Delapan : Ledakan Amarah

368 25 0
                                    

"Miss Aylin!" Seorang murid perempuan berambut panjang tergerai membuka pintu UKS dengan panik. "Ada yang sedang bertengkar di kelas kita."

Aylin langsung bangkit dari tempat duduknya. Sambil mengumpulkan ketanangan dalam dirinya, Aylin berjalan cepat kearah Rania- salah satu murid yang berada dibawah pengawasannya sebagai wali kelas.

Aylin pun segera menutup pintu UKS begitu dirinya dan Rania sudah berada diluar ruangan. "Siapa yang bertengkar?"

"Gan dan Randi." Jawab Rania. Bendahara kelas Aylin itu harus berlari kecil untuk mengikuti langkah cepat Aylin.

Sementara Aylin semakin mempercepat langkahnya begitu mendengar nama kedua anak itu. Entah mengapa Aylin langsung merasakan firasat buruk begitu Rania menyebut nama meraka. Beruntung letak kelas XI social satu tidak jauh dari UKS. Sehingga tidak butuh lama bagi Aylin untuk dapat sampai dan melihat kerumunan murid di depan kelasnya.

"Beri Miss Aylin jalan." Teriak Rania yang berada dibelakang Aylin.

Beberapa murid yang mendengar teriakan itu menoleh dan segera menarik temannya begitu melihat Aylin. Karena memang ekspresi di wajah Aylin tidak seperti biasanya. Anak-anak itu lebih terbiasa dengan wajah Aylin yang lembut dan penuh senyum. Tidak seperti sekarang. Meski ketenangan tidak meninggalkan Aylin. Tapi wajah Aylin terlihat datar dan dipenuhi ketegasan. Sehingga meskipun Aylin tidak mengucapkan sepatah kata pun murid-murid itu bergerak membuka jalan untuk Aylin masuk ke dalam kelas.

Hampir setengah bagian kelas berantakan. Beberapa bangku dan kursi terbalik dan terdorong dari tempatnya. Tapi bukan itu yang menyita perhatiaan Aylin. Begitu berada di dalam kelas, mata Aylin melebar dipenuhi keterkejutan dan kengerian saat melihat Gan berdiri sambil membawa gagang sapu yang telah patah. Sementara hanya kaki Randi yang terlihat membujur di lantai. Aylin tidak dapat melihat bagaimana keadaan Randi karena tertutup oleh tubuh Gan dan meja yang terbalik. Tapi Aylin yakin bahwa kondisi anak itu tidak akan terlihat baik.

"Gan! Randi! Hentikan apa yang sedang kalian lakukan sekarang." Aylin meninggikan suaranya dengan penuh ketegasan saat melihat Gan hendak mengangkat gagang sapu patah di tangannya.

Tapi Gan seakan tidak mendengar suara Aylin. Dengan mata coklat yang semakin menggelap Gan menatap tajam kearah tubuh Randi yang tergeletak. Kemudian dalam beberapa detik kemudian anak itu mencoba mengayunkan kembali sapu yang dipegangnya. Beruntung Aylin mampu dengan sigap menangkap lengan Gan tepat sebelum ayunan itu turun.

Namun bagaimana pun tenaga anak laki-laki berusia enam belas tahun yang sedang marah tidak dapat ditandingi oleh Aylin. Gan yang sedang terbakar amarah tidak berhenti berusaha mengayunkan kembali gagang sapu yang dipegangnya. Anak itu bahkan tanpa sadar mengibaskan gengaman kedua tangan Aylin di lengannya. Gerakan yang kuat itu membuat usaha Aylin untuk menahannya sia-sia. Aylin justru terpelanting hingga menabrak meja hingga jatuh terduduk.

"Gan Ajisaka Malara!" Tanpa memerdulikan darah yang mulai terlihat dari sudut mulutnya. Juga kepala yang berdenyut karena terantunk ujung meja. Aylin akhirnya berteriak dengan sekuat tenaga. "Berhenti sekarang juga!"

Berhasil. Teriakan itu akhirnya mampu menembus amarah Gan. Gangang sapu di tangannya terhenti tepat beberapa senti dari wajah Randi yang sudah bersimbah darah. Dengan perlahan Gan menoleh kearah Aylin. Seketika matanya melebar melihat Aylin yang sedang berusaha berdiri di antara meja yang terhempas. Ekspresinya berubah menjadi penuh kengerian saat melihat darah di sudut bibir gurunya itu.

Tanpa berpikir panjang Gan langsung melempar sapu yang dipegangnya. Dengan segera dia membantu Aylin berdiri. Meski Aylin hanya memandangnya dengan tatapan tajam penuh ketegasan dan determinasi. Gan bersyukur gurunya itu bisa berdiri tegap. Darah di sudut bibir Aylin saja sudah mampu membuat Gan merasa bersalah dan menyesali kebodohannya akibat rasa marah. Apalagi jika gurunya itu tidak mampu berdiri karenanya.

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang