10

4.8K 395 13
                                    

Meira Pov's

aku memutuskan untuk pergi ke kantor Jimin, Jimin bekerja sebagai CEO di salah satu brand butik ternama di Seoul, ternyata kantornya tidak terlalu jauh dari kantor Namjoon.. hanya beda beberapa blok saja. aku pun memutuskan untuk berjalan kaki untuk sampai kesana

setiba disana aku disambut hangat oleh resepsionis yang sudah ku kenal

' siang bu '

aku mengangguk sambil tersenyum

' Jimin ada? '

' sedang di studio bu, lantai 4.. ada pemotretan baju baru '

aku mengangguk ' terimakasih '

aku pun masuk kedalam lift dan menekan tombol 4

tring

pintu lift terbuka, aku pun melihat pegawai lalu lalang diluar sedang mempersiapkan barang barang untuk photoshoot

aku berjalan ke ruangan yang biasanya Jimin tempati saat menunggu pemotretan

aku membukanya perlahan dan melihat ruangannya kosong, aku pun menutupnya kembali dan mencari keberadaan Jimin

aku berjalan ke studio yang biasanya dipakai untuk pemotretan, dan kosong juga

' kemana sih? ' aku menyiritkan dahi lalu menutup pintunya kembali

tapi aku menahan pintunya saat mendengar teriakkan dari dalam studio. aku berjalan masuk perlahan dan mencari sumber suara

' aahhh... yeah terus Jim ' desah perempuan itu

aku menyiritkan dahi

' baby.. aahhh vaginamu sempit '

aku memberanikan diri untuk mendekat lalu membuka tirai ruang ganti baju tersebut

aku melongo dan menatap mereka tidak percaya

' Meira? ' ucap Jimin yang sedang telanjang bulat, tubuhnya berkeringat, juga ada perempuan di pangkuannya

aku meneteskan airmataku dan hanya diam menatap perempuan itu. perempuan itu juga menatapku tanpa malu padahal aku melihat tubuhnya yang telanjang

' JALAAANG!!!! ' teriakku sambil menangis dan menarik rambutnya hingga dia berdiri dari pangkuan Jimin

Jimin otomatis memakai celananya dan bajunya

aku mendorong tubuhnya hingga dia tersungkur

' KURANG AJAR!! ' teriaknya sambil bangkit dari lantai dan mendorongku hingga aku terjatuh dan kepalaku membentur lantai

' CUKUP!! ' teriak Jimin

perempuan itu seakan tuli, dia tidak mendengarkan teriakkan Jimin begitu juga aku

' beraninya kau memanggilku jalang! ' dia memukul wajahku berkali kali hingga ujung bibirku berdarah

aku hanya berusaha menutup wajahku dan memalingkan wajahku dari pukulan kejam nya

para pegawai datang dan menyaksikan perkelahian kami. Jimin akhirnya bisa menarik perempuan jalang itu dari hadapanku dan menyuruh pegawai lainnya itu untuk mengeluarkan perempuan itu dari kantor

' sayang.. ayo kita kerumah sakit ' ucap Jimin sambil berusaha mengangkat tubuhku

aku menatap Jimin sambil menangis

' sayang ayo ' ajak Jimin

' kita putus! ' teriakku sambil bediri dan merapihkan rambutku yang berantakan

' sayang! ' Jimin menarik tanganku

' aku bilang kita putus!! ' aku berlari keluar dan Jimin tetap menahanku

' aku antar '

' tidak perlu! ' aku menepis tangannya

' aku antar! ' bentak Jimin yang membuat aku ketakutan dan semakin yakin untuk meninggalkannya

Jimin lalu menarik tanganku sambil berjalan ke mobil, lalu mobil kami melaju ke apartemen

setibanya disana aku langsung mengeluarkan koperku dan membereskan barang barangku

' kumohon, maafkan aku ' rengek Jimin

aku tidak memperdulikannya

' sayang.. aku mohon sayang, jangan tinggalkan aku '  dia mulai menangis

aku tidak akan menatap wajahnya yang bisa membuat aku iba kepadanya

' sayang! ' teriaknya

aku menutup koperku dan berjalan kearah pintu

' sayangggg ' Jimin berlutut dan memeluk kakiku

' ku mohon.. maafkan aku ' dia menangis sambil memeluk kaki ku

aku tidak menatapnya sambil berusaha meghapus airmata yang tidak bisa berhenti mengalir. sial. aku terlihat lemah saat ini.

' lepaskan Jim ' ucapku

' tidak.. mari kita bicarakan ini baik baik ' jawabnya

' baik baik? seperti apa? seperti maaf Meira, aku tadi tidak bisa menahan nafsuku. jadi aku bercinta dengannya. vagina nya sangat sempit. aku menikmatinya.. begitu? ' aku menatapnya yang berada dibawahku

' Meira.. ' panggilnya lembut

' maaf Jimin, aku tidak bisa bersama denganmu lagi ' jawabku

' Meira.. aku mohon '

' tolong lepaskan aku Jim '

' Meira-ya ' panggilnya

' aku telfon 119 '

Jimin melepaskan pelukannya di kaki ku

aku pun melangkahkan kaki ku keluar dari apartemen yang dibelikan Jimin sambil terus menyeka airmataku

aku masuk kedalam taxi dan pulang menuju rumah orangtuaku. saat sampai disana aku langsung memeluk ibu ku dan menceritakan semuanya kepada eomma, appa dan Seokjin oppa

mereka semua marah dan menyemangati ku untuk melupakannya lalu menjauhinya. apalagi Seokjin oppa yang terlihat marah besar, dia adalah kakak terdingin se-Korea tapi rasa sayang nya yang sangat besar kepadaku, dia akan melindungiku dan membelaku mati matian.

' oppa ' rengekku saat dia berjalan keluar dari kamarku

' hm? ' dia menoleh dan menatapku

' jangan tinggalkan aku '

dia tersenyum lalu kembali tidur disebelahku

' baiklah.. aku akan disini hingga kau tertidur '

aku memeluknya sambil tersenyum
' terimakasih oppa Jin '

dia mengangguk

lalu entah kapan aku menutup mata sembabku dan tertidur pulas

tbc

DUDA • RM | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang