinya

aku mengangguk ' terimakasih banyak, kita mulai sekarang? '

' nee , silahkan '

' sudah berapa lama anda membangun perusahaan ini? '

' sekitar 5 tahun yang lalu aku memulai bisnis ini ' jawabnya halus

aku mengangguk paham dan menuliskannya pada kertas kosong, walaupun aku sudah merekamnya. tetap saja, aku akan menulis intinya pada kertas

' apa motivasi anda membangun bisnis ini? '

' perempuan ' dia tersenyum

aku menatapnya ' maksudmu? '

' aku mencintai seorang perempuan, tapi pada saat itu aku adalah seorang pengangguran yang baru saja lulus kuliah, orangtuaku memang kaya, tetapi aku bukanlah laki laki manja yang meminta harta pada orangtua, apalagi bergantung saat sudah menikah. jadi aku memutuskan untuk membuka bisnis ini, pada awalnya aku menjual apartemen appa yang ingin dijual karena sudah bosan, dan aku berhasil.. semenjak saat itu aku ketagihan untuk berada di usaha ini. dan begitulah sampai saat ini, aku menghidupi keluargaku dari jerih payahku sendiri. ini untuk istriku yang sudah beristirahat dengan tenang, dan perjuanganku tidak berhenti, karena aku masih memiliki Leeya, anakku '

aku mengangguk lagi, aku sungguh terpesona dengan kegagahan dan kelembutan juga kerja keras yang dilakukan hanya untuk seorang perempuan, dia sangat bertanggung jawab juga bukan tipe anak yang manja walaupun aku tahu, dia lahir dari sebuah keluarga kaya raya dan terpandang di Seoul.

' mengapa anda sempat menyemb... ' aku membaca pertanyaannya dalam hati lalu menatapnya

' apa? ' tanya nya sambil menatapku

' maaf, tapi pertanyaan ini bukan buatan aku, ini dari kantor ' jawabku

' its okay, ask me anything ' jawabnya santai

aku lagi lagi hanya mengangguk

' mengapa anda sempat menyembunyikan status anda sebagai duda ? '

Namjoon terdiam dan menatapku sendu

' maaf ' ucapku

' tidak apa.. ' jawabnya

' begini.. aku sebenarnya tidak menyembunyikan itu, semua orang di kantorku tahu aku adalah seorang duda. dan aku tidak menyembunyikannya. hanya saja aku melindungi anakku. anakku masih sangat kecil dan tidak memahami apapun. aku takut dia suatu saat menonton televisi dan melihatku disana membicarakan tentang pernikahanku atau rumah tangga ku di publik, lalu dia mendengarnya dan menanyakan hal itu padaku. rasanya sakit, melihat dia mengetahui semuanya lewat televisi, bukan aku. aku ingin bercerita semuanya kepada Leeya saat dia paham, saat dia mengerti arti dari ceritaku. maka dari itu aku menolak keras jika ada acara atau majalah yang ingin mengungkap hal pribadiku. aku ini seorang pembisnis, ayolah.. bahas bisnis saja, jangan hal pribadi ' jawabnya panjang lebar

' tapi mengapa kau menjelaskannya padaku sekarang? ini juga untuk majalah ' aku menatapnya bingung

' I just want it to be clear ' dia tersenyum

' okay, next? ' tanyaku

dia mengangguk

lalu aku pun menayakan pertanyaan yang sangat banyak kepadanya dan syukur, dia menjawab semuanya dengan singkat, padat dan jelas.

' ah... akhirnya selesai ' ucapku sambil menutup map yang berisi banyak pertanyaan

' sudah? ah ternyata hanya begitu ' jawabnya sambil menyenderkan punggungnya di senderan kursi

aku terkekeh ' baiklah kalau begitu aku akan pulang sekarang dan mengerjakan ini semua '

dia berdiri bersamaan denganku

' hati hati dijalan ' ucapnya lembut

aku tersenyum sambil menganggukkan kepalaku ' terimakasih '

' nee, sama sama.. good luck pekerjaan baru nya! '

' thank you, eh! '

' yaa? '

' boleh minta no handphone? '

' oh iya boleh, 0xxxxxxx '

' okay.. see you!  ' aku melambaikan tanganku yang dibalas oleh senyuman manis

tbc

DUDA • RM | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang