Sembilan Belas : Kotak Peninggalan Leluhur

299 22 0
                                    

Aylin tidak akan bertanya bagaimana Arya bisa mendapatkan kunci untuk masuk ke rumah nenek Aylin. Karena Aylin yakin semua jawaban akan berakhir pada satu nama. Nama pria arogan yang dengan mudah menggendalikan segalanya, seakan semuanya berada di telapak tangannya. Tidak hanya dengan harta keluarga Malara. Tapi juga dengan segala keanehan dan kemisteriusan yang melingkupinya. Farzan.

"Pilihannya ada tiga." Kata Dhini sambil meletakkan buku dan novel-novel Aylin ke dalam kardus. "Dia suka padamu. Dia terobsesi padamu. Atau dia memang physco. Mungkin semacam Christian Grey atau malah Joe Goldberg?"

Aylin langsung melemparkan boneka singa nya pada Dhini yang nyengir karena perkataannya sendiri. Aylin memang belum menceritakan semuanya pada Dhini. Terlebih bagian saat dirinya hampir tersambar petir dan merasakan keanehan tidak nyata Farzan. Tapi tentu saja sahabatnya itu bisa menyimpulkan hal itu, dari bagaimana Farzan menginvasi hidup Aylin.

"Apakah menurutmu ini semua ada hubungannya dengan mimpiku?" Tanya Aylin sambil membuka lemari tempat Aylin menyimpan barang-barang peninggalan neneknya. Dia berencana menyortir dan membawa beberapa yang paling memiliki kenangan.

"Sudah kubilang. Jangan memikirkan mimpimu lagi." Dhini mulai menempelkan isolasi pada kardus-kardus yang sudah penuh. "Itu hanya mimpi absurd karena kamu lagi capek atau stress."

Aylin sudah mencoba segala cara. Tapi tetap saja ingatan akan mimpi itu masih begitu jelas seakan dirinya baru mengalaminya kemarin. Karenanya dalam sudut hati Aylin percaya bahwa mimpinya itu berarti sesuatu. Termasuk bagaimana pohon yang tersambar petir itu tidak jadi tumbang kearahnya. Entah apa yang dibawa Farzan ke kehidupan Aylin.

"Oh! Disini rupanya aku melihat simbol itu." Kata-kata itu langsung keluar dari mulut Aylin saat matanya menangkap symbol berbentuk daun clover dan matahari di atas kotak kayu jati dari dalam lemari.

Aylin pun segera mengeluarkan kotak kayu dengan ukiran yang bentuknya hampir sama dengan ukiran meja dan kursi yang ada di rumah Farzan. Kotak kayu itu adalah peninggalan nenek Aylin. Ukiran berbentuk bulat dikelilingi delapan sudut api yang seakan membentuk pancaran cahaya matahari itu benar-benar mirip dengan hampir semua ukiran yang ada di rumah Farzan. Termasuk daun clover yang berada di tengah-tengah lingkaran itu.

"Symbol apa?" Dhini langsung menghampiri Aylin dan duduk disampingnya.

"Ini." Aylin menunjukkan symbol yang ada di atas kotak kayu jati itu. "Ini sama persis dengan ukiran yang ada di rumah Farzan dan Gan."

Kening Dhini pun langsung ikut berkerut sebagaimana kening Aylin. "Kamu tau apa isinya?"

Aylin mengangkat bahu dan menggeleng. Aylin pun duduk dilantai sambil menekuri ukiran itu dengan jari-jari tangannya. "Nenek hanya pernah beberapa kali menunjukkan kotak ini padaku. Nenek selalu tersenyum dan berkata bahwa keluarga kami sudah menjaga kotak ini secara turun temurun dan sebentar lagi akan sampai pada yang dituju."

"Jadi ini untuk orang lain?" Dhini memandangi kotak itu seakan itu adalah lampu jin milik aladin. Seakan akan muncul om jin jika Aylin membukanya.

Aylin kembali mengangkat bahu. Karena memang dirinya tidak pernah memahami maksud dari perkataan neneknya itu. Neneknya juga tidak pernah menerangkan maksud dari perkataannya itu. Tidak pula neneknya berpesan pada Aylin untuk menjaganya.

"Kalau begitu kita buka aja." Saran Dhini.

Dulu Aylin memang tidak pernah tertarik pada kotak ini dan isinya. Tapi kini setelah melihat ukiran itu, rasa penasaran Aylin pun tergugah. Kenapa neneknya menjaga benda yang memiliki tanda yang sama dengan ukiran yang ada di rumah Farzan? Terlebih kotak ini sudah dijaga secara turun temurun. Itu berarti ini milik nenek moyang Aylin 'kan?

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang