22 | Meet the CEO

1.2K 68 0
                                    

Sebuah ponsel berdering kencang memenuhi seisi ruangan yang sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah ponsel berdering kencang memenuhi seisi ruangan yang sunyi. Devian yang tengah sibuk menggarap pekerjaannya harus rela mengalihkan konsentrasinya pada ponselnya.

"Kenapa, Aaron? Aku sedang sibuk," ucap Devian begitu ia mengangkat teleponnya yang ternyata dari Aaron.

"Aku sudah di London. Kau benar-benar tidak mau menemaniku?" tanya Aaron.

"Pertama, aku sedang benar-benar sibuk hari ini dan itu karena kau yang memberikanku banyak tugas. Dan yang kedua, aku masih ingat kalau kemarin lusa kau menyuruhku untuk jangan menemuimu," timpal Devian yang membagi konsentrasinya dengan kertas-kertas yang tadi ia garap.

Aaron terkekeh di seberang dan Devian mendengarnya. "Well, sepertinya perusahaan berkembang dengan cepat," ucapnya. "Dan sepertinya aku punya ramalan untukmu," lanjutnya kemudian.

Devian menghentikan aktivitasnya sejenak dan berniat menyimak Aaron. "Ramalan apa?" tanyanya.

"Aku bisa pastikan kalau setelah ini kau akan mendapatkan sebuah tawaran kerja sama," ucap Aaron diseberang.

Devian terkekeh tak percaya. "Aku tahu kau memang ingin perusahaan ini sukses. Tapi maafkan aku yang tidak percaya pada ramalan. Apalagi itu darimu," timpal Devian.

"Ya sudah kalau kau tidak percaya. Tapi aku sudah mengatakannya. Jadi aku sudah lega," ucap Aaron. "Kalau begitu sampai jumpa lain waktu. Jangan histeris datang padaku saat kau benar-benar mendapatkan sebuah tawaran kerja sama setelah ini," lanjut Aaron lagi. Sementara itu, Devian hanya menanggapinya dengan gelengan tak percaya sekaligus geli sebelum ia menyudahi pembicaraannya dengan Aaron.

Devian hendak kembali berkutat dengan kertas-kertasnya tadi saat tiba-tiba saja pintunya diketok. Setelah Devian mengizinkan orang itu masuk, pintupun terbuka dan menunjukkan sekretaris Devian, Anne.

"Ada apa?" tanya Devian.

"Sir, aku mendapat telepon dari pihak Y Magazine yang meminta waktu Anda untuk bertemu secara langsung pagi ini," ucap Anne.

"Apa aku tidak ada jadwal lainnya hari ini?" tanya Devian.

"Tidak ada, Sir," timpal Anne.

"Oke, tak masalah. Sampaikan pada mereka untuk datang jam 9 nanti," ujar Devian. Setelah selesai, Anne pun undur diri untuk kembali ke tempatnya.

Setelah Anne keluar, Devian jadi terpikir oleh kata-kata Aaron tadi. "Tidak mungkin kalau perkataan Aaron tadi benar, kan?" tanya Devian pada dirinya sendiri. Cukup lama ia memikirkannya, tapi iapun memilih untuk kembali bekerja dan mencoba untuk tak mempedulikannya.

***

Ting tong. Suara bel pintu berbunyi membuat Yocelyn harus menghentikan acara sarapannya dan berjalan ke depan untuk membukakan pintu. Sebelumnya, dia melihat melalui interkom dahulu. Anehnya, dia tidak melihat siapa-siapa di sana.

First Love - Bachelor Love Story #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang