Dua Puluh Satu: Paman VS Keponakan

281 22 1
                                    

Meski ingin rasanya Aylin membantah dan menjitak kepala Farzan. Tapi Aylin hanya bisa melotot pada Farzan tanpa bisa protes lebih lanjut. Karena nenek Arifin, tetangga sekaligus sahabat nenek Aylin itu terliha begitu bersemangat mengenalkan diri pada Farzan. Selain itu, Aylin juga sempat tertegun karena Farzan kini menunjukkan sisi hangatnya.

Berbeda dengan sikap arogan yang biasa ditunjukkan Farzan. Kali ini pria itu menjawab setiap pertanyaan nenek Arifin dengan sopan. Bahkan beberapa kali membuat nenek Arifin tersipu dengan perkataan manis dan pujiannya. Tapi wanita mana yang tidak tersipu saat mendapat perhatian penuh dari pria setampan Farzan? Tidak peduli berapa pun usia wanita itu.

Meskipun begitu, setelah menemukan kotak peninggalan neneknya itu. Keberadaan pria itu disekitarnya membuat Aylin secara instingtif menghindar. Aylin takut dengan pikiran liar yang mucul di otaknya. Tentang siapa Farzan. Tentang kemungkinan adanya ikatan antara dirinya dan Farzan.

Meski Aylin tidak percaya dengan reinkarnasi, karena Aylin percaya setiap manusia memiliki takdirnya sendiri untuk dijalani. Tapi kemungkinan bahwa nenek moyang mereka memiliki cerita sendiri dan saling terkait. Hal itu membuat seakan takdir sedang menjalankan cerita untuk Aylin dan Farzan kebetulan lahir dengan wajah yang sama. Atau adakah kemungkinan lain? Lalu bagaimana dengan keanehan yang dialami Aylin sejak bertemu Farzan?

"Maaf, apakah anda punya saudara kembar?" Tanya Aylin saat mereka dalam perjalanan menuju apartement nya. Seperti yang diinginkan Farzan, pria itu lah yang akhirnya memengang kemudi dan mengantarkan Aylin.

"Kamu kembali berbicara dengan formal. Kembali ke mode guru?" Farzan tersenyum sambil menggeleng. "Berhentilah. Dan tidak, aku tidak mempunyai saudara kembar."

Sesungguhnya Aylin ingin menjaga hubungan mereka tetap professional. Antara guru dengan wali murid nya. Antara penyewa dan pemilik apartement. Tidak lebih. Tapi rasanya pria ini tidak akan memberikan jawaban yang Aylin inginkan jika dirinya tetap keras kepala menggunakan bahasa formal.

"Apakah kamu sudah menikah?" Aylin mencoba mengganti dengan pertanyaan lain.

Tapi pertanyaan itu justru terdengar konyal sehingga Farzan pun tertawa rendah sambil menghentikan mobil dengan mulus saat lampu berubah merah. Dia adalah orang kedua yang mampu mengendarai mobil dengan halus baik dalam kecepatan tinggi ataupun rendah tanpa goncangan berarti. Tentu saja orang pertama adalah ayah Aylin. Ayah Aylin adalah pengendara mobil terbaik bagi Aylin. Dari beliaulah Aylin belajar mengemudi.

"Apakah kamu mulai tertarik padaku?" Farzan memandangi wajah Aylin dengan penuh ketertarikan. Jelas pria ini sedang dalam mood yang bagus.

Namun pandangan yang jahil yang diberikan Farzan. Serta kesalahapaham dari Farzan. Keduanya mampu membuat pipi Aylin terasa panas. Sehingga tanpa sadar dia berkata dengan sakarsme yang biasanya hanya ditujukan kepada orang-orang terdekatnya. "Maaf. Tapi aku hanya mencegah kesalahpahaman. Aku tidak ingin dicap sebagai pelakor. Karena akhir-akhir ini kita sering bertemu."

Pandangan Farzan kali ini tidak dapat diartikan Aylin. Pria itu hanya diam memandang Aylin selama beberapa saat hingga lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Farzan pun menghela nafas panjang sebelum mulai menjalankan mobil tua Aylin.

Awalnya Aylin mengira pria itu tidak akan menjawab pertanyaan Aylin itu. Tapi Farzan tiba-tiba berkata, "Aku belum pernah menikah karena gadis yang hampir ku nikahi meninggalkanku begitu saja."

Ups. Aylin tau dirinya sudah mengambil topik yang sensitive. Meskipun sebenarnya Aylin hanya ingin tau apakah pria itu memang memiliki istri dikarenakan mimpi yang dialami Aylin. Farzan versi Thor di mimpi Aylin terlihat begitu dekat dengan wanita yang memiliki wajah yang mirip dengan Aylin. Karena itulah Aylin berpikir bahwa mungkin saja wanita itu adalah istrinya. Tapi Aylin justru menjatuhkan boom di area yang tidak tepat.

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang