Tiga : Amarah Gan

407 31 0
                                    

Menjadi seorang wali kelas memang bukanlah hal yang mudah. Paling tidak, tidak untuk Aylin. Meski Aylin senang karena mendapat kepercayaan itu dalam waktu singkat karena kedekatannya dengan murid-murid IBG. Anak-anak kelas XI Social 1 pun adalah murid-murid yang menyenangkan. Tapi bagian terberat adalah saat Aylin harus berada diantara murid-muridnya yang sedang berseteru. Terlebih saat perseteruan itu melibatkan Gan.

Seperti yang terjadi saat istirahat makan siang hari ini. Saat Aylin sedang menikmati mie ayamnya di kantin bersama Dhini, karena kebetulan kedua nya tidak membawa bekal. Tiba-tiba beberapa murid cewek dari kelas Aylin datang menghampirinya. Dengan tergesa-gesa dan raut penuh kekhawatiran, lima murid cewewk itu hampir menyeret Aylin ke kelas XI Social 1 dengan hebohnya. Gawat darurat. Hanya miss Aylin yang bisa menghentikan banteng ngamuk. Begitu kata mereka.

Gan. Randi. Iphone keluaran terbaru yang hampir tidak berbentuk. Itulah tiga hal yang langsung menyita perhatian Aylin begitu tiba di kelas yang sudah dipenuhi murid-murid tingkat akhir IBG.

Randi terlihat sedang memaki-maki Gan dan menuntut ganti rugi atas Iphone nya. Sementara Gan hanya diam dan menatap Edo dengan tatapan penuh amarah. Amarah yang Aylin tau bisa meledak kapanpun. Aylin juga tau betapa berbahaya nya jika emosi Gan meledak. Karena itulah Aylin dengan suara yang penuh dengan ketegasan dan ketenangan memanggil nama keduanya.

"Gan Ajisaka Malara! Randi Yustanto!"

Meski sudah meninggikan suara. Aylin butuh tiga kali panggilan nama Gan untuk menembus kabut amarah yang sedang meliput anak itu. Baru setelah kelas menjadi hening dari suara penonton baik yang ada di dalam maupun di luar kelas. Suara Aylin akhirnya mampu membuat Gan mampu menguasai emosinya dan menoleh pada Aylin.

Namun amarah Gan tidak mudah surut begitu saja. Aylin melihat Gan masih mengepalkan tangannya saat berjalan bersama menuju ruang multimedia. Wajahnya masih ditekuk seakan dengan begitu, anak itu bisa menahan ledakan emosinya.

Aylin benar-benar bersyukur Dhini mengikutinya ke kelas. Sehingga Aylin bisa memisahkan Gan dan Randi untuk dimintai keterangan secara terpisah. Sementara Aylin membawa Gan ke ruang multimedia. Dhini membawa dan meminta keterangan dari Edo di ruang konselingnya. Hanya itu satu-satu nya jalan agar emosi Gan mereda dan Aylin bisa mencari tau penyebab perseteruan kedua muridnya itu.

"Butuh minum lagi?" Tanya Aylin setelah Gan meletakan gelas nya di meja.

Butuh dua gelas sebelum Gan menggeleng. Tangan Gan sudah tidak lagi gemetar seperti saat Aylin memberinya gelas pertama. Bahkan air dalam gelas itu sempat tumpah sebelum Gan meneguk habis air dingin itu. Karena Aylin tau bahwa air dingin itu dapat membantu menurunkan amarah Gan. Aylin pun kembali mengisi gelas kedua tanpa bertanya. Aylin baru bertanya setelah Gan menghembuskan nafas panjang begitu seluruh isi gelas keduanya berpindah ke tubuhnya.

"Mau bercerita atau aku yang harus bertanya?" Aylin bertanya. Kali ini Aylin berbicara dengan nada yang lebih lembut namun tidak menghilangkan ketegasannya.

Setelah terlihat ragu salama beberapa saat. Gan yang sedari tadi menunduk untuk menghindari pandangan Aylin akhirnya mengangkat kepalanya. Anak itu kini balik menatap Aylin. Dari mata cokelat nya yang menunjukkan determinasi dan keyakinan. Aylin dapat melihat bahwa Gan tidak merasa bersalah. Itu artinya ada alasan kuat mengapa anak itu merusak Iphone X milik Edo. Karena Gan bukanlah tipe anak yang akan merusak sesuatu hanya karena iseng.

"Kamu tau kalau aku tidak bisa berada di pihak mu tanpa mengetahui alasanmu." Aylin memulai. "Meski aku tau bahwa kamu bukan anak kurang kerjaan yang merusak Iphone milik temanmu tanpa alasan yang kuat. Tapi opiniku saja tidak akan cukup. Kamu tau itu."

Setelah keheningan yang terjadi beberapa saat karena Gan tidak juga bersuara. Gan akhirnya mengganti posisi duduknya sambil melonggarkan ikatan dasinya,. Aylin tau bahwa Gan akhirnya menyadari bahwa Aylin tidak men – judge dirinya begitu saja. Sehingga Gan pun terlihat berusaha membuat dirinya nyaman untuk bercerita pada Aylin.

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang