Pagi ini seperti beberapa hari belakangan, cuaca kota mendung dan sangat berangin. Badai beberapa kali mendatangi beberapa sudut kota yang cukup membuat semua khawatir dan mulai berwaspada. Mantel tebal sudah menjadi pakaian wajib setiap orang disana. Entah apa yang terjadi, matahari seperti enggan memamancarkan kehangatnya.
Seakan alam mendukungnya, remaja itu menyatu dengan suasana. Sikapnya berubah menjadi dingin. Entah kehangatan macam apa yang mengembalikannya. Semoga orang-orang disekitarnya tidak pernah lelah untuk menghangatkan jiwanya kembali. Seperti usaha dan tekad sang kakak saat ini.
Memandangi sang adik yang tengah susah payah untuk bersikap biasa saja memakan cereal itu. Membuka mulutnya hanya untuk menyantap tanpa mengeluarkan sepatah katapun sejak bangun tidur tadi. Taehyung rindu, rindu ocehannya dipagi hari. Ribut memang, tapi entah menjadi semerindukan ini. Taehyung rindu, rengekannya dipagi hari karena sarapannya tidak sesuai. Taehyung rindu cerewet adiknya yang terus menanyakan kapan akan pulang, agar bisa menjemputnya. Taehyung rindu. Keberanian memulai percakapan akhirnya mantap.
"Um adek-" belum menyelesaikan usahanya, Jungkook berdiri dan menyelesaikan sarapannya tiba-tiba.
"Aku mau jalan sekarang. Udah telat" ucapnya lalu berlalu mendahului Taehyung.
Taehyung menatap punggung adiknya miris. Seakan harapan melihat senyuman itu tidak ada lagi. Namjoon memerhatikannya paham. Ia raih dan genggam tangan Taehyung.
"Sabar Tae... kita harus bisa. Adek pasti balik lagi. Cuma kita yang bisa bantu" ucap Namjoon
"Um iya pih... Tae cuma kangen. Yaudah Tae jalan ya pih" Taehyung pun bangkit dari kursinya berniat menghampiri sang adik.
"Um Tae!"
"Ya pih?"
"Obatnya" ucap Namjoon ketika melihat seperangkat obat anaknya masih diatas meja. Dia mencoba melewati meminum obatnya pagi ini
"Aish anak itu mulai lagi" ucap Taehyung yg meraih obat itu
"Yaudah pih nanti Tae suruh minum dimobil. Papih hati-hati ya berangkatnya"
"Iya sayang. Kamu juga"
.
.
.
.
.
.
.
.
.Perjalanan itu cukup sunyi. Jungkook seperti biasa hanya melihat kearah jendela. Melihat dedaunan bertebrangan karena angin yg lumayan kencang. Mereka sudah sampai diparkiran sekolah. Taehyung melihatnya, lalu melirik obat itu.
"Kenapa dilewatin lagi obatnya Kookie?"
"Bosen. Ga ngefek apa-apa"
"Gaboleh gitu dong. Efeknya akan keliatan kalau kamu rutin minumnya yang baik. Minum dulu nih"
"Ngga"
"Kook ayo"
"Apasih gamau. Aku masuk" ucapnya dingin dan berniat membuka pintu mobil namun tangannya ditahan oleh Taehyung.
"Minum hyung bilang!" Bentakan itu cukup membuat Jungkook terdiam. Anak itu meraih kasar obat yang di berikan Taehyung lalu meminumnya. Mata tajamnya menatap Taehyung lalu membuka pintu mobil itu dan menutupnya kasar lalu memasuki sekolahnya. Taehyung melihat adiknya dari dalam mobil, melihat dia memakai Hoodienya dan berjalan menunduk yang cukup membuat hati Taehyung tersayat.
"Mih.... kuatin Tae" ucapnya penuh harap
.
.
.
.Hyung, papih... maaf. Kasih aku waktu. Kookie kangen tapi Kookie gabisa. Mau cerita tapi Kookie gamau tambah beban papih sama hyung. Kookie tau kalian pasti lebih terpuruk, harusnya Kookie kuatin kalian tapi Kookie cemen. Maafin Kookie sekali lagi. Kookie butuh waktu. Kookie sayang kalian semua.
.
.
.
.
.
.
.
.JENG JENG!!
Akhirnya sequel ini dimulai hahaha yang penting mulai aja dulu~~~
Sedikit penggambaran untuk cerita dan konflik disini yaaa... ada yg bisa tebak????
Semoga suka ya semuaa~ jangan kemana-mana untuk ikutin terus pasang surut ke-uwu-an Kim Family ini hehe love you all~
MAAFTYPO!
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Kookie~ (2)//Bring Him Back
FanfictionSequel dari Uri Kookie~ Tentang si manja yang berubah menjadi dingin dan acuh. Semua rindu dirinya yang dulu. Kata menyerah sudah ada didepan mata, tetapi bukan itu yang dipilih mereka untuk Kookie nya tersayang. Dia akan kembali.