Epilogue

687 29 3
                                    

Lima belas tahun berlalu. Tapi Gedung utama sekolah IBG masih tetap sama. Tidak ada yang berubah dengan Gedung tujuh lantai dengan bentuk dan warna cat hijau muda yang khas. Hanya beberapa perlengkapan dan perlataan yang berubah dan ditambahkan. Sehingga Gan bisa dengan mudah menemukan aula tempat reuni angkatannya dilaksanakan.

Gan kembali setelah pergi dari sekolah ini 15 tahun yang lalu. Bahkan tanpa mengikuti ujian akhir dan acara kelulusan. Beruntung teman-temannya masih mau mengakui nya sebagai teman satu Angkatan. Dan rutin mengundangnya di acara reuni Angkatan mereka. Meski Gan tidak pernah datang di beberapa undangan sebelumnya.

Bukan karena tidak ingin berkumpul dengan teman-temannya. Gan terpaksa tidak bisa memenuhi beberapa undangan sebelumnya karena Gan masih berjuang memenuhi janjinya. Kini setelah Gan berhasil memenuhinya. Gan pun merasa siap dan percaya diri untuk menghadiri reuni ini. Gan pun siap bertemu dua wanita yang pasti akan menagih janjinya.

"Gan!" Suara wanita yang familiar langsung menyapanya saat Gan baru memasuki aula yang sudah dipenuhi teman-teman satu angkatannya.

"Miss Dhini." Gan berbalik dan tersenyum pada guru bimbingan konselingnya yang sedang mengendong anak perempuan berusia sekitar tiga tahun.

"Wah... kamu tambah cakep aja. Kapan kamu balik dari London?" Miss Dhini bertanya tepat saat pria dengan anak laki-laki berusia sekitar lima tahun bergelayutan di bahunya, berjalan kearah mereka.

Senyum Gan merekah, karena dugaannya bahwa Miss Dhini akan menikah dengan Asisten Pamannya itu menjadi kenyataan. "Baru tadi pagi. Apa kabar Kak Arya?"

"Wah lihat siapa yang datang." Arya menurunkan anak laki-lakinya dari bahu dan menepuk-nepuk bahu Gan. "CEO Starship Inc. Mark Zuckenberg nya Indonesia. Kamu memang asset keluarga Malara. Jadi kapan Starship bisa bekerjasama dengan Malara Group?"

Gan sama sekali tidak heran dengan tingkah kak Arya. Sejak gagal menyakinkan Gan untuk mengambil alih pucuk kepemimpinan di Malara Group. Kak Arya yang sekarang menjabat sebagai CEO Malara group itu tidak berhenti berusaha membuat Starship milik Gan bergabung dengan Malara Group.

"Sudahlah, berhenti menggodanya dan berbicara tentang bisnis." Miss Dhini menarik telinga suaminya dengan lembut. Kemudian beralih pada Gan. "Kamu sudah bertemu Aylin?"

Gan menggeleng. Gan memang belum bertemu dengan dua wanita yang ingin ditemuinya malam ini. Miss Aylin adalah salah satunya. Sesungguhnya Gan tidak sabar untuk bertemu dengan guru kesayangannya itu. Tapi saat Gan mengedarkan pandangannya ke seluruh Aula, Gan belum menemukan tanda-tanda keberadaan gurunya itu.

"Coba cari di back stage. Kelihatanya dia sedang mempersiapkan diri karena teman-teman mu memintanya untuk membuka acara ini dan menyampaikan sepatah dua patah kata."

Gan pun mengangguk dan mulai beranjak. "Terima kasih miss. Aku ke backstage dulu."

Gan memang gagal menutupi rasa antusiasnya. Jadi tidak heran jika dia mendengar tawa Arya saat dirinya beranjak menuju backstage. Tapi Gan memang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Miss Aylin nya. Kini setelah kerja kerasnya selama ini, Gan ingin segera menunjukkan dan menceritakn pencapaiannya pada gurunya itu. Gan ingin mengatakan bahwa dia telah memenuhi janjinya.

Benar kata Miss Dhini. Miss Ay sedang berada di backstage. Senyum Gan pun merekah saat dirinya memandangi guru favourite nya itu. Wanita itu sama sekali tidak berubah sedikit pun. Sama sekali tidak terlihat menua. Seakan baru kemarin Gan berpisah dengannya. Wajahnya tetap manis dalam balutan kerudung cokelat madu. Senyuman pun tetap hangat seperti yang tertanam diingatan Gan.

"Gan? Kamukah itu?" Miss Aylin menghentikan obrolannya dengan salah satu teman seangkatan Gan, saat matanya menangkap sosok Gan berdiri di dekat pintu backstage.

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang