Empat Puluh Enam : Masa Kritis

377 24 0
                                    

Saat Aylin kehilangan neneknya, Aylin berpikir itulah saat terakhir dia akan merasakan rasa sesak di hatinya karena himpitan rasa sedih yang melingkupinya. Aylin sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa rasa sesak itu bahkan semakin tidak tertahan, terlebih saat rasa takut dan khawatir ikut mencengkeram hatinya. Rasa taku dan khawatir yang disebabkan karena kemungkinan orang yang menguasai hati Aylin, akan pergi untuk selamanya.

"Miss Ay, kamu harus mencuci tanganmu." Gan memegangi bahu Aylin dan sedikit mengguncangnya.

Mata tajam Gan yang mengingatkan Aylin pada mata Farzan, memandang Aylin dengan penuh kekhawatiran. Aylin pun mengalihkan pandangannya ke kedua tangannya yang belumuran darah Farzan. Rasa sedih, rasa sakit, rasa takut dan rasa sesak bergumul jadi satu di dada Aylin, saat menyadari betapa banyak darah Farzan yang hilang. Bagaimana bisa seseorang bertahan saat tubuhnya mengeluarkan begitu banyak darah? Hingga seluruh telapak tangan hingga pergelangan tangan Aylin berwarna merah pekat karena darah Farzan.

Airmata Aylin terancam kembali membobol pertahanannya. Ketenangan yang mati-matian ditunjukkan di depan Gan dan Arya begitu mereka sampai di rumah sakit ini, terancam hancur berantakan. Karena itulah, tanpa kata Aylin beranjak menuju ke toilet.

Airmatan Aylin pun akhirnya mengalir tepat saat air dari wastafel mengucur membasahi tangannya. Saat genangan merah mulai terbentuk di bak wastafel.

"Aku mohon bertahanlah." Ucap Aylin dengan airmata mengalir saat dirinya berusaha keras menghilangkan bekas darah Farzan dari kedua tangannya.

Dalam sudut hatinya, Aylin berharap ingatan tentang bagaimana darah Farzan terus mengucur dari lukanya akan terhapus seiring dengan hilangnya darah Farzan dari tangannya. Dengan bersihnya tangannya, Aylin sungguh berharap ingatan akan erangan kesakitan tertahan Farzan saat dipindahkan dari mobil ke ranjang dorong, dapat ikut meghilang dari benak Aylin.

Tapi harapan itu sia-sia. Aylin masih ingat jelas bagaimana Farzan beberapa kali terbatuk karena kesusahan menghirup udara saat pria itu menahan rasa sakit. Bagaimana wajahnya semakin lama semakin memucat. Dan mata semakin kehilangan fokus, seiring terus berjalannya waktu dan semakin banyak darah yang keluar dari tubuhnya.

Jadi bagaimana bisa Aylin tidak merasa takut? Bagaimana bisa Aylin menenangkan diri? Bagaimana Aylin menghentikan airmatanya jika Farzan kemungkinan besar akan meninggalkannya untuk selamanya? Bagaimana caranya mengusir rasa sedih ini?

"Aylin?" Suara Dhini terdengar saat bendungan airmata Aylin benar-benar hancur.

Aylin melihat Dhini mendekat diantara airmatanya yang jatuh. Sahabatnya itu langsung memeluknya. Kehangatan pelukan Dhini itu akhirnya berhasil membuat semua penghalang emosi Aylin runtuh. Airmata Aylin benar-benar tumpah semakin deras. Semua rasa takut, rasa sedih, rasa sakit dan rasa sesak mengalir bersama isak tangisnya.

"Semua ini gara-gara aku, Dhin." Aylin terisak dalam pelukan Dhini. "Aku memang dikutuk. Aku seharusnya tidak pernah mencintainya. Dia akan pergi, Dhin. Farzan kemungkinan... Dia..."

"Shheessss..." Meski mencoba menenangkan Aylin, tapi suara Dhini sendiri juga terdengar parau. "Percayalah kamu sama sekali tidak dikutuk. Dia akan tetap disampingmu. Jadi berhenti mempercayai hal konyol itu."

Sungguh Aylin ingin mempercayai setiap kata-kata Dhini. Aylin sudah berusaha keras untuk membuat dirinya sendiri mempercayai kata-kata itu, saat neneknya meninggal beberapa tahun yang lalu. Tapi bayangan dirinya tidak dapat melihat Farzan selamanya. Bayangan Farzan terbaring tak bernafas. Bayang itu membuat Aylin tidak mempunyai daya untuk mengusir pemikiran negatif tentang kutukan itu.

Ketakutan akan kehilangan Farzan mencengkeram hatinya. Kesedihan mengerogoti kekuatannya. Aylin sungguh tidak bisa melakukan hal lain selain membiarkan airmatanya jatuh. Sehingga tidak ada lagi tenaga yang tersisa bagi Aylin untuk melawan pemikirannya sendiri tentang kutukan yang menimpanya.

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang