Tiga Puluh Tujuh : Unpredictable Condition

229 17 0
                                    

"Bos, unpredictable condition terjadi." Kata Arya saat menghentikan mobilnya di halaman rumah Farzan. Pria itu baru saja selesai berbicara serius lewat earbud nya.

Aylin dapat melihat kening Farzan ikut berkerut, "Apa? Aku tidak ingin kabar buruk hari ini."

Arya nyengir namun terlihat tidak nyaman. Aylin bisa menebak kalau pria itu takut Farzan memang tidak menyukai apapun yang dimaksudnya dengan unpreditable condition itu. Bagaimana pun hal yang tidak disukai Farzan akan membuat mood pria itu memburuk dan akan berdampak pada Arya sebagai pembawa berita. Karenanya Arya berusaha menghindar. Terlebih setelah mendapat jitakan dari Farzan tadi.

"Lebih baik kamu masuk dan melihatnya sendiri." Kata Arya sambil mengangkat bahu. "Aku akan mempersiapkan opsi lainnya."

Dalam situasi yang terasa mulai menegang itu, Aylin memilih untuk menjadi pengamat. Karena itu dia memilih untuk diam saja saat Farzan menarik nafas panjang sambil mengendurkan dasinya. Hal yang membuatnya terlihat semakin keren dan menarik. Tidak. Aku harus memeriksakan otak ku pada dokter Akbar. Ada yang salah denganku akhir-akhir ini. Sekarang tidak hanya suara dan mata Farzan saja yang mempunyai efek siren. Tapi semua yang dilakukannya.

"Kamu tau aku paling tidak suka kejutan yang menyebalkan." Farzan berkata sambil membuka pintu mobil dan keluar. Aylin berpikir untuk ikut turun, tapi saat Aylin baru melepaskan sabuk pengamannya, pintu disampingnya sudah terbuka. Farzan sudah berdiri di sampingnya dan mengulurkan tangan. "Opsi lain yang kamu siapkan harus bisa memperbaiki mood ku. Atau kamu bisa mencari opsi pekerjaan lain, Arya Pambudi Laksana."

Dan mood seorang Farzan dengan cepat berubah menjadi bad mood. Tidak diragukan lagi kalau kini pria itu sedang kesal. Karena itulah Aylin memilih tidak mengusik singa yang sedang lapar. Tanpa berdebat, Aylin pun menerima uluran tangan Farzan yang membantunya keluar dari mobil.

Unpredictable condition yang dimaksud Arya, hampir salah sasaran pada Aylin. Sebuah bantal sofa melayang ke arah Aylin begitu dirinya dan Farzan masuk melalui pintu jati ganda bagian depan rumah. Beruntung Farzan dengan sigap menarik Aylin sehingga Aylin berakhir dalam pelukannya. Lagi. Sementara bantal sofa itu menghantam pintu dengan bunyi puufff.

"Ups. Sorry. Bantal itu seharusnya untuk mu Paman."

Karena wajahnya masih terbenam di dada Farzan dan lengan pria itu masih melingkari bahunya. Aylin tidak dapat melihat siapa pelaku penyerangan bantal sofa itu. Belum lagi debaran jantung yang kembali melonjak karena kaget dan pelukan yang kembali membawa gelombang listrik aneh di dalam tubuh Aylin. Aylin kembali tidak dapat berkonsentrasi pada siapapun pelempar bantal itu. Tapi satu hal yang pasti, suara feminim itu terdengar sedikit familiar. Jadi meskipun orang itu memanggil Farzan paman, Aylin yakin kalau suara itu pasti bukan milik Gan.

Ah iya, Gan. Meskipun hari ini anak itu ikut hadir saat prosesi ijab kabul. Tapi Gan kembali menghilang saat pesta pernikahan berlangsung. Dan sampai sekarang Aylin masih merasa bersalah tidak berusaha menenangkan Gan.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Farzan tanpa melepaskan Aylin dari pelukannya.

Tentu saja Aylin tidak akan membiarkan pria itu membuat pikiran dan hatinya semakin kacau. Dengan sepenuh hati Aylin mencubit perut yang ternyata tidak memiliki lemak sedikit pun itu. Meskipun sedikit sulit karena perutnya yang seperti balok itu, cubitan Aylin mampu membuat Farzan melepaskan pelukannya. Aylin pun memanfaatkan kelengahan Farzan itu untuk menjauh.

"Miss Ay?" Suara feminim yang familiar itu membuat perhatian Aylin langsung teralihkan untuk mencari asal suaranya. "Paman menikahi Miss Aylin? Pantesan anak itu cemberut sepanjang hari."

"Kamu tidak membaca berita yang sempat trending itu?" Suara Farzan masih terdengan kesal.

"Tidak." Wanita cantik berambut ikal itu menggeleng. "Aku tidak pernah percaya berita apapun yang diberitakan media kalau menyangkut dirimu."

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang